lihatlah kucing itu, kucing secara umum, mereka kucing itu tidak punya pekerjaan yang menjadikan dia mendapatkan gaji, dia tak punya kartu ATM, uang simpanan di bank, atau dompet di sakunya, bahkan sepotong pindang atau ikan asin dia juga tak menyimpan, tapi pernahkah kamu lihat kucing itu setres, ngrokok kebal kebul di pojokan mikir nanti makan apa? atau dia mumet karena di kejar tukang tagih utang, kucing itu santai saja, karena tidak pernah ngutan sana sini, dia kemana saja santai, juga mau tidur enteng saja, dia tak pernah berpikir bagaimana mencari rizqi, dia lebih suka ngeang ngeong, dan dia tidak mau mengganti dengan kata kata lain, karena jika dia mengganti kata ngeong dengan kata embek, maka jika dekat orang dia bisa di beri makan rumput, karena bertahan dengan kata ngeong itu, kucing mendapatkan rizqinya, dia istiqomah dzikir ngeong....karena makannya itu dari rizqi yang halal, kucing itu jadi jarang sakit, kamu gak pernah lihat kan kucing bengek, atau sakit panas, atau sakit komplikasi, atau kucing sedang di operasi oleh kucing lain, karena gagal ginjal, kencing batu, kencing manis, atau tumor, usus buntu dll..... kucing dalam tingkatan tajrid, tawakal hanya kepada Allah, dan Allah yang menanggung rizqinya, dan manusia itu masih di bawahnya kucing levelnya, karena manusia masih berkutat dengan mencari sebab yanh mendatangkan sebab lain, namanya tingkatan asbab, bergantung pada berbagai sebab...sebab kerja menyebabkan dapat gaji.
semoga kita bisa belajar dari seekor kucing, agar kita tak mudah mengeluh dan berputus asa.