Fakta tentang gempa Mentawai bukan untuk menakut-nakuti, tapi agar kita lebih waspada.
Guys, kalian pasti sudah tahu berita soal gempa besar yang terjadi di Mentawai, Sumatra Barat, Rabu 3 Maret 2016 malam. Nah, ternyata gempa Mentawai sudah pernah diprediksikan sebelumnya oleh para ilmuwan.

Dikutip dari voaindonesia.com, peneliti Geologi Kelautan dan Tsunami, dari Balai Pengkajian Dinamika Pantai, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Reno Arief Rachman yang pernah melakukan penelitian di Mentawai, mengatakan bahwa Mentawai bukan kepulauan, tapi dasar laut yang diangkat ke atas. Sehingga menimbulkan patahan-patahan yang dapat menyebabkan tsunami sewaktu-waktu.

Masih dikutip dari voaindonesia.com, dasar laut Mentawai bisa muncul ke permukaan karena adanya tumbukan lempeng-lempeng bumi. Lempeng itu akan terus bertumbukan hingga saat ini.

Daratan Mentawai mengalami kenaikan rata-rata satu meter. Pantai berpasir hilang dan berubah menjadi pantai berkarang

Kepala Pusat Studi Bencana UGM, Dr. Junun Sartohari, dikutip dari voaindonesia.com mengatakan bahwa Mentawai tidak seharusnya dihuni oleh manusia.

Dikutip dari valora.co.id, Mentawai menyimpan gempa berkekuatan 9 skala Richter (SR), yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Jadi, gempa pada Rabu 3 Maret 2016, bukan yang terbesar. Masih ada potensi gempa besar lain yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Dikutip dari kompas.com, berdasarkan rentetan sejarah, tsunami pernah menerjang Padang. Pada 1797, gempa sebesar 8,4 SR pernah terjadi di Padang. Lalu pada 1833, dengan kekuatan 9 SR. Selanjutnya pada 2010 dengan kekuatan 7,2 SR. Dan Rabu 3 Maret 2016 adalah gempa besar keempat.

Masih dikutip dari kompas.com, peneliti memperkirakan gempa besar yang hampir menyamai gempa pada tahun 1833 akan terjadi lagi pada 2033. Meski demikian, itu hanya dugaan, karena belum ada alat yang dapat memastikan kapan terjadinya gempa.

Dikutip dari cnnindonesia.com, bila gempa 9 SR terjadi di Mentawai, maka tsunami diperkirakan akan terjadi lima menit kemudian. Tsunami akan mencapai darat dalam rentang waktu 25 menit hingga 30 menit. Artinya hanya dibutuhkan 30 menit untuk menyelamatkan diri.

Dikutip dari tempo.co Pakar gempa LIPI Danny Hilman mengatakan patahan Mentawai melintang antara Pulau Siberut dan Pulau Sipora. Posisinya lebih dekat Pulau Siberut.