- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mengapa "Deadpool" Ditolak di China, tetapi Lulus Sensor di Indonesia?


TS
centrino48
Mengapa "Deadpool" Ditolak di China, tetapi Lulus Sensor di Indonesia?

Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com — Film Deadpool beberapa waktu lalu ditolak tayang di China dengan alasan aksi antihero itu mengandung banyak adegan kekerasan, vulgar, dan bahasa kasar. Namun, film yang dibintangi Ryan Reynolds itu tak dipermasalahkan di Indonesia dan lulus sensor.
Juru Bicara Lembaga Sensor Film (LSF), Rommy Fibri, mengatakan bahwa adegan-adegan kekerasan serta penggunaan bahasa kasar dalam Deadpool masih bisa ditoleransi, tetapi....
"Dalam sensornya, LSF memberikan banyak catatan untuk adegan yang dipotong. Bahkan untuk dewasa pun, itu di-cut," ujarnya dalam wawancara per telepon dengan Kompas Entertainment di Jakarta, Jumat (12/2/2016) malam.
"Dengan catatan bahwa klasifikasi umurnya untuk dewasa dan banyak potongan atau sensor, semestinya bisa dikonsumsi untuk ditonton," tambah Rommy.
Adapun adegan yang disensor dan dikategorikan kekerasan tinggi, salah satunya, ketika ada penjahat yang kepalanya ditembak oleh Deadpool hingga pecah dan otaknya berhamburan di mana-mana.
"Meskipun film ini imajinasi, tapi itu sudah termasuk sadistik. Itu termasuk yang dipotong. Tapi banyak lagi adegan yang lain. Meskipun ini superhero, tapi karena adegannya sadistik, terpaksa dipotong," tuturnya.
Sementara untuk perkara bahasa, pihaknya tak bisa menerapkan banyak sensor kendati hampir semua dialog Deadpool memakai bahasa kasar atau slang.
Kata Rommy, LSF memaklumi penggunaan bahasa dalam film Deadpool memang disesuaikan dengan karakter utamanya yang tengil dan seenaknya.
"Persoalannya bahasa kan tidak mungkin dipotong dari bawah sampai habis, nanti jadi film bisu. Karena memang secara keseluruhan film ini satire komedi," ucapnya.
"Jadi meskipun bahasanya sangat kasar, tetapi dengan kategorisasi dewasa, semestinya orang dewasa yang menonton itu sudah ngerti bahwa, 'Ah ini dasar film slapstik komedi satire', bisa memahami pemilihan kata. Kalau hanya satu atau dua umpatan, tinggal dipotong," tambahnya.
Namun, LSF memastikan banyak adegan yang disensor dalam film Deadpool tak mengganggu atau merusak alur cerita film yang disutradarai oleh Tim Miller itu.
"Jadi dalam melakukan sensor, LSF memperhatikan konteks, apakah konteksnya terputus atau tidak, apakah adegan itu bisa dipotong, tetapi tidak memengaruhi seluruh cerita. Ketika adegan yang dipotong sadistik atau kekerasan tingkat tinggi, tetap kami perhatikan jalinan ceritanya secara utuh tidak hilang," ucap Rommy.
Film Deadpool yang diadaptasi dari karakter komik Marvel berkisah tentang seorang mantan pasukan khusus atau tentara bayaran bernama Wade Wilson yang sekarat karena kanker.
Ia pun memutuskan menyerahkan dirinya pada percobaan perubahan genetik dengan menggunakan senjata X. Percobaan itulah yang kemudian mengubahnya menjadi seorang antihero.
Juru Bicara Lembaga Sensor Film (LSF), Rommy Fibri, mengatakan bahwa adegan-adegan kekerasan serta penggunaan bahasa kasar dalam Deadpool masih bisa ditoleransi, tetapi....
"Dalam sensornya, LSF memberikan banyak catatan untuk adegan yang dipotong. Bahkan untuk dewasa pun, itu di-cut," ujarnya dalam wawancara per telepon dengan Kompas Entertainment di Jakarta, Jumat (12/2/2016) malam.
"Dengan catatan bahwa klasifikasi umurnya untuk dewasa dan banyak potongan atau sensor, semestinya bisa dikonsumsi untuk ditonton," tambah Rommy.
Adapun adegan yang disensor dan dikategorikan kekerasan tinggi, salah satunya, ketika ada penjahat yang kepalanya ditembak oleh Deadpool hingga pecah dan otaknya berhamburan di mana-mana.
"Meskipun film ini imajinasi, tapi itu sudah termasuk sadistik. Itu termasuk yang dipotong. Tapi banyak lagi adegan yang lain. Meskipun ini superhero, tapi karena adegannya sadistik, terpaksa dipotong," tuturnya.
Sementara untuk perkara bahasa, pihaknya tak bisa menerapkan banyak sensor kendati hampir semua dialog Deadpool memakai bahasa kasar atau slang.
Kata Rommy, LSF memaklumi penggunaan bahasa dalam film Deadpool memang disesuaikan dengan karakter utamanya yang tengil dan seenaknya.
"Persoalannya bahasa kan tidak mungkin dipotong dari bawah sampai habis, nanti jadi film bisu. Karena memang secara keseluruhan film ini satire komedi," ucapnya.
"Jadi meskipun bahasanya sangat kasar, tetapi dengan kategorisasi dewasa, semestinya orang dewasa yang menonton itu sudah ngerti bahwa, 'Ah ini dasar film slapstik komedi satire', bisa memahami pemilihan kata. Kalau hanya satu atau dua umpatan, tinggal dipotong," tambahnya.
Namun, LSF memastikan banyak adegan yang disensor dalam film Deadpool tak mengganggu atau merusak alur cerita film yang disutradarai oleh Tim Miller itu.
"Jadi dalam melakukan sensor, LSF memperhatikan konteks, apakah konteksnya terputus atau tidak, apakah adegan itu bisa dipotong, tetapi tidak memengaruhi seluruh cerita. Ketika adegan yang dipotong sadistik atau kekerasan tingkat tinggi, tetap kami perhatikan jalinan ceritanya secara utuh tidak hilang," ucap Rommy.
Film Deadpool yang diadaptasi dari karakter komik Marvel berkisah tentang seorang mantan pasukan khusus atau tentara bayaran bernama Wade Wilson yang sekarat karena kanker.
Ia pun memutuskan menyerahkan dirinya pada percobaan perubahan genetik dengan menggunakan senjata X. Percobaan itulah yang kemudian mengubahnya menjadi seorang antihero.
Jadi... Bagaimana Pendapat Kalian Mengenai Hal ini??
Source : Sumber
Diubah oleh centrino48 14-02-2016 13:44
0
11.8K
Kutip
80
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan