- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
wow Ini dia 'gadis balerina berhijab' pertama di dunia


TS
budakbaleg
wow Ini dia 'gadis balerina berhijab' pertama di dunia
lets cek it out...
Berita 1
REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Menjadi seorang balerina memang impian Stephanie sejak kecil. Namun, jalan menjadi balerina tampak sangat panjang bagi Muslimah Australia berusia 14 tahun itu mengingat belum pernah ada balerina di dunia yang menggunakan hijab.
Stephanie Kurlow memang telah menari sejak masih balita, tapi sempat terhenti ketika keluarganya memeluk Islam pada 2010 lalu. Sekolah Stephanie di Sidney menilai, ia tidak akan pernah bisa menari secara profesional lantaran telah menjadi Muslim.
Hal itu disebabkan tidak ada perusahaan yang mau menerima balerina yang menggunakan jilbab. Stephanie yang tinggal bersama kedua orang tua dan dua saudaranya di Sidney Barat berjuang untuk menemukan sebuah sekolah yang menerimanya berlatih tari.
Tentu saja, sekolah yang diharapkan merupakan yang tidak akan terganggu atau mengganggunya dalam menjalankan perintah agama Islam. Sempat menyerah menjadikan tari sebagai karier, Stephanie terinspirasi Muslimah lain di dunia, seperti Noor Tagouri, pembaca berita Amerika pertama yang memakai jilbab.
Saat ini, Stephanie telah memulai kampanye penggalangan dana di LaunchGood agar ia bisa berlatih secara penuh di sebuah sekolah balet profesional. Dengan mengumpulkan uang, ia ingin membuktikan agama tidak harus menjadi penghalang untuk seseorang terlibat dalam seni pertunjukan.
"Saya berencana membawa dunia bersama-sama dengan menjadi balerina berhijab pertama sehingga saya bisa menginspirasi banyak orang untuk percaya diri dan mengejar impian mereka," tulis Stephanie di halaman penggalangan dananya, seperti dilansir Al Bawaba, Rabu (3/2).
Ia berharap dapat mengumpulkan 10 ribu dolar di awal untuk membayar uang sekolah balet selama satu tahun di mana ia bisa berlatih 30-45 jam sepekan. Latihan itu tentu akan menjadi jalan bagi Stephanie untuk mewujudkan mimpinya, yaitu menajdi balerina berhijab pertama di dunia.
berita 2
Merdeka.com - Ketika Stephanie Kurlow menjadi mualaf pada tahun 2010, dia mulai berhenti melakukan salah satu hal yang sangat disukainya yaitu balet. Padahal dia telah menari dan memiliki cita-cita menjadi penari balet sejak berusia dua tahun. Kesulitannya dalam menemukan sekolah yang dapat mewadahi keinginannya untuk menari sambil tetap mempertahankan kepercayaannya membuat Kurlow jadi ragu untuk tetap melakukan balet.
Namun setelah melihat beberapa sosok yang tetap dapat mempertahankan kepercayaannya memakai hijab sambil tetap melakukan karir profesionalnya, Kurlow akhirnya kembali yakin untuk dapat melakukan balet yang sangat disukainya. Ternyata hal ini banyak mendapat dukungan dari orang di sekitarnya dan banyak orang yang membantunya untuk menjadi balerina berhijab pertama di dunia.
Dilansir dari Stuff, Kurlow yang masih berusia 14 tahun ini mengatakan bahwa pada awalnya banyak orang yang pesimis dia mampu melakukannya. Hal ini terutama disebabkan karena banyak orang melihat bahwa dia menggunakan Hijab sehingga tidak sesuai dengan kesan yang muncul dari balet. Tetapi hal tersebut rupanya menjadi cambuk bagi Kurlow untuk mewujudkan hal tersebut dan menginspirasi banyak orang dari berbagai latar belakang untuk terlibat hal yang sama.
Saat ini Kurlow bercita-cita untuk mengumpulkan uang 10 ribu dolar agar dia dapat berlatih secara penuh di sekolah balet. Dia akan berusaha untuk melatih dirinya agar dapat diterima di sebuah sekolah seni ternama di Sidney dan dapat menari bersama banyak orang dari berbagai latar belakang.
Tetapi keputusannya ini juga banyak ditentang oleh beberapa orang karena menganggap bahwa haram bagi seorang muslim untuk menari. Tetapi Kurlow tidak menyerah karena dia berharap perjuangannya ini juga mampu menginspirasi orang lain untuk menggapai cita-cita.
berita 3
KOMPAS.com — Stephanie Kurlow (14) gemar menari balet sejak masih berusia balita.
Lalu, pada tahun 2010 silam, keluarga Kurlow memutuskan menjadi mualaf, termasuk dirinya.
Kala itu, Kurlow berpikir, dia tak akan pernah dapat menjadi balerina profesional. Pasalnya, belum ada balerina profesional yang menggunakan hijab sampai saat ini.
Namun, setelah melihat Noor Tagouri, pembawa berita dari Amerika Serikat pertama yang mengenakan hijab, mimpi Kurlow kembali menyala.
Selain itu, kesuksesan Michaela De Pricae dan Misty Copeland, balerina profesional Afrika-Amerika pertama, juga menginspirasi Kurlow untuk terus berlatih sehingga menjadi balerina sukses.
Demi mewujudkan mimpi ini, remaja asal Australia tersebut pun menggalang dana sebagai biaya menekuni balet secara profesional. "Aku berencana untuk menyatukan dunia dengan menjadi balerina muslim pertama. Jadi, aku dapat menginspirasi banyak orang agar dapat percaya diri meraih mimpi," ujar Kurlow.
"Aku ingin mengajak semua orang bersamaku, tak peduli apa agama, ras, atau warna kulitnya, untuk membawa kedamaian di dunia, untuk menerima generasi mendatang. Anda dapat menolongku untuk meraih mimpi ini," tulisnya pada halaman penggalangan dana yang dia gagas sendiri.
Kurlow berharap, dia dapat menggalang dana sebesar 10.000 dollar AS atau setara Rp 137 juta untuk kursus menari balet.
"Ini sangat berarti bagiku. Aku rasa, diriku dapat menyatukan orang lewat tarian dan menginspirasi anak muda lain dari ras berbeda yang merasa berbeda," terangnya.
berita 4
Jakarta - Kesuksesan selalu berawal dari mimpi. Itulah yang diyakini oleh gadis mungil berhijab Stephanie Kurlow. Remaja asal Australia ini memiliki impian untuk menjadi penari balet profesional yang mendunia. Namun setelah kedua orangtua dan keluarganya masuk Islam, Stephanie terpaksa harus berhenti menjadi penari balet.
Stephanie memeluk Islam di 2010 kemudian memutuskan untuk berhijab. Oleh karena itu, ia tidak bisa lagi menari balet karena merasa tak ada lembaga atau sekolah yang mau menerima seorang ballerina berhijab. Remaja yang berdomisili di Campsie, Sydney, Australia, itu mengaku mengalami kendala untuk menemukan sekolah di mana ia bisa tetap menari balet tanpa harus terhalang dengan jilbabnya. Ia sangat ingin balet tak hanya sekadar menjadi hobi tapi juga masa depannya.
Setelah melakukan banyak pertimbangan, wanita yang berdarah Australia-Rusia itu tidak ingin langsung menyerah. Ia ingin membuktikan bahwa hijab tidaklah menjadi penghalang bagi muslimah untuk mewujudkan cita-citanya. Terinspirasi dari Noor Tagouri --pembawa berita Amerika pertama yang mengenakan jilbab-- Stephanie pun membulatkan tekadnya. Ia juga ingin menjadi wanita berhijab pertama yang berprofesi sebagai penari balet profesional layaknya Michaela De Prince dan Misty Copeland.
Stephanie kemudian memulai aksinya dengan mengadakan kampanye sekaligus menggalang dana di situs projek pengumpulan uang untuk masyarakat muslim yang menginspirasi, LaunchGood. Stephanie berharap bisa mengumpulkan uang untuk membuktikan bahwa agama Anda tidak harus menjadi penghalang meraih kesuksesan di bidang seni pertunjukan.
"Balet sangat berarti bagiku. Aku akan menginspirasi generasi muda untuk mengekspresikan diri melalui seni dan kreaitivitas. Aku juga berencana untuk menjadi ballerina muslim pertama sehingga bisa menginspirasi orang lain agar percaya dengan diri mereka sendiri dan mengejar impian mereka," papar Stephanie seperti dilansir dari Daily Mail.
Gadis yang sudah belajar balet sejak berusia 2 tahun itu menggelar kampanye tersebut juga untuk menunjukkan kepada sekelompok masyarakat dari agama tertentu agar terus mengeksplor diri di bidangnya masing-masing tanpa harus terbatasi akan 'kepercayaannya'.
"Beberapa orang mengatakan aku tidak akan bisa melakukannya, dan ada sekelompok orang dari dunia balet yang meremehkanku hanya karena hijabku. Tapi ini mimpiku. Aku ingin mendorong semua orang agar tidak peduli apa iman, ras, atau warna kulit kita untuk bia menggapai kesuksesan," tambahnya. Melalui kampanye serta penggalangan dana yang dinamakan '1st Muslim Hijabi Ballerina In The World' itu, Stephanie berharapkan bisa mendapatkan US$ 10 ribu atau sekitar Rp 137 jutaan untuk membayar uang selama satu tahun di sekolah balet.
Uang tersebut akan membantunya belajar menari balet sebanyak 30 hingga 45 jam seminggu agar bisa menjadi penari profesional. Bila impiannya tercapai, Stephanie memiliki mimpi lain yakni membuka sekolah atau kelas tari yang memfasilitasi perempuan muda dari semua kalangan tanpa melihat latar belakang agama, ras, dan budayanya. (asf/asf)
berita 5
VIVA.co.id - Gadis berusia 14 tahun bernama Stephanie Kurlow bermimpi menjadi balerina berhijab pertama di dunia, yang bisa menginspirasi semua remaja di dunia tanpa ada batasan apapun.
Dia telah menari sejak masih balita, tapi berhenti ketika keluarganya memutuskan menjadi mualaf pada tahun 2010.
Sekolah putri di Sydney menganggap bahwa dia tidak akan pernah bisa menari secara profesional setelah menjadi muslim, karena tidak ada sekolah yang menginginkan mengajarkan balerina berhijab.
Stephanie, yang tinggal dengan ayahnya yang seorang warga negara Australia dan ibunya berkebangsaan Rusia serta dua saudara laki-lakinya di Campsie, Sydney, berjuang untuk menemukan sebuah sekolah di mana dia bisa menari sekaligus belajar agamanya. Dia sempat putus asa tidak bisa melanjutkan impiannya.
Namun, mimpi kembali bangkit setelah terinspirasi oleh perempuan dengan kulit berwarna yang berhasil di bidangnya, seperti Noor Tagouri. Dia adalah anchor berita pertama yang menggenakan hijab, atau Michaela De Prince dan Misty Copeland, yang merupakan balerina pertama keturunan Afrika-Amerika.
Sekarang Stephanie telah memulai kampanye penggalangan dana di LaunchGood, sehingga dia bisa bisa berlatih serius di sebuah sekolah balet profesional. Tujuannya menggalang dana untuk membuktikan bahwa agama tidak harus menjadi penghalang dalam sebuah pertunjukkan seni.
"Saat ini, fasilitasi bagi kaum muda dengan agama atau ras berbeda masih minim. Saya berencana menunjukkan kepada dunia menjadi ballerina muslim pertama, sehingga saya bisa menginspirasi begitu banyak orang lain untuk percaya pada diri mereka sendiri dan mengejar impian mereka," tulisnya di halaman penggalangan dana miliknya, dilansir dari Daily Mail.
Selain itu, dia menambahkan, juga ingin mendorong semua orang tanpa memandang agama, ras atau warna kulit untuk bergabung bersamanya demi membawa harmoni dan menerima semua orang tanpa ada batasan.
Stephanie berharap target penggalangan dananya sebesar US$10 ribu bisa digunakan untuk membayar uang sekolah balet selama satu tahun, di mana dia bisa berlatih selama 30-45 jam sepekan untuk menjadi penari profesional.
Di masa depan, dia ingin membuka sebuah sekolah seni pertunjukan yang melayani orang-orang muda dari semua ras dan budaya yang berbeda.
"Aku akan memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk mengekspresikan diri sendiri melalui seni dan kreativitas mereka," kata Stephanie.
Nih gan penampakannya:

sumber 1
sumber 2
sumber 3
sumber 4
sumber 5
sekian info dari ane gan, semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi kita semua.
bila berkenan di rate dan cendolnya ya gan..

sampai bertemu di thread berikutnya.
Berita 1
Quote:
REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Menjadi seorang balerina memang impian Stephanie sejak kecil. Namun, jalan menjadi balerina tampak sangat panjang bagi Muslimah Australia berusia 14 tahun itu mengingat belum pernah ada balerina di dunia yang menggunakan hijab.
Stephanie Kurlow memang telah menari sejak masih balita, tapi sempat terhenti ketika keluarganya memeluk Islam pada 2010 lalu. Sekolah Stephanie di Sidney menilai, ia tidak akan pernah bisa menari secara profesional lantaran telah menjadi Muslim.
Hal itu disebabkan tidak ada perusahaan yang mau menerima balerina yang menggunakan jilbab. Stephanie yang tinggal bersama kedua orang tua dan dua saudaranya di Sidney Barat berjuang untuk menemukan sebuah sekolah yang menerimanya berlatih tari.
Tentu saja, sekolah yang diharapkan merupakan yang tidak akan terganggu atau mengganggunya dalam menjalankan perintah agama Islam. Sempat menyerah menjadikan tari sebagai karier, Stephanie terinspirasi Muslimah lain di dunia, seperti Noor Tagouri, pembaca berita Amerika pertama yang memakai jilbab.
Saat ini, Stephanie telah memulai kampanye penggalangan dana di LaunchGood agar ia bisa berlatih secara penuh di sebuah sekolah balet profesional. Dengan mengumpulkan uang, ia ingin membuktikan agama tidak harus menjadi penghalang untuk seseorang terlibat dalam seni pertunjukan.
"Saya berencana membawa dunia bersama-sama dengan menjadi balerina berhijab pertama sehingga saya bisa menginspirasi banyak orang untuk percaya diri dan mengejar impian mereka," tulis Stephanie di halaman penggalangan dananya, seperti dilansir Al Bawaba, Rabu (3/2).
Ia berharap dapat mengumpulkan 10 ribu dolar di awal untuk membayar uang sekolah balet selama satu tahun di mana ia bisa berlatih 30-45 jam sepekan. Latihan itu tentu akan menjadi jalan bagi Stephanie untuk mewujudkan mimpinya, yaitu menajdi balerina berhijab pertama di dunia.
berita 2
Quote:
Merdeka.com - Ketika Stephanie Kurlow menjadi mualaf pada tahun 2010, dia mulai berhenti melakukan salah satu hal yang sangat disukainya yaitu balet. Padahal dia telah menari dan memiliki cita-cita menjadi penari balet sejak berusia dua tahun. Kesulitannya dalam menemukan sekolah yang dapat mewadahi keinginannya untuk menari sambil tetap mempertahankan kepercayaannya membuat Kurlow jadi ragu untuk tetap melakukan balet.
Namun setelah melihat beberapa sosok yang tetap dapat mempertahankan kepercayaannya memakai hijab sambil tetap melakukan karir profesionalnya, Kurlow akhirnya kembali yakin untuk dapat melakukan balet yang sangat disukainya. Ternyata hal ini banyak mendapat dukungan dari orang di sekitarnya dan banyak orang yang membantunya untuk menjadi balerina berhijab pertama di dunia.
Dilansir dari Stuff, Kurlow yang masih berusia 14 tahun ini mengatakan bahwa pada awalnya banyak orang yang pesimis dia mampu melakukannya. Hal ini terutama disebabkan karena banyak orang melihat bahwa dia menggunakan Hijab sehingga tidak sesuai dengan kesan yang muncul dari balet. Tetapi hal tersebut rupanya menjadi cambuk bagi Kurlow untuk mewujudkan hal tersebut dan menginspirasi banyak orang dari berbagai latar belakang untuk terlibat hal yang sama.
Saat ini Kurlow bercita-cita untuk mengumpulkan uang 10 ribu dolar agar dia dapat berlatih secara penuh di sekolah balet. Dia akan berusaha untuk melatih dirinya agar dapat diterima di sebuah sekolah seni ternama di Sidney dan dapat menari bersama banyak orang dari berbagai latar belakang.
Tetapi keputusannya ini juga banyak ditentang oleh beberapa orang karena menganggap bahwa haram bagi seorang muslim untuk menari. Tetapi Kurlow tidak menyerah karena dia berharap perjuangannya ini juga mampu menginspirasi orang lain untuk menggapai cita-cita.
berita 3
Quote:
KOMPAS.com — Stephanie Kurlow (14) gemar menari balet sejak masih berusia balita.
Lalu, pada tahun 2010 silam, keluarga Kurlow memutuskan menjadi mualaf, termasuk dirinya.
Kala itu, Kurlow berpikir, dia tak akan pernah dapat menjadi balerina profesional. Pasalnya, belum ada balerina profesional yang menggunakan hijab sampai saat ini.
Namun, setelah melihat Noor Tagouri, pembawa berita dari Amerika Serikat pertama yang mengenakan hijab, mimpi Kurlow kembali menyala.
Selain itu, kesuksesan Michaela De Pricae dan Misty Copeland, balerina profesional Afrika-Amerika pertama, juga menginspirasi Kurlow untuk terus berlatih sehingga menjadi balerina sukses.
Demi mewujudkan mimpi ini, remaja asal Australia tersebut pun menggalang dana sebagai biaya menekuni balet secara profesional. "Aku berencana untuk menyatukan dunia dengan menjadi balerina muslim pertama. Jadi, aku dapat menginspirasi banyak orang agar dapat percaya diri meraih mimpi," ujar Kurlow.
"Aku ingin mengajak semua orang bersamaku, tak peduli apa agama, ras, atau warna kulitnya, untuk membawa kedamaian di dunia, untuk menerima generasi mendatang. Anda dapat menolongku untuk meraih mimpi ini," tulisnya pada halaman penggalangan dana yang dia gagas sendiri.
Kurlow berharap, dia dapat menggalang dana sebesar 10.000 dollar AS atau setara Rp 137 juta untuk kursus menari balet.
"Ini sangat berarti bagiku. Aku rasa, diriku dapat menyatukan orang lewat tarian dan menginspirasi anak muda lain dari ras berbeda yang merasa berbeda," terangnya.
berita 4
Quote:
Jakarta - Kesuksesan selalu berawal dari mimpi. Itulah yang diyakini oleh gadis mungil berhijab Stephanie Kurlow. Remaja asal Australia ini memiliki impian untuk menjadi penari balet profesional yang mendunia. Namun setelah kedua orangtua dan keluarganya masuk Islam, Stephanie terpaksa harus berhenti menjadi penari balet.
Stephanie memeluk Islam di 2010 kemudian memutuskan untuk berhijab. Oleh karena itu, ia tidak bisa lagi menari balet karena merasa tak ada lembaga atau sekolah yang mau menerima seorang ballerina berhijab. Remaja yang berdomisili di Campsie, Sydney, Australia, itu mengaku mengalami kendala untuk menemukan sekolah di mana ia bisa tetap menari balet tanpa harus terhalang dengan jilbabnya. Ia sangat ingin balet tak hanya sekadar menjadi hobi tapi juga masa depannya.
Setelah melakukan banyak pertimbangan, wanita yang berdarah Australia-Rusia itu tidak ingin langsung menyerah. Ia ingin membuktikan bahwa hijab tidaklah menjadi penghalang bagi muslimah untuk mewujudkan cita-citanya. Terinspirasi dari Noor Tagouri --pembawa berita Amerika pertama yang mengenakan jilbab-- Stephanie pun membulatkan tekadnya. Ia juga ingin menjadi wanita berhijab pertama yang berprofesi sebagai penari balet profesional layaknya Michaela De Prince dan Misty Copeland.
Stephanie kemudian memulai aksinya dengan mengadakan kampanye sekaligus menggalang dana di situs projek pengumpulan uang untuk masyarakat muslim yang menginspirasi, LaunchGood. Stephanie berharap bisa mengumpulkan uang untuk membuktikan bahwa agama Anda tidak harus menjadi penghalang meraih kesuksesan di bidang seni pertunjukan.
"Balet sangat berarti bagiku. Aku akan menginspirasi generasi muda untuk mengekspresikan diri melalui seni dan kreaitivitas. Aku juga berencana untuk menjadi ballerina muslim pertama sehingga bisa menginspirasi orang lain agar percaya dengan diri mereka sendiri dan mengejar impian mereka," papar Stephanie seperti dilansir dari Daily Mail.
Gadis yang sudah belajar balet sejak berusia 2 tahun itu menggelar kampanye tersebut juga untuk menunjukkan kepada sekelompok masyarakat dari agama tertentu agar terus mengeksplor diri di bidangnya masing-masing tanpa harus terbatasi akan 'kepercayaannya'.
"Beberapa orang mengatakan aku tidak akan bisa melakukannya, dan ada sekelompok orang dari dunia balet yang meremehkanku hanya karena hijabku. Tapi ini mimpiku. Aku ingin mendorong semua orang agar tidak peduli apa iman, ras, atau warna kulit kita untuk bia menggapai kesuksesan," tambahnya. Melalui kampanye serta penggalangan dana yang dinamakan '1st Muslim Hijabi Ballerina In The World' itu, Stephanie berharapkan bisa mendapatkan US$ 10 ribu atau sekitar Rp 137 jutaan untuk membayar uang selama satu tahun di sekolah balet.
Uang tersebut akan membantunya belajar menari balet sebanyak 30 hingga 45 jam seminggu agar bisa menjadi penari profesional. Bila impiannya tercapai, Stephanie memiliki mimpi lain yakni membuka sekolah atau kelas tari yang memfasilitasi perempuan muda dari semua kalangan tanpa melihat latar belakang agama, ras, dan budayanya. (asf/asf)
berita 5
Quote:
VIVA.co.id - Gadis berusia 14 tahun bernama Stephanie Kurlow bermimpi menjadi balerina berhijab pertama di dunia, yang bisa menginspirasi semua remaja di dunia tanpa ada batasan apapun.
Dia telah menari sejak masih balita, tapi berhenti ketika keluarganya memutuskan menjadi mualaf pada tahun 2010.
Sekolah putri di Sydney menganggap bahwa dia tidak akan pernah bisa menari secara profesional setelah menjadi muslim, karena tidak ada sekolah yang menginginkan mengajarkan balerina berhijab.
Stephanie, yang tinggal dengan ayahnya yang seorang warga negara Australia dan ibunya berkebangsaan Rusia serta dua saudara laki-lakinya di Campsie, Sydney, berjuang untuk menemukan sebuah sekolah di mana dia bisa menari sekaligus belajar agamanya. Dia sempat putus asa tidak bisa melanjutkan impiannya.
Namun, mimpi kembali bangkit setelah terinspirasi oleh perempuan dengan kulit berwarna yang berhasil di bidangnya, seperti Noor Tagouri. Dia adalah anchor berita pertama yang menggenakan hijab, atau Michaela De Prince dan Misty Copeland, yang merupakan balerina pertama keturunan Afrika-Amerika.
Sekarang Stephanie telah memulai kampanye penggalangan dana di LaunchGood, sehingga dia bisa bisa berlatih serius di sebuah sekolah balet profesional. Tujuannya menggalang dana untuk membuktikan bahwa agama tidak harus menjadi penghalang dalam sebuah pertunjukkan seni.
"Saat ini, fasilitasi bagi kaum muda dengan agama atau ras berbeda masih minim. Saya berencana menunjukkan kepada dunia menjadi ballerina muslim pertama, sehingga saya bisa menginspirasi begitu banyak orang lain untuk percaya pada diri mereka sendiri dan mengejar impian mereka," tulisnya di halaman penggalangan dana miliknya, dilansir dari Daily Mail.
Selain itu, dia menambahkan, juga ingin mendorong semua orang tanpa memandang agama, ras atau warna kulit untuk bergabung bersamanya demi membawa harmoni dan menerima semua orang tanpa ada batasan.
Stephanie berharap target penggalangan dananya sebesar US$10 ribu bisa digunakan untuk membayar uang sekolah balet selama satu tahun, di mana dia bisa berlatih selama 30-45 jam sepekan untuk menjadi penari profesional.
Di masa depan, dia ingin membuka sebuah sekolah seni pertunjukan yang melayani orang-orang muda dari semua ras dan budaya yang berbeda.
"Aku akan memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk mengekspresikan diri sendiri melalui seni dan kreativitas mereka," kata Stephanie.
Nih gan penampakannya:
Spoiler for penampakan 1:

Spoiler for penampakan 2:

Spoiler for penampakan 3:

Spoiler for penampakan 4:

sumber 1
sumber 2
sumber 3
sumber 4
sumber 5
sekian info dari ane gan, semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi kita semua.
bila berkenan di rate dan cendolnya ya gan..


sampai bertemu di thread berikutnya.

Diubah oleh budakbaleg 07-02-2016 22:10
0
6.1K
Kutip
37
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan