KARO – Aksi Cepat Tanggap (ACT) menjawab keluhan para pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara soal kelangkaan air bersih. Jawaban itu berupa sumur di dua titik, yakni Gudang Jeruk Surbakti, dengan jumlah pengungsi 192 kk, dan GPDI Ndokum Siroga, yang menampung 160 kk.

“ Selama ini, pengungsi memang selalu mengeluhkan sulitnya mencari air bersih. Karena sumber-sumber air bersih yang selama ini menjadi andalan pemenuhan kebutuhan vital mereka, tertimbun oleh abu vulkanik Gunung Sinabung, yang berakibat tidak keluarnya mata air dari tanah,” ujar Susanto Ginting kepada ACTNews, Senin (8/2).

Susanto menjelaskan pengadaan air bersih tersebut merupakan kerja sama antara ACT dengan DPR RI, untuk membantu pengungsi Sinabung.

“Memang secara keseluruhan semua posko yang terdiri dari 9 titik dan beberapa kecamatan terdampak erupsi Sinabung saat ini sangat membutuhkan air beraih. Kita berusaha keras, soal kekurangan air bersih ini bisa secepatnya dicari jalan keluarnya sehingga seluruh pengungsi korban Sinabung tidak lagi menjadikan kebutuhan air bersih sebagai masalah sehari-hari mereka,” tambah Santo.

Santo menjelaskan mengebor tanah untuk mencari sumber air ternyata juga tak mudah. Pasalnya, struktur tanahnya padat bebatuan.

“ Agak lama menembusnya. Beberapa kali mata bor membentur batu yang keras, sehingga terpaksa kita berpindah-pindah mencari tanah yang sekiranya tidak sulit untuk ditembus dan terdapat sumber air. Alhamdulilah, sejauh ini sumber air akhirnya bisa didapat walaupun baru didapat setelah mata bor masuk di kedalaman 100 sampai 120 meter,” pungkas Santo. []