Apa kabar agan/ aganwati? Semoga selalu dalam kondisi yang baik ya.
Kali ini saya mau bahas tentang kutukan pengetahuan atau bahasa kerennya curse of knowledge.
Spoiler for NoRepost:
Saya rasa saya terkena kutukan ini dan saya yakin banyak dari kalian yang terkena kutukan ini juga. Apa itu curse of knowledge? Check it out!!!
Spoiler for Isi:
Quote:
Pada tahun 1990, Elizabeth Newton, psikolog, melakukan eksperimen sederhana bagaimana ‘kutukan’ ini bekerja. Dia membagi ‘kelinci percobaannya’ menjadi dua kelompok. Satu kelompok menjadi tappersdan kelompok lain menjadi pendengar . Tappers diperintahkan memilih lagu dari 25 lagu yang umum, seperti Happy Birthday, Mary Had a Little Lamb, Twinkle Twinkle Little Star, dan lain sebagainya. Kemudian mereka mengetukkan tangan mereka ke meja sehingga membentuk irama lagu-lagu tersebut. Pendengar diminta untuk menebak lagu yang diketukkan tappers.
Spoiler for Ilustrasi 1:
Tappersmerasa yakin bahwa pendengar dapat menebak semua lagu yang mereka ketukkan. Bagaimana tidak, lagu-lagu yang digunakan adalah lagu yang sangat umum didengar, bahkan sejak mereka masih kesil. Tapi, kenyataannya pendengar hanya mampu menebak dengan benar sekitar 2,5% saja.
Kutukan pengetahuan itu membuat tappers percaya diri dan tidak memperhatikan bahwa pendengar kesulitan untuk menebak. Chip dan Dan Heath, dalam Made to Stick, menjelaskan: “Once we know something, we find it hard to imagine what it was like not to know it.” Sekalinya kita mengetahui sesuatu, maka akan sulit membayangkan bagaimana kita tidak mengetahui hal itu.
Spoiler for Ilustrasi 2:
Nah, seringkali kita merasa orang pasti paham dengan apa yang kita jelaskan, sekalinya orang tidak paham kita akan merasa kesal. Dan mungkin sering terlontar ucapan, “Kok begini saja tidak bisa? Ini kan mudah.” Bahkan mungkin, maaf, sampai berkata orang yang kita ajarkan itu bodoh.
Spoiler for Ilustrasi 3:
Sebagai contoh ada orang menanyakan alamat kepada polisi. Karena polisi sudah memiliki pengetahuan tentang alamat yang dimaksud, maka polisi dengan mudah membayangkan dan menjelaskan alamat tersebut. Tapi, orang yang bertanya tidak memiliki pengetahuan itu, jadi jika si polisi tidak menjelaskan dengan baik, orang yang bertanya tersebut pasti akan kebingungan karena pikirannya tidak sejalan dengan pikiran polisi.
Tanpa sadar, saat merasa kesal karena ketidakpahaman orang lain terhadap penjelasan kita, maka sebenarnya diri kita sedang ‘dikutuk’ oleh pengetahuan yang kita miliki.
Dalam artikel lain, "The Source of Bad Writing" yang ditulis Steven Pinker, ‘tulisan yang buruk’ juga termasuk ke dalam kutukan pengetahuan. Dimana penulis menganggap bahwa pembaca memahami apa yang ia tuliskan. Penulis seharusnya mendapatkan feedbackatau menanyakan tulisannya itu untuk meyakinkan bahwa pembaca dapat memahami maksud mereka.
Terus, bagaimana cara mengatasi kutukan ini? Pertama kita harus yakin dulu kalau kutukan itu ada. Steven Pinker, psikologis, mengatakan:
“anyone who wants to lift the curse of knowledge must first appreciate what a devilish curse it is. Like a drunk who is too impaired to realize that he is too impaired to drive, we do not notice the curse because the curse prevents us from noticing it.”
Siapapun yang ingin menghilangkan kutukan pengetahuan, pertama-tama harus menyadari apa itu kutukan pengetahuan. Seperti pemabuk yang tidak sadar bahwa dia tidak layak mengemudi, kita tidak sadar adanya kutukan itu karena kutukan itu mencegah kita untuk menyadarinya.
Spoiler for Pendapat Saya:
Quote:
Biar enak, saya jelasinnya pake bahasa yang gak baku ya gan...hehe.
Jujur saya juga masih sering kesal (walaupun cuma di dalam hati), ini orang kenapa gak ngerti-ngerti sih? . Atau sering mengatakan kalimat "masa gak tau?".
Tapi sering juga saat jadi pendengar kesal karena gak ngerti-ngerti dengan maksud si pembicara. Sering juga baca buku tapi gak ngerti-ngerti. Kadang jadi mikir ini saya yang bodoh atau pembicara sama penulisnya yang terlalu pinter?
Sekarang saya tahu mungkin saya udah kena kutukan pengetahuan dan mungkin juga dengan pembicara atau penulis tersebut. Saya rasa wajar ya banyak orang kena kutukan ini karena manusia itu punya ego. Yang gak wajar adalah ketika kita tidak sadar bahwa kita juga melakukan kesalahan. Dan lebih gak wajar lagi kalau kita sudah sadar tapi tidak berusaha memperbaikinya. Kita juga harus sadar kalau tidak ada orang yang bodoh karena tiap orang punya kelebihannya masing-masing.
Ada yang pernah bilang gini ke saya, “Kalau kamu tidak bisa menjelaskan suatu hal dengan bahasa yang mudah dimengerti, sebenarnya kamu belum paham.”
Buat yang udah tahu dan sadarkalau dirinya kena kutukan ini, ayo sama-sama memperbaiki diri. Bayangkan dan posisikan diri kita seperti saat kita belum mengetahui pengetahuan itu. Kalau tidak bisa, dan tidak akan bisa, satu hal yang dapat dilakukan adalah sabar. O iya, selain sabar juga harus ikhlas dalam membagi pengetahuan itu. Kalau bisa sih buat diri kita dan penjelasan kita berkesan di mata orang lain. Saya sendiri ngerasa saya lebih inget kata-kata dari orang yang ‘berkesan’ dalam hidup saya. Kadang sampe inget dia ngomongnya kapan dan dimana....haha.
Kalau kalian gak ngerti dengan tulisan saya, saya minta maaf ya gan, kayaknya tulisan saya masih jelek
Thanks yang udah sempetin waktunya buat baca ini trit . Kalau tidak keberatan boleh lah kasih komen, , atau ke saya. Tapi jangan di bisa gawat kalo kena kepala...hhe