RahmiLatifahAvatar border
TS
RahmiLatifah
MEDIUM RARE [dibaca SYUKUR, gak dibaca YUK SILAHKAN TIDUR]
**3/3/16 Cerita fiksi semata, semoga tidak ada kesamaan di dunia nyata. Lokasi hanya bersetting pada tempat rekayasa dengan nama lokasi asli alamat tetap palsu. Setelah sekian lama tidak menulis akhirnya menulis karangan lagi. Selamat membaca yng mau baca ya!**


Menjadi pedagang online bukanlah pilihannya, ini semua karena keadaan yang membuatnya demikian. Dia yang duduk mulai meremas-remas sajiannya dan siap difoto memasuki galeri sebagai etalasenya di dunia maya. Daging dengan medium rare akan memberikan cita rasa juicy yang nikmat beradu didalam lidah penyicipnya. Wanita muda itu memanggil seorang fotografer khusus makanan, ia sudah membuat janji sekitar dua hari yang lalu dan jum’at sore akan mengambil gambar sekalian untuk endorse produk baru dari wanita muda itu. Rumah bertingkat di tepi sungai membuat siapapun yang berada di sana dapat melihat sungai yang mengalir walau tidak jernih karena lingkungan yang sudah tidak mendukung atau karena perbuatan yang tidak mendukung lingkungan.

Sayup-sayup angin menghembus bertiup diantara lubang-lubang ventilasi jendela. Hiasan lonceng angin berbunyi menambah riuh suara dapur. Wanita muda yang menampakan peluhnya dengan sapuannya melihat ke dalam oven dan berharap tidak overcooked. Tidak lama terdengar suara langkah dihadapan pintu rumah bertingkat itu. Wanita itu yakin bahwa yang ditunggu sudah datang, dan ia segera membersihkan dirinya.
Beberapa hari yang lalu sebenarnya hanya kemarin lusa, ada sebuah notifikasi di pesan telepon genggamnya. Seorang wanita muda yang baru berusaha bangkit dari keterpurukan kegagalan usahanya. Ia mengenal gadis muda itu yang pernah berjualan online di salah satu forum dan grup online yang mana ia sebagai admin dan anggotanya. Tidak terlalu tua menurut foto profilnya mungkin sekitar usia dua puluh tahun lebih karena dia tidak melihat informasi kelahiran yang berada di status wanita itu. Hanya beberapa status yang dapat dilihat secara publik karena dia belum berteman dengan wanita itu.
Quote:


Langkah kaki pria itu perlahan sekali, terdengar sedikit suara reot pada anakan tangga yang ia naiki. Rumah yang terlihat asri dengan tanaman hias yang menggantung di tiap sudutnya.
Quote:


Adhila dan Rifta saling bertukar cerita, termasuk cerita Adhila yang mulai memasuki dunia keterpurukannya setelah kegagalannya dalam usaha kue dan rotinya. Adhila dulu memiliki sebuah toko roti peninggalan ayahnya namun seiring perkembangan zaman dan kemudahan akses teknologi kini orang dengan mudah memesan makanan online tanpa memikirkan kualitas dengan modal kuota dan juga uang jasa delivery makanan pun dapat disajikan dihadapan. Untuk itu kini Adhila mencoba usaha barunya yaitu memasak steak via online.
Quote:

Melihat sekeliling, tujuan pandangan Rifta berhenti di dapur. Karena Adhila pandai dan memiliki keahlian di kue dan roti, ia melihat banyak sekali alat dan bahan pembuatnya. Beberapa perangkat dapur ia lihat dari sudut matanya yang masih mengarah ke sana. Rifta bangkit dari kursinya setelah meminum lemon tea buatan Adhila yang telah siap di atas meja.
Quote:



Selang beberapa jam kemudian dari akun instagram Rifta muncul berbagai gambar steak yang Nampak nikmat dengan sentuhan masakan level kematangan medium rare. Membuat semua orang ingin menyicipinya. Akun itupun juga ikut menandai akun daripada Adhila. Beberapa pesanan online mulai berdatangan. Beberapa pesanan mulai dikirimkan pada hari itu hingga minggu-minggu berikutnya, sejak saat itu tidak tampak aktivitas dari akun Rifta ataupun ponselnya. Hal ini membuat gundah hati Aiko, kekasih Rifta dan temannya Juna. Mereka mulai menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi, setelah menghubungi kedua orang tua Rifta di Balikpapan dan hasil nihil mereka dapati bahwa Rifta tidak sempat ke Balikpapan.
Quote:

Terakhir kali aku bertemu Rifta di Wifi Corner. Wajahnya nampak berseri dengan tas ranselnya. Ia bercerita kepadaku bahwa ia akan mengambil gambar untuk klien baru.
Quote:

Tapi setelah beberapa hari Aiko menghubungiku dan mengatakan bahwa Rifta tidak pernah memberi kabar padanya. Ia menjadi sedikit putus asa.
Quote:

Hari ini, kami mendatangi tempat yang dituju. Aroma rempah menyelimuti rumah bertingkat di tepi sungai itu. Rumah kayu sederhana yang Nampak terlihat tua dan jejak kaki yang terlangkahkan membunyikan reot kayu hingga terdengar.
Quote:

Seorang lelaki muda menemui mereka yang mengenakan celemek bercorak bunga-bunga melati. Dia mempersilahkan aku dan Aiko duduk. Tanpa basa basi kami langsung menanyainya.
Quote:



Kami pun menyicipi steak itu dan jelas saja rasanya nikmat dan lembut dengan perpaduan rempah aromanya menyerbak ke setiap sudut ruang dan tingkat kematangan medium rare membuat setiap gigitan daging yang masuk ke dalam mulut lumer dengan sendirinya sensasi juicy dapat terasa dalam balutan rempah diantara serat dagingnya. Karena hanya tester kami hanya dapat sedikit saja. Pantas saja mulai menjadi makanan yang hits di forum online kota.
Quote:

Kami pun berpamitan dan pergi. Aku mengantar Aiko yang sudah tidak terlalu sedih lagi, besok kami akan melapor ke polisi tentang orang hilang. Sampai di rumah aku membuka forum online dan ku lihat berbagai testimony tentang makanan yang lagi hits termasuk steak. Akupun tidak yakin mana mungkin Rifta pergi bersama Adhila yang notabenenya adalah kliennya yang baru dikenalnya beberapa hari. Pagi pun tiba, malam tadi aku tidak karuan tidur memikirkan Rifta.
Quote:


Setelah mengobati ibuku, aku teringat perkataan Heri dan mulai terniang di kepalaku.
Quote:

Perutku tiba-tiba mual, entah aku yang terlalu berimajinasi atau aku mulai gila menduga mungkinkah dengan pisau roti, Rifta menjadi bagian kelezatan dari makanan yang ku santap kemarin. Cepat-cepat aku mendatangi Aiko dan langsung menuju ke kantor polisi dan membuat laporan.

Aku dan Aiko menanti harap-harap cemas apa yang terjadi kepada Rifta. Pihak kepolisian masih menangani kasus hilangnya Adhila dan Rifta. Beberapa waktu bersama Aiko, membuatku memperhatikannya lebih dari seorang teman bagaikan adik atau mungkin ah tidak aku tidak boleh begitu terhadap Aiko dan Rifta. Kami memang menghabiskan waktu bersama tapi dia telah menjadi milik Rifta dan yang aku tahu Rifta akan menikahi Aiko.

****
Pagi buta menjelang, pihak kepolisian ramai berkumpul berdampingan dengan tim rescue serta warga sekitar. Telah ditemukan sesosok mayat wanita di perairan sungai Mahakam di daerah teluk. Mayatnya mengapung menggunakan jaket. Diduga kuat mayat tersebut adalah seseorang yang terjatuh karena mabuk atau memang sengaja menenggelamkan dirinya.
Ponselku berbunyi ternyata adalah pesan grup yang membuatku terkejut. Teman-teman mulai berbagi kabar duka tidak ku sangka ternyata temanku tewas pagi ini. Dengan menggunakan sepeda motor aku meluncur ke rumah duka. Suara isak tangis terdengar, orang tuanya menjerit-jerit. Polisi menduga kematiannya karena dia stress dan mabuk akhirnya tercebur ke dalam sungai. Hatiku terasa teriris melihat jenazahnya.
Quote:



Aku sebenarnya bertemu dengan Aiko sebelum kematiannya. Tapi aku tidak menyangka itu adalah pertemuan terakhirnya. Aku melihat dunia seakan runtuh, teman-temanku mulai menghilang. Aku sebenarnya mencintai Aiko sebelum ia dengan Rifta tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka saling memiliki satu sama lainnya.

***

Sebulan yang lalu,
Rifta datang untuk menyelesaikan job-­nya dan bertemu dengan Adhila. Adhila mempersilahkan Rifta untuk meminum lemon tea yang sudah tersedia diatas meja.
Quote:

Mereka berdua saling bertatap wajah dan memandang mata satu sama lainnya. Pegawai Adhila telah memasukan obat tidur pada lemon tea milik Rifta. Adhila mulai memeluk Rifta, entah mengapa Rifta tidak risih karena dia juga sudah memerhatikan Adhila dari dunia maya. Beberapa kecupan ringan saling berbalas mungkin terasa sedikit juicy hingga Rifta mulai kehilangan keseimbangannya. Untuk membuka mata saja berat bagi Rifta, sehingga ia terjatuh ke dalam pelukan Adhila. Heri mengerti tugasnya dia mulai mengawasi sekitaran rumah bertingkat tersebut. Karena sakit yang dialaminya Rifta dirawat oleh Adhila.
Quote:

sebelum bertemu Rifta, Adhila sangat tertekan dengan hutang usaha ayahnya. Menjamurnya bisnis online dan toko roti lain membuatnya semakin kehilangan pundi-pundi uang. Bisnis yang bangkrut dan meninggalkan banyak hutang membuat Adhila resah dan gelisah. Hanya Heri yang ada disampingnya untuk saat ini. Hingga ia bertemu teman lamanya yang memberikan secercah harapan dalam kehidupannya di taman kota dan rencananya teman lamanya ini akan memberikan bantuan.
Quote:



TERIMAKASIH YANG SUDAH MAMPIR KE THREAD ANE YA!
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.2K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan