- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Seskab Sindir Pejabat yang Minta Dilayani Berlebihan


TS
beppe.adelmar
Seskab Sindir Pejabat yang Minta Dilayani Berlebihan
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyindir masih adanya pejabat yang minta mendapat fasilitas layanan berlebihan. Menurut Pramono, pejabat tidak semestinya begitu.
"Hari gini koq masih ada pejabat yg minta dilayani berlebihan, sudah ngga jamannya. Kalau terlambat ya ditinggal saja #Garudaku," kata Pramono, dalam akun twitter pribadinya, Kamis (25/2/2016).
Saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis siang, Pramono tidak memberi penjelasan tegas mengenai pejabat yang dimaksudnya.
Ia juga tidak menjawab ketika dikonfirmasi bahwa pernyataannya di Twitter itu ditujukan kepada Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.
"Itu bersifat umum," ucapnya singkat.
Protes ditinggal pesawat
Melalui pernyataan tertulis kepada media, Marwan mengungkapkan kekesalannya kepada maskapai Garuda Indonesia. Marwan menyatakan kinerja maskapai Garuda Indonesia masih bobrok dan jauh dari memuaskan.
Salah satu yang dia keluhkan adalah masih terjadi delay. Bahkan Marwan mengaku kerap mengalami kejadian yang tidak mengenakkan itu.
"Evaluasi Garuda! Proteksi negara terhadap Garuda ini sudah luar biasa besar, namun kok kinerjanya minta ampun jelek," ujar Menteri Marwan.
Juru Bicara Garuda Indonesia Benny S. Butarbutar menceritakan, seharusnya rombongan VIP Menteri Desa Marwan Jafar terbang menggunakan penerbangan GA 204 Cengkareng-Yogyakarta pukul 08.05 WIB. Hingga panggilan terakhir pukul 08.00, rombongan VIP tersebut belum diketahui posisinya.
(Baca: Garuda Indonesia: Siapa Pun yang Telat, Mau Menteri Sekali Pun, Kami Tinggal)
"Padahal penumpang yang lain sudah berada di dalam pesawat sehingga pesawat harus sudah berangkat," ujarnya dalam keterangan resmi.
Selanjutnya, penerbangan GA 204 diberangkatkan sesuai jadwal, yakni pukul 08.05 WIB. Saat itu baru diketahui penumpang VIP tersebut baru tiba di Terminal VIP Room Terminal 1.
Untuk mengakomodir penumpang VIP tersebut, Garuda mengalihkan Menteri Marwan pada penerbangan selanjutnya yakni GA 206, yang berangkat pukul 10.05 WIB. Pada saat persiapan, pesawat GA 206 dengan registrasi PK-GEH ditemukan gangguan teknis.
Karena perbaikan cukup lama, diputuskan untuk melakukan pergantian dengan pesawat beregistrasi PK-GFO.
(Baca: Gara-gara "Delay", Menteri Desa Kesal dengan Garuda)
"Proses pergantian pesawat memerlukan waktu untuk memindahkan penumpang, bagasi, kargo, catering serta kebutuhan lainnya, sehingga pesawat mengalami delay sekitar 1 jam dan pesawat akhirnya baru dapat berangkat pkl. 11.05 WIB," jelas Benny.
Atas kejadian tersebut, Garuda Indonesia menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya karena terjadi gangguan teknis. "
Disampaikan juga bahwa Garuda Indonesia senantiasa menjalankan "delay management" sebagaimana diatur oleh Peraturan Menteri Perhubungan," ungkap Benny.
http://nasional.kompas.com/read/2016...nan.Berlebihan
"Hari gini koq masih ada pejabat yg minta dilayani berlebihan, sudah ngga jamannya. Kalau terlambat ya ditinggal saja #Garudaku," kata Pramono, dalam akun twitter pribadinya, Kamis (25/2/2016).
Saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis siang, Pramono tidak memberi penjelasan tegas mengenai pejabat yang dimaksudnya.
Ia juga tidak menjawab ketika dikonfirmasi bahwa pernyataannya di Twitter itu ditujukan kepada Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.
"Itu bersifat umum," ucapnya singkat.
Protes ditinggal pesawat
Melalui pernyataan tertulis kepada media, Marwan mengungkapkan kekesalannya kepada maskapai Garuda Indonesia. Marwan menyatakan kinerja maskapai Garuda Indonesia masih bobrok dan jauh dari memuaskan.
Salah satu yang dia keluhkan adalah masih terjadi delay. Bahkan Marwan mengaku kerap mengalami kejadian yang tidak mengenakkan itu.
"Evaluasi Garuda! Proteksi negara terhadap Garuda ini sudah luar biasa besar, namun kok kinerjanya minta ampun jelek," ujar Menteri Marwan.
Juru Bicara Garuda Indonesia Benny S. Butarbutar menceritakan, seharusnya rombongan VIP Menteri Desa Marwan Jafar terbang menggunakan penerbangan GA 204 Cengkareng-Yogyakarta pukul 08.05 WIB. Hingga panggilan terakhir pukul 08.00, rombongan VIP tersebut belum diketahui posisinya.
(Baca: Garuda Indonesia: Siapa Pun yang Telat, Mau Menteri Sekali Pun, Kami Tinggal)
"Padahal penumpang yang lain sudah berada di dalam pesawat sehingga pesawat harus sudah berangkat," ujarnya dalam keterangan resmi.
Selanjutnya, penerbangan GA 204 diberangkatkan sesuai jadwal, yakni pukul 08.05 WIB. Saat itu baru diketahui penumpang VIP tersebut baru tiba di Terminal VIP Room Terminal 1.
Untuk mengakomodir penumpang VIP tersebut, Garuda mengalihkan Menteri Marwan pada penerbangan selanjutnya yakni GA 206, yang berangkat pukul 10.05 WIB. Pada saat persiapan, pesawat GA 206 dengan registrasi PK-GEH ditemukan gangguan teknis.
Karena perbaikan cukup lama, diputuskan untuk melakukan pergantian dengan pesawat beregistrasi PK-GFO.
(Baca: Gara-gara "Delay", Menteri Desa Kesal dengan Garuda)
"Proses pergantian pesawat memerlukan waktu untuk memindahkan penumpang, bagasi, kargo, catering serta kebutuhan lainnya, sehingga pesawat mengalami delay sekitar 1 jam dan pesawat akhirnya baru dapat berangkat pkl. 11.05 WIB," jelas Benny.
Atas kejadian tersebut, Garuda Indonesia menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya karena terjadi gangguan teknis. "
Disampaikan juga bahwa Garuda Indonesia senantiasa menjalankan "delay management" sebagaimana diatur oleh Peraturan Menteri Perhubungan," ungkap Benny.
http://nasional.kompas.com/read/2016...nan.Berlebihan
galak seskab nya nih..

0
1.9K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan