Kaskus

Female

dokteranakAvatar border
TS
dokteranak
Kenapa bayi kuning saat lahir?
Bayi kuning saat lahir yang dalam istilah medis dikenal dengan ikterus neonatorum atau jaundice adalah sebuah kondisi dimana kulit bayi yang kemerahan menjadi kuning, biasanya terjadi pada minggu pertama setelah bayi lahir (muncul 2-3 hari setelah bayi lahir) dan berlangsung 7-10 hari, kecuali pada bayi yang lahir prematur, biasanya berlangsung lebih lama.
Sebagian besar bayi yang lahir mengalami jaundice, dengan tingkatan yang berbeda-beda, beberapa bayi bisa mengalami jaundice lebih berat dibandingkan bayi lainnya. Jaundice pada umumnya tidak berbahaya dan merupakan hal yang fisiologis (normal), dalam banyak kasus, jaundice dapat hilang sendiri atau terkadang hanya dengan pengobatan ringan tanpa meninggalkan efek sakit, namun karena toksisitas bilirubin berpotensi merusak sel saraf, maka pemantauan terhadap jaundice perlu dilakukan.

Mengapa bayi mengalami kuning pada minggu pertama kehidupan?
Kuning pada minggu pertama kehidupan bayi dapat terjadi akibat meningkatnya produksi bilirubin (salah satu sisa pemecahan sel darah merah) akibat proses turn over sel darah merah yang cepat dan pendeknya usia sel darah merah. Disamping itu, bayi kuning juga terjadi akibat menurunnya ekskresi (proses pembuangan) bilirubin akibat belum sempurnanya fungsi liver pada bayi sehingga terjadi penumpukan bilirubin di kulit. Kelebihan kadar bilirubin inilah yang menyebabkan kulit bayi, dan terkadang mata, menguning. Ekskresi bilirubin mengalami perbaikan setelah usia bayi 1 minggu.

Kapan ikterus dikatakan fisiologis dan non-fisiologis ?
Pada bayi cukup bulan dengan ikterus fisiologis (normal), kuning terjadi setelah 24 jam, memuncak pada usia 3-5 hari dan menurun setelah 7 hari. Pada bayi prematur, kuning terjadi lebih awal, mencapai puncak lebih lambat, memerlukan waktu lebih lama untuk hilang (sampai dengan 2 minggu).
Ikterus dikatakan non-fisiologis (tidak normal) apabila terjadi sebelum usia 24 jam, kenaikan bilirubin >0.5 mg/dL/jam, bertahan lebih dari 8 hari pada bayi cukup bulan dan lebih dari 14 hari pada bayi prematur, serta terdapat tanda penyakit lain seperti bayi tidak mau menyusu, gelisah, dan tidak aktif.

Mengapa beberapa bayi lebih rentan terjadi kuning dari yang lain?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi lebih rentan mengalami kuning pada minggu pertama kehidupannya, antara lain :
• Kelahiran prematur
Pada bayi yang lahir prematur fungsi liver bayi belum berkembang secara sempurna, sehingga tidak dapat dengan cepat menghilangkan bilirubin dari aliran darah, berbeda halnya dengan bayi yang lahir cukup bulan. Bayi prematur hampir selalu membutuhkan pengobatan untuk jaundice.
• Golongan darah ibu berbeda dengan bayi
Jika golongan darah ibu berbeda dengan bayi, antibodi dari ibu dapat menyerang sel-sel darah merah bayi dan menyebabkan sel-sel darah rusak lebih cepat sehingga kadar bilirubin meningkat dalam darah bayi.
• Jika bayi terlambat memulai menyusu
Jika bayi terlambat memulai menyusu maka fungsi liver membutuhkan waktu lebih lama untuk mulai bekerja karena dengan adanya pemberian ASI yang akan dicerna melalui sistem pencernaan bayi merupakan salah satu cara agar liver bayi segera bekerja.
• Jika bayi mengalami sakit, seperti infeksi, saluran empedu yang abnormal atau penyakit metabolik sehingga terjadi gangguan pada tubuhnya yang akan mengurangi kemampuannya untuk beradaptasi pada saat dilahirkan.
• Menyusu ASI
Dalam beberapa kasus ditemukan bayi yang menyusu ASI dapat mengalami bayi kuning. Jumlah asupan ASI yang cukup, sesuai kebutuhan bayi, biasanya akan mengurangi risiko ini. Bayi yang menyusu ASI eksklusif dapat mengalami kuning yang berlangsung selama tiga bulan. Namun perlu diingat bahwa ASI tidak berbahaya bagi bayi, ibu dapat terus menyusui bayinya, kecuali apabila ada saran dokter untuk menghentikan sementara pemberian ASI.
• Dalam beberapa kasus, kemungkinan jaundice terjadi lebih besar pada bayi yang kehilangan banyak berat badan sesaat setelah melahirkan, bayi yang memiliki ibu diabetes, dan pada bayi yang lahir melalui proses induksi.
• Faktor keturunan
Beberapa bayi kekurangan dehidrogenase glukosa-6-fosfat (G6PD) yang menjadi salah satu sebab timbulnya kuning. G6PD adalah enzim dalam tubuh yang membantu sel-sel darah merah berfungsi dengan normal.

Bagimana gejala dan cara mengetahui bayi kuning ?

Bayi kuning dapat terlihat dengan cara meletakkan bayi di bawah sinar yang terang, kemudian tekan jari anda secara lembut pada kulit bayi, bisa di kulit bagian hidung, dahi, ataupun dada. Ketika jari dilepaskan, kuning di kulit bayi menjadi jelas. Pada bayi berkulit hitam dan berkulit sawo matang, menguning mungkin hanya terlihat di telapak tangan dan telapak kaki.

Bagimana gejala dan cara mengetahui bayi kuning?

Biasanya jaundice sering muncul di wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh bayi, termasuk bagian putih mata. Kuning pada bayi dapat terlihat dengan cara meletakkan bayi di bawah sinar yang terang, kemudian tekan jari anda secara lembut pada kulit bayi, bisa di kulit bagian hidung, dahi, ataupun dada. Ketika jari dilepaskan, kuning di kulit bayi menjadi jelas. Pada bayi berkulit hitam dan berkulit sawo matang, menguning mungkin hanya terlihat di telapak tangan dan telapak kaki.

Apakah bisa mencegah kuning pada bayi ?

Dalam banyak kasus, kuning pada bayi tidak dapat dicegah. Asupan ASI yang cukup akan menjaga bayi terhidrasi dengan baik dan mengurangi resiko kuning. Beberapa dokter menyarankan untuk memberikan ASI di jam pertama setelah lahir agar liver bayi segera bekerja sehingga dapat mengurangi kadar bilirubin dalam darah bayi.

Bagaimana penanganan atau treatment bayi kuning?

Penanganan atau treatment pada bayi kuning dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai beikut :
•Treatment fototerapi (terapi cahaya). Fototerapi adalah suatu treatment dimana bayi diletakkan dibawah sinar lampu khusus. Treatment ini dapat dilakukan dirumah maupun di rumah sakit. Treatment ini dilakukan jika tingkat bilirubin bayi tinggi. Selama proses fototerapi, mata bayi ditutup untuk kenyamanannya walaupun cahaya lampu tersebut tidak berbahaya untuk mata bayi. Selain itu, bayi ketika mengalami treatment fototerapi perlu tidur, dan bayi akan tidur lebih baik jika matanya ditutup. Pada saat fototerapi maka semua pakain bayi harus dilepas karena efek fototerapi tidak dapat bekerja pada kulit yang tertutup pakaian atau popok.
•Menyusui bayi sesering mungkin adalah bagian penting dari treatment jaundice. Susu akan melalui sistem pencernaan bayi dan akan membuat liver bayi bekerja. Jadi, bayi harus diambil dari bawah lampu fototerapi untuk disusui setidaknya setiap tiga jam.

Apakah menjemur bayi dibawah sinar matahari dapat membantu mengurangi kuning?

Iya. Sinar matahari alami mengandung semua panjang gelombang cahaya, sehingga memiliki banyak panjang gelombang biru yang dapat mengubah molekul bilirubin ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dikeluarkan. Namun perlu diingat, menjemur bayi dibawah sinar matahari bukan dengan cara diletakkan di halaman atau ruang terbuka yang terkena langsung paparan sinar matahari. Justru cara ini tidak dianjurkan karena sinar matahari mengandung sinar berbahaya yang dapat merusak kulit halus bayi. Efek yang mungkin didapat oleh bayi adalah over-heated sehingga bayi dapat mengalami demam.

Lalu bagaimana cara menjemur bayi dibawah sinar matahari yang benar?

Bayi diletakkan didalam ruangan tertutup dan memiliki jendela kaca yang terkena sinar matahari sehingga sinar matahari tersebut masuk melalui kaca jendela, bukan paparan sinar matahari lansung. Kaca jendela dapat menyaring sinar UV yang dapat menyebabkan kulit bayi terbakar. Lakukan hal tersebut dua atau tiga kali sehari, lima belas sampai dua puluh menit, dan lepas seluruh pakaian bayi seperti pada treatment fototerapi serta balikkan tubuh bayi setelah beberapa menit agar tubuh bayi secara merata terkena paparan sinar matahari. Sinar matahari dapat membantu menguraikan bilirubin di kulit sehingga dapat diekskresikan dalam urin bayi.

Apakah bahaya jika bayi kuning tidak segera ditangani?

Dalam kasus yang sangat parah, ketika tingkat bilirubin sangat tinggi, bilirubin dapat berkumpul di otak. Jika tidak diobati, ini dapat menyebabkan kondisi yang sangat langka yang disebut kernikterus, yang dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada otak. Oleh karena itu kuning pada bayi harus tetap dipantau dan harus dipastikan apakah kuning tersebut fisiologis atau non-fisiologis.

Kesimpulan

Kuning pada bayi biasanya merupakan hal yang fisiologis, yang bersifat sementara, tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendiri ketika bayi berumur 7 hari. Apabila bayi mengalami kuning, maka konsultasikan ke dokter anak untuk mengetahui apakah fisiologis atau non-fisiologis. Dokter biasanya akan memeriksa sampel darah bayi untuk melihat tingkat bilirubin dalam darah bayi sehingga dapat diambil tindakan yang tepat dan mencegah hal-hal yang tidak diharapkan.

http://dokterspesialisanak.info
0
3.2K
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan