Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

AaGhunAvatar border
TS
AaGhun
Cintaku Patah di Tangan Ibunya
Sebut saja aku Nun.
Kusebut dia Mentari
Pertengahan 2010 Aku mengenal mentari, saat itu kami baru lulus dari SMA. bermula dari chatting facebook aku mengajak Mentari bertemu. Mendaftar bersama di sebuah universitas swasta di Kota Serang. Saat pertama bertemu, wajah lucunya yang seperti balita membuatku terkagum dengan pribadinya yang menggemaskan pula. Akhirnya, September 2010 aku menyatakan cintaku padanya di dalam sebuah angkutan kota. Tanpa disangka, dengan momen yang sangat tidak romantis itu cintaku diterima oleh Mentari.

Setahun berpacaran, orang tuanya bilang pada mentari, bahwa sebaiknya Mentari mencari pacar dari Suku Jawa pula, sama dengan keluarganya. saat itu cinta mentari belum goyah. Kami melanjutkan hubungan lewat jalur bawah tana, secara rahasia, terorganisir, dan aku terus mencari cara agar orang tua Mentari merestuiku yang bukan Orang Jawa. Ya, aku anak asli Banten. Sukuku adalah sunda, meski aku berbahasa Jawa, yang orang-orang bilang adalah Bahasa Jawa Serang/banten.

Lima tahun kami berpacaran, kami telah sama-sama lulus kuliah, meski aku telat 6 bulan hingga harus wisuda di tahun 2015, sedangkan Mentari menikmati wisudanya di tahun 2014 silam. Kami yang sama-sama sedang mencari kerja masih bisa diberi kesempatan bertemu oleh tuhan, bercanda dan tertawa bersama, memeluknya dengan penuh cinta. Tak berapa lama, rupanya aku mendapatkan pekerjaan. Aku dan Mentari semakin jarang bertemu. Mentari lebih sering di rumah, sedangkan saat aku ajak pergi, mentari tak pernah mau. Berkali-kali aku minta izin kepada mentari untuk datang ke rumahnya, tapi aku tak pernah diizinkan. Bahkan, selama 5 tahun kami berhubungan, aku hanya diizinkan ke rumahnya beberapa kali saja.

Suatu saat, Mentari meminta izin padaku untuk memberi pesta kejutan pada sahabatnya, namanya Esa, seorang bidan. Aku tak menaruh curiga, maka kuizinkan saja dia pergi. Pikirku, "Daripada Mentari terus di rumah, lebih baik dia main ke temannya". Bukan Esa yang terkejut, tapi aku. Setelah aku mendapat kabar dari Mentari bahwa dia pergi ke rumah Esa bersama seorang laki-laki yang dia akui adalah teman SMA-nya. Aku meradang. Tak pernah dia mengizinkan aku untuk kenal dengan teman-temannya, bahkan sekedar ikut kumpul dengan teman-temannya, kini dia membawa laki-laki di pesta ulang tahun pribadi bersama sahabatnya. Hatiku hancur.

Aku tak menghubunginya beberapa hari. Berharap Mentari paham bahwa aku cemburu. Namun, Mentari tak merasa kehilangan. Malah aku yang begitu kehilangan. Aku menghubungin mentari, "Enak ya nggak aku hubungi. Biar bisa bebas dengan cowok itu". mentari hanya membalas. "Aku Tahu kamu pasti marah-marah. Dia hanya teman SMA. Kita putus!".

Ya, aku dikalahkan oleh seorang laki-laki yang hanya teman SMA.

4 Maret 2015, Hari ulang tahun Mentari. Aku ngin sekali memberi hadiah berupa cokelat yang tidak mahal, karena aku hanya mampu membeli cokelat tersebut. Aku ingin memberinya secara langsung, tapi mentari tak menyambutku. Kutaruh Cokelatnya di pagar rumah. Kukirim pesan BBM, "mentari, aku kasih hadiah ulang tahun. Aku taruh di Pagar rumahmu karena kamu tak mau keluar menemuiku."

Beberama jam kemudian, Jam 9 Malam. Laki-laki itu datang ke rumah Mentari, besrama Esa. Memberikan sebuah pesta kejutan. Esa mengirimiku pesan BBM, memintaku datang saja ke pesta tersebut. Awalnya, aku menolak. Tapi akhirnya, aku datang juga tanpa persetujuan Mentari. Saat di gang masuk rumahnya, Aku melihat Mentari Berboncengan dengan laki-laki. Aku yakin, dia laki-laki yang menjadi sumber masalah saat ini. Kutegur Mentari, dia hanya menjawab, "Hey!".

Aku melanjutkan jalanku, menuju rumah Mentari.
Di rumah, Esa melihatku, Ibu Mentari juga. Tapi, aku tak dipersilakan masuk oleh ibunya. Ibunya langsung melengos ke dalam rumah. Esa menyuruhku masuk. Aku masuk saja.

Kutemui ibunya, aku memohon maaf jika selama ini aku memiliki kesalahan, aku menangis sambil mencium tangan Si Ibu. Beberapa lama, Mentari tiba setelah sebelumnya hujan. Mentari bilang. "Ngapain lo ke rumah gue?".

aku memohon pada mentari sampai bersujud. Mentari tetap ingin memutuskan hubungan. Aku pun tak lupa memohon pada ibunya. Ibunya bilang, "Maaf ya, Nun. Ibu ngak suka kamu."
"Tapi, Kenapa ibu tidak suka."
"Ibu maunya Mentasri dengan Orang Jawa juga".
Sebuah alasan yang sangat SARA menurutku.
Aku bersujud, memohon kepada Ibunya. Aku menangis menumpahkan segala permohonanku. Tapi, Si Ibu hanya bilang, "Kamu norak! Tidak usah seperti itu! Sekali tidak ya tidak!".
Ternyata, meski aku biasa sangar kepada orang lain, rupanya aku tak bisa menangan air mataku atas masalah ini. Aku pulang dengan perasaan hampa. Terusir dari dua tempat sekaligus. Terusir dari hati Mentari, juga dari dumahnya. Kukendarai motorku dengan sempoyongan. Mungkin dua tamu spesial mentari sedang menertawakanku saat ini. Merasa menang. Aku tumbang. Sampai aku berniat untuk meminum racun untuk mengakhiri hidup. Tapi, semua kukembalikan pada tuhan. Aku bersimpuh, mengadu pada-Nya, menangis sebisaku. Kumohonkan kepada Tuhan agar memenangkan hatiku dari rasa sakit yang teramat sangat ini.

Mentari.
Aku Mencintaimu
Aku mencintaimu dengan satu paket
Maka dari itu, kucintai keluargamu pula

Ibu Mentari.
Meski Aku bukan Orang Jawa
Tapi aku tak anti Jawa
Aku siap dijadikan Jawa

Ibu Mentari
Lihatlah zainuddin di novel gubahan Buya Hamka
Zainuddin begitu mencintai Hayati yang membuangnya hingga akhir hayat
Begitupun perasaanku, Bu.
Meski aku telah dibuang. Aku tetap mencintai Mentari, begitu juga Ibu dan Bapaknya.
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.6K
17
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan