- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Duit Ditilep Biro Perjalanan, Ratusan Mahasiswa Polines Gagal KKL ke Bandung


TS
parkbench
Duit Ditilep Biro Perjalanan, Ratusan Mahasiswa Polines Gagal KKL ke Bandung
Duit Ditilep Biro Perjalanan, Ratusan Mahasiswa Polines Gagal KKL ke Bandung
9 Februari 2016

Perwakilan mahasiswa D3 Akuntansi dan Perbankan Polines saat memberikan keterangan di SPKT Polrestabes Semarang. Foto: metrosemarang.com
METROSEMARANG.COM – Pemilik biro perjalanan Mega Dewata Tour, Nur Alijad Ahmadi dilaporkan ke Mapolrestabes Semarang atas dugaan penyelewengan dana Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dan Perbankan angkatan 2014 Politeknik Negeri Semarang (Polines) sebesar Rp 228 juta. Akibat ulah terlapor, ratusan mahasiswa harus mengakhiri KKL lebih cepat dan sempat telantar di Jakarta.
Enis Dwi Rizki, ketua panita KKL menuturkan, rombongan mereka yang terdiri dari 203 mahasiswa dan 9 dosen pendamping berangkat dari Semarang pada Senin (1/2). Rencananya, mereka akan melaksanakan KKL di Jakarta dan Bandung selama 5 hari.
“Kami berangkat menggunakan 9 bus. Ternyata, uang akomodasi belum dibayarkan ke pihak hotel. Begitu juga katering dan beberapa keperluan lain yang sudah menjadi kesepakatan,” kata dia, Selasa (9/2).
Ratusan mahasiswa ini juga terpaksa membatalkan kunjungan ke Bandung, seperti rencana semula. Bahkan, mereka sempat telantar selama di Jakarta dan terancam akan dikeluarkan dari hotel tempat menginap.
“Pas di Jakarta, pihak hotel memberitahu kami kalau pembayaran baru uang muka. Mereka juga minta segera dilunasi malam itu juga atau kami harus keluar hotel,” tutur mahasiswi semester IV ini.
Menurut Enis, pemandu tour yang bernama Sariyanto juga mendadak mengundurkan diri, dengan alasan belum mendapat uang akomodasi dari pengelola. Pembayaran hotel akhirnya dilunasi oleh dosen pendamping sebesar Rp 24 juta. “Hotel sudah dibayar, tapi ternyata katering belum dibayar,” bebernya.
Enis pun sempat menghubungi Alijad, yang juga berstatus staf di Polines. Tapi, dia mendapat jawaban yang kurang memuaskan. “Setelah itu, saya coba hubungi lagi handphonenya sudah tidak aktif,” imbuhnya.
Sesampai di Semarang, mereka sempat mendatangi kantor biro perjalanan tersebut di Penggaron. Namun, Alijad tidak ada di tempat. Lantaran tidak ada itikad baik dari pengelola Mega Dewata Tour, mereka melapor ke SPKT Polrestabes Semarang, sebelum akhirnya diarahkan untuk membuat laporan ke Polsek Tembalang. (MS-02)
sumur
waktu milih biro nggak pakai tender ya, kok pemilik biro yang nilep duit staf di kampus yang bersangkutan
9 Februari 2016

Perwakilan mahasiswa D3 Akuntansi dan Perbankan Polines saat memberikan keterangan di SPKT Polrestabes Semarang. Foto: metrosemarang.com
METROSEMARANG.COM – Pemilik biro perjalanan Mega Dewata Tour, Nur Alijad Ahmadi dilaporkan ke Mapolrestabes Semarang atas dugaan penyelewengan dana Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dan Perbankan angkatan 2014 Politeknik Negeri Semarang (Polines) sebesar Rp 228 juta. Akibat ulah terlapor, ratusan mahasiswa harus mengakhiri KKL lebih cepat dan sempat telantar di Jakarta.
Enis Dwi Rizki, ketua panita KKL menuturkan, rombongan mereka yang terdiri dari 203 mahasiswa dan 9 dosen pendamping berangkat dari Semarang pada Senin (1/2). Rencananya, mereka akan melaksanakan KKL di Jakarta dan Bandung selama 5 hari.
“Kami berangkat menggunakan 9 bus. Ternyata, uang akomodasi belum dibayarkan ke pihak hotel. Begitu juga katering dan beberapa keperluan lain yang sudah menjadi kesepakatan,” kata dia, Selasa (9/2).
Ratusan mahasiswa ini juga terpaksa membatalkan kunjungan ke Bandung, seperti rencana semula. Bahkan, mereka sempat telantar selama di Jakarta dan terancam akan dikeluarkan dari hotel tempat menginap.
“Pas di Jakarta, pihak hotel memberitahu kami kalau pembayaran baru uang muka. Mereka juga minta segera dilunasi malam itu juga atau kami harus keluar hotel,” tutur mahasiswi semester IV ini.
Menurut Enis, pemandu tour yang bernama Sariyanto juga mendadak mengundurkan diri, dengan alasan belum mendapat uang akomodasi dari pengelola. Pembayaran hotel akhirnya dilunasi oleh dosen pendamping sebesar Rp 24 juta. “Hotel sudah dibayar, tapi ternyata katering belum dibayar,” bebernya.
Enis pun sempat menghubungi Alijad, yang juga berstatus staf di Polines. Tapi, dia mendapat jawaban yang kurang memuaskan. “Setelah itu, saya coba hubungi lagi handphonenya sudah tidak aktif,” imbuhnya.
Sesampai di Semarang, mereka sempat mendatangi kantor biro perjalanan tersebut di Penggaron. Namun, Alijad tidak ada di tempat. Lantaran tidak ada itikad baik dari pengelola Mega Dewata Tour, mereka melapor ke SPKT Polrestabes Semarang, sebelum akhirnya diarahkan untuk membuat laporan ke Polsek Tembalang. (MS-02)
sumur
waktu milih biro nggak pakai tender ya, kok pemilik biro yang nilep duit staf di kampus yang bersangkutan




tien212700 memberi reputasi
1
2.8K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan