- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Penculikan Jamaludin, Bocah SD yang Akhirnya Ditemukan Tewas
TS
ibnutiangfei
Kisah Penculikan Jamaludin, Bocah SD yang Akhirnya Ditemukan Tewas
Quote:
Sebelumnya ane turut berduka cita gansisKasus penculikan dan pembunuhan menimpa seorang bocah SD gansis Cara pendekatan penculik terhadap korbannya cukup lihai gansis. Dengan modal 2000 rupiah untuk bermain PS, sang penculik mengimingi korban. Pelaku sudah ditangkap dan semoga mendapatkan hukuman yang setimpal
Quote:
Jamaludin Masih Hidup Saat Polisi Hendak Ciduk Penculiknya?
Quote:
Wajah bocah berumur 7 tahun yang menjadi korban pembunuhan seorang pelaku di Depok, Jawa Barat. Tempo/Imam Hamdi, Sumber Gambar
Quote:
Jamaludin, bocah usia 7 tahun korban penculikan di Depok, ditemukan tewas di kamar mandi rumah Januar Arifin, penculiknya, di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Menurut keterangan Imam, tetangga sebelah rumah Januar, ia masih sempat mendengar suara Jamaludin beberapa saat sebelum polisi mendobrak pintu rumah Januar.
Imam menuturkan mulanya polisi dari Polres Depok datang sekitar pukul 04.00 WIB. Polisi yang datang dan langsung menggedor-gedor pagar rumah Januar mengundang perhatian warga. Tetangga seberang rumah pelaku yang merupakan keluarga polisi meminta petugas meminta izin lebih dulu kepada ketua RT.
Setelah menunggu sekitar 30 menit dan mendapatkan izin, polisi mencoba kembali mendobrak pintu rumah Januar. Polisi sempat meminjam linggis milik Imam untuk mendobrak pintu rumah. Nahas, setelah petugas berhasil masuk, Jamaludin ditemukan tewas di kamar mandi. "Pas awal polisi gedor-gedor, masih sempat kedengeran suara anak kecil teriak, lemas saya langsung," ujar Imam saat ditemui di tempat kejadian, Jakarta, Minggu, 7 Januari 2016.
Jamaludin dilaporkan hilang oleh ibunya, Jubaedah, pada Sabtu, 6 Februari 2016. Ibunya mengetahui anaknya hilang setelah mendapat pesan pendek dari pelaku yang meminta uang tebusan. Jubaedah kemudian meminta Neneng Nur Hamidah, anak pertamanya, melapor ke Kepolisian Sektor Beji.
Polisi kemudian menelusuri jejak pelaku. Hasil penelusuran itu membawa polisi ke sebuah rumah di Jalan Al Baido 1, Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada Minggu, 7 Februari 2015. Di sana, polisi menangkap Januar Arifin, 35 tahun. Sedangkan Jamaludin ditemukan tak bernyawa di kamar mandi. Sumber
Imam menuturkan mulanya polisi dari Polres Depok datang sekitar pukul 04.00 WIB. Polisi yang datang dan langsung menggedor-gedor pagar rumah Januar mengundang perhatian warga. Tetangga seberang rumah pelaku yang merupakan keluarga polisi meminta petugas meminta izin lebih dulu kepada ketua RT.
Setelah menunggu sekitar 30 menit dan mendapatkan izin, polisi mencoba kembali mendobrak pintu rumah Januar. Polisi sempat meminjam linggis milik Imam untuk mendobrak pintu rumah. Nahas, setelah petugas berhasil masuk, Jamaludin ditemukan tewas di kamar mandi. "Pas awal polisi gedor-gedor, masih sempat kedengeran suara anak kecil teriak, lemas saya langsung," ujar Imam saat ditemui di tempat kejadian, Jakarta, Minggu, 7 Januari 2016.
Jamaludin dilaporkan hilang oleh ibunya, Jubaedah, pada Sabtu, 6 Februari 2016. Ibunya mengetahui anaknya hilang setelah mendapat pesan pendek dari pelaku yang meminta uang tebusan. Jubaedah kemudian meminta Neneng Nur Hamidah, anak pertamanya, melapor ke Kepolisian Sektor Beji.
Polisi kemudian menelusuri jejak pelaku. Hasil penelusuran itu membawa polisi ke sebuah rumah di Jalan Al Baido 1, Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada Minggu, 7 Februari 2015. Di sana, polisi menangkap Januar Arifin, 35 tahun. Sedangkan Jamaludin ditemukan tak bernyawa di kamar mandi. Sumber
Quote:
Penculik Iming-imingi Jamaludin Rp 2.000 buat Main PS
Quote:
Tersangka penculikan Jamaludin, Januar Arifin alias Begeng, Sumber Gambar
Quote:
Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Dwiyono mengatakan Januar Arifin, tersangka penculik dan pembunuh bocah kelas I Sekolah Dasar Negeri Beji 3, Jamaludin, telah mengetahui keseharian korban. Jamaludin diiming-imingi duit Rp 2.000 untuk main PlayStation di dekat rumahnya.
"Tersangka tahu Jamaludin suka main PS dan mengiming-imingi korbannya dengan duit Rp 2.000," ucap Dwiyono, Minggu, 7 Februari 2015.
Menurut Dwiyono, korban dan tersangka sudah saling mengenal, sehingga diiming-imingi dengan satu lembar Rp 2.000 pun Jamaludin mau ikut. Tersangka, ujar Dwiyono, rutin mendekati Jamaludin dan mengajaknya mengobrol. "Keseringan memang mendekati untuk main PS," tuturnya.
Dwiyono menjelaskan, Januar masih berkelit saat diinterogasi polisi. Januar pun tidak mengakui perbuatannya. Padahal jasad Jamaludin ditemukan tewas dalam keadaan tertelungkup di kamar mandi rumah Januar di Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
"Kami akan libatkan ahli psikologi forensik untuk mengungkap motif tersangka," katanya.
Jamaludin diculik Januar saat korban pulang sekolah pada Sabtu, 6 Februari 2016. Januar membawa Jamaludin dengan alasan akan dibawa pulang ke rumah korban di Beji. Namun tersangka membawa korban ke rumahnya. "Masih diselidiki motif pembunuhannya," ujarnya.
Januar digerebek di kediamannya karena diduga menculik Jamaludin. Jubaedah, ibu Jamaludin, mengetahui anaknya hilang setelah mendapat pesan singkat dari pelaku yang meminta uang tebusan. Jubaedah kemudian meminta Neneng Nur Hamidah, anak pertamanya, melapor ke Kepolisian Sektor Beji.
Polisi kemudian menelusuri jejak pelaku. Hasil penelusuran itu membawa polisi ke sebuah rumah di Jalan Al-Baidho 1, Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada Minggu, 7 Februari 2015. Di sana, polisi menangkap Januar. Sedangkan Jamaludin ditemukan tak bernyawa di kamar mandi. Sumber
"Tersangka tahu Jamaludin suka main PS dan mengiming-imingi korbannya dengan duit Rp 2.000," ucap Dwiyono, Minggu, 7 Februari 2015.
Menurut Dwiyono, korban dan tersangka sudah saling mengenal, sehingga diiming-imingi dengan satu lembar Rp 2.000 pun Jamaludin mau ikut. Tersangka, ujar Dwiyono, rutin mendekati Jamaludin dan mengajaknya mengobrol. "Keseringan memang mendekati untuk main PS," tuturnya.
Dwiyono menjelaskan, Januar masih berkelit saat diinterogasi polisi. Januar pun tidak mengakui perbuatannya. Padahal jasad Jamaludin ditemukan tewas dalam keadaan tertelungkup di kamar mandi rumah Januar di Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
"Kami akan libatkan ahli psikologi forensik untuk mengungkap motif tersangka," katanya.
Jamaludin diculik Januar saat korban pulang sekolah pada Sabtu, 6 Februari 2016. Januar membawa Jamaludin dengan alasan akan dibawa pulang ke rumah korban di Beji. Namun tersangka membawa korban ke rumahnya. "Masih diselidiki motif pembunuhannya," ujarnya.
Januar digerebek di kediamannya karena diduga menculik Jamaludin. Jubaedah, ibu Jamaludin, mengetahui anaknya hilang setelah mendapat pesan singkat dari pelaku yang meminta uang tebusan. Jubaedah kemudian meminta Neneng Nur Hamidah, anak pertamanya, melapor ke Kepolisian Sektor Beji.
Polisi kemudian menelusuri jejak pelaku. Hasil penelusuran itu membawa polisi ke sebuah rumah di Jalan Al-Baidho 1, Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada Minggu, 7 Februari 2015. Di sana, polisi menangkap Januar. Sedangkan Jamaludin ditemukan tak bernyawa di kamar mandi. Sumber
Quote:
Penculik Jamaluddin, Bocah 7 Tahun, Orang Berkecukupan
Quote:
Rumah Januar Arifin yang diduga menjadi tempat menculik dan membunuh Jamaluddin di Jalan Al-Baidho I, Gang H.De'i, Lubang Buaya, Jakarta Timur diberikan garis polisi, 7 Februari 2016. TEMPO/Ahmad Faiz, Sumber Gambar
Quote:
Keluarga Januar Arifin, 35 tahun, tersangka penculik dan pembunuh Jamaluddin, bocah 7 tahun, dikenal bukan keluarga miskin. Meski tertutup dan jarang bersosialisasi, Januar pernah mengaku memiliki bisnis percetakan di Matraman.
"Kalau ditanya, bilangnya punya percetakan. Ibunya juga suka cerita punya kios, tapi enggak tahu di mana," kata Imam Wardoyo, tetangga sebelah rumah tersangka, saat ditemui di lokasi, Jakarta, Ahad, 7 Februari 2016.
Berdasarkan pantauan Tempo, rumah Januar cukup luas dengan lebar berkisar 7 meter. Rumahnya bercat kuning. Dua tiang pondasi besar tampak di depannya. Teras rumah yang cukup untuk memuat satu mobil itu dilengkapi pagar setinggi 2 meter.
Dibanding rumah-rumah di sekitarnya, ukuran rumah milik Murtini, ibu Januar, memang tidak terlihat mencolok. Di Jalan Al-Baidho I, Gang H De'I, ini beberapa rumah memang tidak seperti milik warga kurang mampu, rata-rata memiliki pekarangan yang cukup untuk memarkir mobil.
"Dulu punya mobil. Cuma, pas bapaknya enggak ada, mobilnya juga udah enggak ada lagi," ucap Imam. Sebelumnya, Januar diketahui tinggal bersama orang tuanya. Setelah orang tuanya berpisah, Januar yang anak tunggal tinggal bersama ibunya.
Warga juga mengenal Januar memiliki sepeda motor Honda Byson. Setiap hari, sepeda motor itu kerap dikendarainya untuk beraktivitas di luar rumah. "Sepeda motornya gede padahal. Kalau motifnya uang, bingung juga saya," ujar Uni, tetangga lain.
Januar digerebek di kediamannya karena diduga menculik Jamaluddin, siswa kelas I sekolah dasar di Depok. Korban dilaporkan hilang pada Sabtu, 6 Februari 2016.
Bocah 7 tahun tersebut terakhir kali terlihat di sekitar rumahnya, Jalan Haji Asmawai Nomor 64, RT 8 RW 1, Kelurahan/Kecamatan Beji, Depok. Jubaedah, ibu Jamaludin, mengetahui anaknya hilang setelah mendapat pesan singkat dari pelaku yang meminta uang tebusan. Jubaedah kemudian meminta Neneng Nur Hamidah, anak pertamanya, melapor ke Kepolisian Sektor Beji.
Polisi kemudian menelusuri jejak pelaku. Hasil penelusuran itu membawa polisi ke sebuah rumah di Jalan Al-Baidho 1, Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada Minggu, 7 Februari 2015. Di sana, polisi menangkap Januar. Sedangkan Jamaluddin ditemukan tak bernyawa di kamar mandi. Sumber
"Kalau ditanya, bilangnya punya percetakan. Ibunya juga suka cerita punya kios, tapi enggak tahu di mana," kata Imam Wardoyo, tetangga sebelah rumah tersangka, saat ditemui di lokasi, Jakarta, Ahad, 7 Februari 2016.
Berdasarkan pantauan Tempo, rumah Januar cukup luas dengan lebar berkisar 7 meter. Rumahnya bercat kuning. Dua tiang pondasi besar tampak di depannya. Teras rumah yang cukup untuk memuat satu mobil itu dilengkapi pagar setinggi 2 meter.
Dibanding rumah-rumah di sekitarnya, ukuran rumah milik Murtini, ibu Januar, memang tidak terlihat mencolok. Di Jalan Al-Baidho I, Gang H De'I, ini beberapa rumah memang tidak seperti milik warga kurang mampu, rata-rata memiliki pekarangan yang cukup untuk memarkir mobil.
"Dulu punya mobil. Cuma, pas bapaknya enggak ada, mobilnya juga udah enggak ada lagi," ucap Imam. Sebelumnya, Januar diketahui tinggal bersama orang tuanya. Setelah orang tuanya berpisah, Januar yang anak tunggal tinggal bersama ibunya.
Warga juga mengenal Januar memiliki sepeda motor Honda Byson. Setiap hari, sepeda motor itu kerap dikendarainya untuk beraktivitas di luar rumah. "Sepeda motornya gede padahal. Kalau motifnya uang, bingung juga saya," ujar Uni, tetangga lain.
Januar digerebek di kediamannya karena diduga menculik Jamaluddin, siswa kelas I sekolah dasar di Depok. Korban dilaporkan hilang pada Sabtu, 6 Februari 2016.
Bocah 7 tahun tersebut terakhir kali terlihat di sekitar rumahnya, Jalan Haji Asmawai Nomor 64, RT 8 RW 1, Kelurahan/Kecamatan Beji, Depok. Jubaedah, ibu Jamaludin, mengetahui anaknya hilang setelah mendapat pesan singkat dari pelaku yang meminta uang tebusan. Jubaedah kemudian meminta Neneng Nur Hamidah, anak pertamanya, melapor ke Kepolisian Sektor Beji.
Polisi kemudian menelusuri jejak pelaku. Hasil penelusuran itu membawa polisi ke sebuah rumah di Jalan Al-Baidho 1, Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada Minggu, 7 Februari 2015. Di sana, polisi menangkap Januar. Sedangkan Jamaluddin ditemukan tak bernyawa di kamar mandi. Sumber
Quote:
Intai Jamaludin, Penculik Pura-pura Beli Cilok di Sekolah
Quote:
Tersangka penculikan, Sumber Gambar
Quote:
Wali Kelas 1 A SDN Beji 3 tempat Jamaludin sekolah, Daniati mengatakan korban adalah anak yang luwes dan mudah bergaul di sekolah. Siswa kelas 1 SD korban penculikan dan pembunuhan itu sudah pulang dari sekolah sejak pukul 09.00 pada Sabtu 6 Februari 2016.
"Setiap Jumat dan Sabtu siswa kelas satu pulang jam 9 pagi. Saya bahkan baru tahu tadi pagi kalau Jamaludin diculik, dan terbunuh," kata Daniati, di rumah korban di Jalan H. Asmawi nomor 64 RT8 RW15 Kelurahan/Kecamatan Beji, Minggu, 7 Februari 2016.
Jamaludin diketahui belum pulang ke rumah saat orang tuanya dalam perjalanan berangkat ke Garut, Jawa Barat. Saat itu, Jubaedah, orang tua korban ingin menjenguk ibunya yang sakit di Garut, naik angkutan umum.
Tapi, saat baru sampai Pasar Rebo, Jakarta, korban dikabarkan oleh anaknya pertamanya, Neneng Nur Hamidah, bahwa Jamaludin belum kembali dari sekolah. Mendapatkan kabar tersebut, Jubaedah panik.
"Saat situasi syok itu, ada yang memanfaatkan situasi dengan menawarkan pertolongan. Tapi, malah handphone dan tas ibu korban diambil oleh pencuri," uca Daniati.
Menurut Daniati, Jubaedah dibawa keliling oleh pencuri dengan modus memberikan pertolongan. Bahkan, Jubaedah sempat dibawa ke Pondok Gede. "Handphone-nya hilang Sabtu kemarin karena panik mengetahui Jamaludin belum pulang sekolah," ucapnya.
Sabtu sore, kata Daniati, masih ada salah seorang tua murid yang melihat korban dibonceng motor. Tapi, saat itu tidak ada yang tahu bahwa pembonceng Jamaludin itu penculik. "Terakhir masih dilihat di dekat sekolah," ucapnya.
Keluarga korban, Tuti Ningsih, mengatakan tersangka sudah pernah beberapa kali mendatangi sekolah Jamaludin. Bahkan, saat ditanya kedatangan tersangka ke sekolah, Januar, beralasan membeli cilok.
"Januar sering nongkrong di toko batu akik dekat rumah korban. Pernah ditanya ngapain datang ke sekolah, alasannya beli cilok. Tapi, di tangannya tidak ada cilok saat dia ditanya penjual batu akik," ujarnya.
Januar ditangkap di rumahnya karena diduga menculik Jamaluddin pada Sabtu, 6 Februari 2016.
Bocah 7 tahun tersebut terakhir kali terlihat di sekitar rumahnya, Jalan Haji Asmawai Nomor 64, RT 8 RW 1, Kelurahan/Kecamatan Beji, Depok.
Polisi kemudian menelusuri jejak pelaku. Hasil penelusuran itu membawa polisi ke sebuah rumah di Jalan Al-Baidho 1, Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada Minggu, 7 Februari 2015. Di sana, polisi menangkap Januar. Sedangkan Jamaluddin ditemukan tak bernyawa di kamar mandi. Sumber
"Setiap Jumat dan Sabtu siswa kelas satu pulang jam 9 pagi. Saya bahkan baru tahu tadi pagi kalau Jamaludin diculik, dan terbunuh," kata Daniati, di rumah korban di Jalan H. Asmawi nomor 64 RT8 RW15 Kelurahan/Kecamatan Beji, Minggu, 7 Februari 2016.
Jamaludin diketahui belum pulang ke rumah saat orang tuanya dalam perjalanan berangkat ke Garut, Jawa Barat. Saat itu, Jubaedah, orang tua korban ingin menjenguk ibunya yang sakit di Garut, naik angkutan umum.
Tapi, saat baru sampai Pasar Rebo, Jakarta, korban dikabarkan oleh anaknya pertamanya, Neneng Nur Hamidah, bahwa Jamaludin belum kembali dari sekolah. Mendapatkan kabar tersebut, Jubaedah panik.
"Saat situasi syok itu, ada yang memanfaatkan situasi dengan menawarkan pertolongan. Tapi, malah handphone dan tas ibu korban diambil oleh pencuri," uca Daniati.
Menurut Daniati, Jubaedah dibawa keliling oleh pencuri dengan modus memberikan pertolongan. Bahkan, Jubaedah sempat dibawa ke Pondok Gede. "Handphone-nya hilang Sabtu kemarin karena panik mengetahui Jamaludin belum pulang sekolah," ucapnya.
Sabtu sore, kata Daniati, masih ada salah seorang tua murid yang melihat korban dibonceng motor. Tapi, saat itu tidak ada yang tahu bahwa pembonceng Jamaludin itu penculik. "Terakhir masih dilihat di dekat sekolah," ucapnya.
Keluarga korban, Tuti Ningsih, mengatakan tersangka sudah pernah beberapa kali mendatangi sekolah Jamaludin. Bahkan, saat ditanya kedatangan tersangka ke sekolah, Januar, beralasan membeli cilok.
"Januar sering nongkrong di toko batu akik dekat rumah korban. Pernah ditanya ngapain datang ke sekolah, alasannya beli cilok. Tapi, di tangannya tidak ada cilok saat dia ditanya penjual batu akik," ujarnya.
Januar ditangkap di rumahnya karena diduga menculik Jamaluddin pada Sabtu, 6 Februari 2016.
Bocah 7 tahun tersebut terakhir kali terlihat di sekitar rumahnya, Jalan Haji Asmawai Nomor 64, RT 8 RW 1, Kelurahan/Kecamatan Beji, Depok.
Polisi kemudian menelusuri jejak pelaku. Hasil penelusuran itu membawa polisi ke sebuah rumah di Jalan Al-Baidho 1, Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada Minggu, 7 Februari 2015. Di sana, polisi menangkap Januar. Sedangkan Jamaluddin ditemukan tak bernyawa di kamar mandi. Sumber
Quote:
KPAI: Keterangan Penculik Jamaludin Banyak Bohongnya
Quote:
Tersangka pelaku penculikan dan pembunuhan, Begeng. Sumber Gambar
Quote:
Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesi Erlinda menemui langsung tersangka yang diduga menculik dan membunuh bocah kelas 1 SD, Jamaludin, di Polresta Depok, Minggu 7 Februari 2016. Erlinda melihat banyak kebohongan yang diutarakan Januar Arifin alias Begeng, 35 tahun, yang diduga menculik Jamaludin. "Pelaku banyak bohongnya," kata Erlinda.
Kebohongan tersebut, kata dia, karena tersangka Januar bersikukuh menyatakan ia tidak bersalah. Padahal, jelas-jelas jasad korban ada di dalam kamar mandi rumahnya. "Hasilnya banyak sekali bohongnya. Tersangka menutupi hal ini," ujarnya.
Erlinda mengatakan tersangka masih menutup-nutupi rangkaian cerita ketika diminta menjelaskan kronologi peristiwa itu. Sebab itu, KPAI akan bekerja sama denga Asosiasi Psikologi Forensik. "Untuk mengungkap motif pembunuhannya," ujar Erlinda.
Kedati demikian, Erlinda melihat ada kesamaan dari kasus yang menimpa Jamaludin, dengan kejadian pedofilia di Jakarta Utara dan Bogor. Soalnya, korban sempat diiming-imingi duit oleh tersangka. "Korbannya diiming-imingi. Biasanya kasus pedofili seperti ini," ucapnya.
Januar ditangkap di rumahnya karena diduga menculik Jamaluddin pada Sabtu, 6 Februari 2016.
Bocah 7 tahun tersebut terakhir kali terlihat di sekitar rumahnya, Jalan Haji Asmawai Nomor 64, RT 8 RW 1, Kelurahan/Kecamatan Beji, Depok.
Polisi kemudian menelusuri jejak pelaku. Hasil penelusuran itu membawa polisi ke sebuah rumah di Jalan Al-Baidho 1, Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada Minggu, 7 Februari 2015. Di sana, polisi menangkap Januar. Adapun Jamaluddin ditemukan tak bernyawa di kamar mandi di rumah tersebut. Sumber
Kebohongan tersebut, kata dia, karena tersangka Januar bersikukuh menyatakan ia tidak bersalah. Padahal, jelas-jelas jasad korban ada di dalam kamar mandi rumahnya. "Hasilnya banyak sekali bohongnya. Tersangka menutupi hal ini," ujarnya.
Erlinda mengatakan tersangka masih menutup-nutupi rangkaian cerita ketika diminta menjelaskan kronologi peristiwa itu. Sebab itu, KPAI akan bekerja sama denga Asosiasi Psikologi Forensik. "Untuk mengungkap motif pembunuhannya," ujar Erlinda.
Kedati demikian, Erlinda melihat ada kesamaan dari kasus yang menimpa Jamaludin, dengan kejadian pedofilia di Jakarta Utara dan Bogor. Soalnya, korban sempat diiming-imingi duit oleh tersangka. "Korbannya diiming-imingi. Biasanya kasus pedofili seperti ini," ucapnya.
Januar ditangkap di rumahnya karena diduga menculik Jamaluddin pada Sabtu, 6 Februari 2016.
Bocah 7 tahun tersebut terakhir kali terlihat di sekitar rumahnya, Jalan Haji Asmawai Nomor 64, RT 8 RW 1, Kelurahan/Kecamatan Beji, Depok.
Polisi kemudian menelusuri jejak pelaku. Hasil penelusuran itu membawa polisi ke sebuah rumah di Jalan Al-Baidho 1, Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada Minggu, 7 Februari 2015. Di sana, polisi menangkap Januar. Adapun Jamaluddin ditemukan tak bernyawa di kamar mandi di rumah tersebut. Sumber
Quote:
KPAI Duga Tersangka Penculik Bocah SD di Depok Pedofilia
Quote:
Januar Arifin pelaku dugaan penculikan dan pembunuhan terhadap Jamaludin (paling kanan). Sumber Gambar
Quote:
Komisi Perlindungan Anak Indonesia bakal membantu mengungkap motif penculikan dan pembunuhan terhadap siswa kelas 1 SD bernama Jamaludin asal Depok. KPAI akan membantu menyelidiki dengan menggandeng Asosiasi Psikologi Forensik.
Sekretaris Jenderal KPAI Erlinda mengapresiasi respons cepat polisi dengan menangkap Januar Arifin, pelaku penculikan Jamaludin. "Dalam 16 jam polisi sudah bisa menangkap tersangka," kata Erlinda saat ke Polresta Depok, Minggu, 7 Februari 2016.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan ada indikasi kasus pedofilia dalam kasus ini. Bila melihat kasus pedofilia yang terjadi di Jakarta Utara dan Bogor, ada kesamaan dengan motif yang dilakukan tersangka Januar, yakni mengiming-imingi korbannya dengan duit. "Kasus Emon dan Iwan, ada kesamaan dengan kasu ini. Korban diiming-imingi," ucapnya.
Sejauh ini motif pembunuhan karena penculikan maupun sodomi masih belum diketahui. Polisi pun, kata dia, belum merilis motif kasus penculikan dan pembunuhan Jamaludin. Untuk itu pihaknya akan membantu penyelidikan motif yang dilakukan tersangka, dengan melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik. "Yang pasti minta kewaspadaan semu pihak," ucapnya.
Penculikan, menurut Erlinda, bisa menjadi petaka besar. Soalnya, selain bermotif untuk mencari keuntungan materi, penculikan terhadap anak bisa menjadi sasaran kekeras seksual para pedofilia.
Untuk mengatas kejahatan seperti ini, dia berujar, perlu program ketahanan keluarga. Biasanya anak yang rentan menjadi korban kekerasan dan seksual, adalah mereka yang jarang komunikasi dengan keluarga. "Kementerian harus bersama-sama mendoronn program ketahanan pangan," ucapnya.
Jamaludin ditemukan tewas di dalam kamar mandidi rumah tersangka di di Jalan Al-Baidho 1, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu 7 Februari 2016. Kondisi korban tewas dalam keadaan tertelungkup. Hingga saat ini motif Januar menculik Jamaludin sedang diselidiki. Sumber
Sekretaris Jenderal KPAI Erlinda mengapresiasi respons cepat polisi dengan menangkap Januar Arifin, pelaku penculikan Jamaludin. "Dalam 16 jam polisi sudah bisa menangkap tersangka," kata Erlinda saat ke Polresta Depok, Minggu, 7 Februari 2016.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan ada indikasi kasus pedofilia dalam kasus ini. Bila melihat kasus pedofilia yang terjadi di Jakarta Utara dan Bogor, ada kesamaan dengan motif yang dilakukan tersangka Januar, yakni mengiming-imingi korbannya dengan duit. "Kasus Emon dan Iwan, ada kesamaan dengan kasu ini. Korban diiming-imingi," ucapnya.
Sejauh ini motif pembunuhan karena penculikan maupun sodomi masih belum diketahui. Polisi pun, kata dia, belum merilis motif kasus penculikan dan pembunuhan Jamaludin. Untuk itu pihaknya akan membantu penyelidikan motif yang dilakukan tersangka, dengan melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik. "Yang pasti minta kewaspadaan semu pihak," ucapnya.
Penculikan, menurut Erlinda, bisa menjadi petaka besar. Soalnya, selain bermotif untuk mencari keuntungan materi, penculikan terhadap anak bisa menjadi sasaran kekeras seksual para pedofilia.
Untuk mengatas kejahatan seperti ini, dia berujar, perlu program ketahanan keluarga. Biasanya anak yang rentan menjadi korban kekerasan dan seksual, adalah mereka yang jarang komunikasi dengan keluarga. "Kementerian harus bersama-sama mendoronn program ketahanan pangan," ucapnya.
Jamaludin ditemukan tewas di dalam kamar mandidi rumah tersangka di di Jalan Al-Baidho 1, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu 7 Februari 2016. Kondisi korban tewas dalam keadaan tertelungkup. Hingga saat ini motif Januar menculik Jamaludin sedang diselidiki. Sumber
Quote:
Masih diselidiki apa motif sebenarnya dibalik penculikan dan pembunuhan tersebut. Menurut KPAI, tersangka mengidap pedofilia. Karena kalo motifnya uang, tersangka ternyata hidup berkecukupan. Semoga cepat terungkap nih kasus dan pelaku semoga dihukum seberat-beratnya sesuai dengan perbuatannya
Quote:
Mampir ke trit ane yg lain:
Spoiler for Trit ane yg lain:
Hal-Hal Tak Lazim yang Ditemukan dalam Area Kuburan
Semangat Mengejar Cita-Cita dari Bocah-Bocah Pengungsi Ini Bikin Kita Terharu
Kasus Mesum Marak, Berbagai Taman Kota di Malang akan Dipasangi CCTV
Mengenang Kembali Musisi Legendaris Asal Jepang, Masanori Takahashi a.k.a Kitaro
Foto-Foto yang Membuktikan Bahwa Beberapa Orang Terkenal Hidup Abadi, Benarkah?
Berbagai Kisah Mengerikan Tentang Orang yang Dikubur Hidup-Hidup
Ketika Para Ayah Terlalu Overprotective Terhadap Anak Gadisnya
Adakah yang Masih Ingat dengan Penyanyi Cilik Cleopatra Stratan?
Kumpulan Lapangan Tenis Anti-Mainstream yang Ada di Dunia
Mengenang Kembali Masa Kejayaan Spice Girls pada Era 90-an
Mengenang Aktris-Aktris Mandarin Cantik Era 90-an, Ada yang Masih Ingat?
Semangat Mengejar Cita-Cita dari Bocah-Bocah Pengungsi Ini Bikin Kita Terharu
Kasus Mesum Marak, Berbagai Taman Kota di Malang akan Dipasangi CCTV
Mengenang Kembali Musisi Legendaris Asal Jepang, Masanori Takahashi a.k.a Kitaro
Foto-Foto yang Membuktikan Bahwa Beberapa Orang Terkenal Hidup Abadi, Benarkah?
Berbagai Kisah Mengerikan Tentang Orang yang Dikubur Hidup-Hidup
Ketika Para Ayah Terlalu Overprotective Terhadap Anak Gadisnya
Adakah yang Masih Ingat dengan Penyanyi Cilik Cleopatra Stratan?
Kumpulan Lapangan Tenis Anti-Mainstream yang Ada di Dunia
Mengenang Kembali Masa Kejayaan Spice Girls pada Era 90-an
Mengenang Aktris-Aktris Mandarin Cantik Era 90-an, Ada yang Masih Ingat?
Quote:
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA
NANTIKAN TRIT ANE BERIKUTNYA
NANTIKAN TRIT ANE BERIKUTNYA
0
43.4K
Kutip
271
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan