- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
● ● ● Alasan Italia Selalu Melahirkan Pelatih Sepak bola Hebat


TS
Agaz15
● ● ● Alasan Italia Selalu Melahirkan Pelatih Sepak bola Hebat
Quote:
—● P a xT e c u m ●—
Una in PerpetuumKaskuser

Selamat Pagi, Siang, Sore, Malam Agan semua dimanapun Agan berada : Selamat datang di Thread Ane, Harapan TS: Semoga Thread ini dapat bermanfaat buat Agan / Aganwati sekalian


Quote:
Manajer sepak bola adalah posisi jabatan di suatu klub sepak bola. Tugas utama seorang manajer sepak bola biasanya mempersiapkan segala kebutuhan klub. Namun, tugas manajer juga berbeda-beda tergantung tradisi sepak bola di negara tertentu.
Quote:
Komentar / kunjungan / rate / sharingdari agan sangat bermanfaat untuk penyampaian Informasi dari Thread ini
Spoiler for :


Quote:


Leicester City menjadi sensasi di kompetisi sepak bola terelite Inggris, Premier League. Tim yang nyaris terdegradasi pada musim lalu itu kini bersaing di papan atas. Prestasi mereka jauh lebih baik dari tim elite seperti Manchester United hingga Chelsea.
Apa yang berubah dari The Foxes dibanding musim lalu? Keberadaan manajer Claudio Ranieri di dalam tim. Pria asal Italia itu dilantik menjadi manajer anyar pada musim ini menggantikan Nigel Pearson yang dipecat.
Pengaruh Ranieri ke The Fixes ternyata besar. Prestasi Leicester menanjak pesat di bawah arahannya. Hal itu diakui oleh striker Jamie Vardy yang tampil sensasional musim in tentang bukti peran apik Ranieri sebagai manajer.
“Ranieri mengajari kami nilai tentang mempersiapkan diri, mempelajari lawan, dan menyadari kelemahan diri. Itu berarti ketika bertanding, kami sudah siap dengan semua senjata. Alhasil, jika kalah, tidak ada pihak yang mesti disalahkan selain diri kami sendiri,” kata Vardy.
Kiprah memesona Ranieri hanya sebagian contoh dari catatan apik para pelatih asal Italia di sepak bola Eropa. Cukup banyak nama-nama pelatih besar yang berasal dari Negeri Piza. Selain Ranieri, orang bisa mengedepankan Roberto Mancini yang kini menangangi Inter Milan. Nama Carlo Ancelotti yang katanya bakal melatih Bayern Muenchen musim depan dapat pula diajukan.
Quote:
Original Posted By silent.stalker►Bagi yg nonton leicester ngalahin man city 3-1 tadi, pasti liat cara ranieri (another italian) 'ngebunuh' man city itu tipikal taktik tim2 serie a yg underdog ngelawan tim yg lebih diunggulkan buat nutupin kelemahan individual pemain2 mereka dibanding lawannya yg lebih superior. 


Quote:
— Rahasia Suksesnya Para Pelatih Italia —

Daftar orang Italia lain dengan kapasitas sama dengan Ancelotti cs tidak akan habis. Sebab, Italia memang selalu menghadirkan para pelatih sepak bola jempolan.
Apa rahasianya? Pendidikan kepelatihan yang seriusmenjadi jawabannya. Dibanding negara lain di seluruh dunia, Italia adalah pelopor pelembagaan pendidikan kepelatihan sepak bola. Mereka sudah memiliki perguruan tinggi yang khusus memfokuskan diri ke kepelatihan sepak bola sejak 1958. Tempat itu ada di Coverciano yang merupakan markas utama tim nasional sepak bola Italia.
Nyaris tidak ada tempat di dunia seperti Coverciano. Di sini semua orang yang ingin menjadi pelatih tim sepak bola digodok. Mereka mesti mendapat sertifikat dari sini sebagai lisensi. Jika belum punya, jangan harap bisa melatih tim sepak bola di Italia dalam level apa pun.
Di Coverciano, para calon pelatih tidak diajari tentang strategi ataupun taktik terbaik. Sebaliknya pendidikan di sana hanya menggugah orang mau “berpikir tentang sepak bola”. Alhasil, sistem perkuliahan di Coverciano didominasi oleh diskusi yang merangsang pemikiran baru.
Akan tetapi, sama seperti pendidikan tinggi lain, mahasiswa yang notabene merupakan calon pelatih mesti membuat karya ilmiah. Di sinilah para calon pelatih menuangkan ide maupun terobosan yang kerap menjadi dasarnya untuk melatih sebuah tim.
Contohnya adalah milik Ancelotti. Dia menulis makalah berjudul The Future of Fottball: More Dyamic. Pada intinya, Ancelotti mengajukan gagasan bahwa pergerakan pemain di atas lapangan kian penting dalam sepak bola. Hal ini menjadi basis sistem kepelatihannya yang selalu fleksibel di setiap tim yang ditanganinya.
Quote:
Original Posted By Benter►simple aja sih, rata-rata pelatih di italia pasti pernah jadi pemain bola di italia, dan seperti kita ketahui bersama juga kalo liga italia memang jauh lebih taktikal dibanding liga lainnya di eropa, walaupun sekarang masih kalah pamor dengan liga inggris, liga spanyol, tetapi memang diakui variasi taktik dari serie-a sendiri pun banyak, otomatis kalo liganya lebih taktikal maka pemain pun dituntut lebih memahami taktik dan hal tersebut yang membuat pelatih-pelatih italia kenapa banyak yang bisa dibilang sukses dan bahkan punya banyak variasi taktik.
Matteo Darmian: Serie A Lebih Taktikal dibanding Premier League
Gervinho: Italia Lebih Taktikal dibanding Inggris
2 pemain diatas notabene pernah (dan bahkan sedang) bermain baik di liga inggris maupun italia, sehingga lebih tau gimana perbedaannya dibanding kita sendiri fans layar kaca, so dari data diatas dapat disimpulkan bahwa memang dari segi taktikal serie-a lebih unggul dibanding premier league, tapi dari sisi entertain, yah harus diakui premier league memang lagi puncaknya sekarang.
sekian pandangan dari ane sih, pejwan kalo bisa gan
Matteo Darmian: Serie A Lebih Taktikal dibanding Premier League
Gervinho: Italia Lebih Taktikal dibanding Inggris
2 pemain diatas notabene pernah (dan bahkan sedang) bermain baik di liga inggris maupun italia, sehingga lebih tau gimana perbedaannya dibanding kita sendiri fans layar kaca, so dari data diatas dapat disimpulkan bahwa memang dari segi taktikal serie-a lebih unggul dibanding premier league, tapi dari sisi entertain, yah harus diakui premier league memang lagi puncaknya sekarang.
sekian pandangan dari ane sih, pejwan kalo bisa gan

Quote:
Original Posted By seh4t►patrice evra juga mengakui kalo serie a lebih taktikal dari premier league
Evra: Serie A Lebih Sulit ketimbang Premier League
Evra: Serie A Lebih Sulit ketimbang Premier League
Quote:
Original Posted By eko.wahyudi►Artikel yang bagus banget gan...
Coverciano adalah sekolah bagi pelatih-pelatih di Italia.. Dan lulusannya juga mendunia.
Rafael Benitez (pelatih asal spanyol) bahkan mengakui di Italia hampir tiap orang membicarakan taktik dalam sepakbola, dibandingkan di Inggris.
Kalo di Indonesia memang sedikit pelatih yang berkualitas, bahkan menurut ane pelatih di Indonesia lemah dalam skema bertahan dan transisi ketika menyerang menjadi bertahan.
Gak di timnas dan di klub juga seperti itu. Semoga banyak pelatih Indonesia yang dikirim ke Italy, atau pelatih Italy yang dikirim ke Indonesia untuk mengajar pelatih2 Indonesia
Coverciano adalah sekolah bagi pelatih-pelatih di Italia.. Dan lulusannya juga mendunia.
Rafael Benitez (pelatih asal spanyol) bahkan mengakui di Italia hampir tiap orang membicarakan taktik dalam sepakbola, dibandingkan di Inggris.
Kalo di Indonesia memang sedikit pelatih yang berkualitas, bahkan menurut ane pelatih di Indonesia lemah dalam skema bertahan dan transisi ketika menyerang menjadi bertahan.
Gak di timnas dan di klub juga seperti itu. Semoga banyak pelatih Indonesia yang dikirim ke Italy, atau pelatih Italy yang dikirim ke Indonesia untuk mengajar pelatih2 Indonesia


Quote:
— Adanya Lembaga Penjaga Standar Kualitas —

Keberadaan kuliah kepelatihan di Coverciano sesungguhnya merupakan kontradiksi yang aneh bagi Italia. Publik Negeri Piza dikenal menggilai sepak bola setengah mati. Secara khusus, mereka mempunyai ketertarikan terhadap taktik dan strategi. Alhasil, siapa pun merasa yakin memiliki kemampuan untuk melatih sebuah tim.
Akan tetapi, mereka tidak asal omong. Begitu ada seseorang hendak benar-benar melatih, publik menginginkan “sesuatu”yang dapat menjadi bukti kapabilitas. Dari situlah ide tentang kuliah kepelatihan di Coverciano hadir.
Mengapa harus seperti itu? Ada sebuah hal penting dalam kehidupan orang Italia. Dalam segala aspek kehidupan, mereka membutuhkan pelembagaan yang bisa menetapkan standar. Sepak bola tidak terkecuali. Meski hanya sebuah olahraga, publik Italia menuntut kehadiran institusi yang mematok standar kemampuan seseorang. Coverciano adalah lembaga yang menilai kemampuan seseorang untuk melatih sebuah tim sepak bola.
Sepak bola hanya salah satu aspek dalam kehidupan. Dalam beragam hal seperti kesenian, teknologi, hingga politik, Italia juga menetapkan standar untuk menjaga kualitas. Wujudnya kehadiran lembaga untuk menjaganya.
Pola pikir maju seperti inilah yang dimiliki publik Italia. Tak aneh, meski terbilang kecil, Italia mampu menjadi salah satu negara kuat dalam sepak bola dunia dengan menghadirkan para pemain dan pelatih hebat.
Quote:
Original Posted By kamujahat21►adanya lembaga penjaga kualitas
Di indo malah dijual belikan dan dipermainkan,
Inkah yg namanya bangsa jujur dan ramah tamah kwkwwwkwkw
Di indo malah dijual belikan dan dipermainkan,
Inkah yg namanya bangsa jujur dan ramah tamah kwkwwwkwkw

Quote:
Original Posted By mildseven13►liga italia emang liganya para pelatih ngadu taktik nih. bahkan alegri yang pernah ngelatih cagliari aja bisa dapet penghargaan pelatih terbaik

Quote:


Setiap liga sepak bola di berbagai negara mempunyai tugas bermacam-macam untuk seorang manajer. Sebagai contoh, di Inggris jabatan manajer disatukan dengan jabatan pelatih. Itu artinya, seorang pelatih disana harus merangkap 2 jabatan sekaligus. Tapi di Indonesia, justru manajer dan pelatih diangkat kepada 2 orang yang berbeda, walaupun akhir-akhir ini beberapa klub di Indonesia sudah mulai mengadopsi sistem rangkap jabatan manajer-pelatih seperti di liga-liga Eropa demi kemajuan dan efisiensi. Di antara klub-klub yang mulai memberlakukan sistem tersebut di antaranya adalah Sriwijaya FC yang menunjuk Ivan Kolev sebagai manajer sekaligus pelatih mulai Liga Super Indonesia 2010-11.

Kembali lagi ke Italia Gan, pernahkah terbersit pertanyaan di kepala kita yang mempertanyakan kapabilitas para pelatih hebat Italia tersebut ? Misalnya : Mengapa meskipun bergelimang prestasi atau mampu menyelamatkan tim yang ditangani dari zona degrasi, masih ada 'kemungkinan' untuk di pecat ?
Dibawah ini ane sertakan beberapa Faktor yang ane kutip dari sini
Disimak Gan
:



Kembali lagi ke Italia Gan, pernahkah terbersit pertanyaan di kepala kita yang mempertanyakan kapabilitas para pelatih hebat Italia tersebut ? Misalnya : Mengapa meskipun bergelimang prestasi atau mampu menyelamatkan tim yang ditangani dari zona degrasi, masih ada 'kemungkinan' untuk di pecat ?
Dibawah ini ane sertakan beberapa Faktor yang ane kutip dari sini
Disimak Gan

Quote:
— Daftar Faktor-faktornya —
#1

#2

#3

Quote:
Original Posted By aanisti►wuih..emang pelatih Italia pada jago, atau seenggaknya para pemain yg pernah main di liga Italia banyak yg sukses pas menjalani karir sebagai pelatih..
Senengnya ane nonton serie A itu adalah nonton bola suka sambil mikir, pada ..
salah satu pertunjukan taktik yg ane suka bisa liat di highlights ini :
Pertandingan UCL Milan vs Lyon ini soal pergantian pemain sih lebih tepatnya, disaat butuh menang, Ancelotti malah ganti Pirlo dgn Ambrosini, dan yg paling bikin heran mengganti Gattuso dgn Maldini..ane yg dulu nonton aja ga percaya padahal mereka butuh menang dan kondisi waktu itu lagi 1-1, eh ga taunya permainannya berubah, dan Milan bisa menang 3-1.
Senengnya ane nonton serie A itu adalah nonton bola suka sambil mikir, pada ..

salah satu pertunjukan taktik yg ane suka bisa liat di highlights ini :
-----------------------------

-----------------------------
Pertandingan UCL Milan vs Lyon ini soal pergantian pemain sih lebih tepatnya, disaat butuh menang, Ancelotti malah ganti Pirlo dgn Ambrosini, dan yg paling bikin heran mengganti Gattuso dgn Maldini..ane yg dulu nonton aja ga percaya padahal mereka butuh menang dan kondisi waktu itu lagi 1-1, eh ga taunya permainannya berubah, dan Milan bisa menang 3-1.
#4

Quote:
√Di Italia, para pelatih menggunakan banyak sistem yang berbeda. Sistem ini yang kadang dikritik oleh pesepakbola di luar Italia. "Fleksibilitas taktis selalu dikritik negatif dan sering dikaitkan dengan sikap reaktif. Asumsi dasar di masyarakat adalah bahwa yang lemah adalah yang reaktif, sementara yang kuat proaktif. Tapi, ketika seorang pelatih Italia melakukan perubahan formasi, ini bukan hanya sekadar reaktif atau proaktif, tapi sedang mencari sebuah solusi," bela Vialli menyikapi kritikan tersebut.
Flesibilitas taktik ini yang membuat seorang pemain harus bisa seadaptif mungkin terhadap sebuah sistem. Lantas, ketika pelatih baru datang dan mengobrak-ngabrik sistem yang ada, itu bukan masalah berarti bagi pemain. Kalaupun taktik itu bermasalah, adalah pelatih yang menjadi pecundangnya, bukan si pemain.
Quote:
Original Posted By chrysolite►mafia membunuhmu wakakka , ngeri amat yah gan orang italia , mecat alenatore ampe alasan yg gk masuk akal pun bisa , yaiyalah gan namanya juga dia yg punya duit , punya klub , suka" dia sih emang
, tp kalo yg pengibaratan dari petinju A atau B tadi , ane lebih milih yg A sih , itali yg B yah gan


Quote:
Original Posted By ChoIngTien2010►leicester ini emang fenomena, tp bukan krn itu klub jago, tp klub2 langganan juara lain yg lagi tertidur
ranieri ini emang terkenal pelatih spesialis team builder. mau macam apa pun komposisi squadnya, dia bisa bikin squad itu bersatu. nah pelatih selanjutnya yg biasanya tinggal sempurnain kerja keras dia. yang bikin nyesek ini pelatih dr dulu cm bisa nyaris juara alias runner up adalah prestasi terbaiknya. menurut ane itu jg gara2 keterbatasan squad sehingga habis bensin menjelang akhir musim. mungkin bakal gitu jg nasib leicester musim ini. moga2 sih dia bisa pecah telor
setuju dgn statement vialli.
EPL itu jabatannya manager, sementara di serie A itu jabatannya cuma coach (pelatih), terang aja klub2 EPL bakal pikir panjang kl mau pecat managernya, itu sama aja ganti keseluruhan staff, n pesangonnya ga main2. kl di serie A, krn jabatan cm pelatih, owner dpt dgn mudah jadiin dia kambing hitam atas hasil yg ga memuaskan.
tipe permainan EPL n serie A jg beda.
Tevez sendiri yg mengakui kl di EPL itu selama fisik kita kuat sepanjang pertandingan, kita bakal memenangkan pertandingan.
tim yg fisiknya kalah akan mulai tidak fokus n mulai bikin kesalahan2 yg menyebabkan kekalahan timnya. formasi 4-4-2 ampe akhir jg 4-4-2. lebih dikedepankan sisi entertainmentnya. (sayangnya justru ane malah ngantuk kl liat EPL, macam sepakbola tarkam, jual beli serangan, macam ga ada polanya, tau2 bek lawan bikin kesalahan dan goll
)
beda di serie A... tim gurem sekalipun dah siapin taktik yg siap bikin klub besar sekalipun menderita. formasi 4-4-2 bisa jadi 6-3-1, n kl hoki bisa bikin gol tu formasi bisa jadi 8-2-0
dan mereka disiplin banget, susah diajak ninggalin posnya
kl ga bisa bikin gol, setidaknya bisa dapat 1 poin sudah bagus, hasil adalah segalanya
kl ada klub di EPL yg ikut2an parkir bus macam klub2 gurem di serie A brarti tu udah terkontaminasi
ga ngikutin pakem lagi.
jadi ga heran kl pelatih asal italia banyak yg jd top, menangin gelar dimana2. itu krn mereka mempersiapkan segala sesuatunya dengan detail. mempersiapkan sesuatu yg tidak disadari lawannya.
tp jangan salah...krn terlalu ribet ga jarang begitu skenario ga jalan (misal...kebobolan or red card di menit2 awal), rencana bisa hancur berantakan. n kl dah panik...ga banget deh pelatih2 italia itu
kan sejenius2nya pelatih, implementasinya tetep di lapangan n pemain yg menentukan.
pesan terakhir....
FORZA JUVE

ranieri ini emang terkenal pelatih spesialis team builder. mau macam apa pun komposisi squadnya, dia bisa bikin squad itu bersatu. nah pelatih selanjutnya yg biasanya tinggal sempurnain kerja keras dia. yang bikin nyesek ini pelatih dr dulu cm bisa nyaris juara alias runner up adalah prestasi terbaiknya. menurut ane itu jg gara2 keterbatasan squad sehingga habis bensin menjelang akhir musim. mungkin bakal gitu jg nasib leicester musim ini. moga2 sih dia bisa pecah telor

setuju dgn statement vialli.
EPL itu jabatannya manager, sementara di serie A itu jabatannya cuma coach (pelatih), terang aja klub2 EPL bakal pikir panjang kl mau pecat managernya, itu sama aja ganti keseluruhan staff, n pesangonnya ga main2. kl di serie A, krn jabatan cm pelatih, owner dpt dgn mudah jadiin dia kambing hitam atas hasil yg ga memuaskan.
tipe permainan EPL n serie A jg beda.
Tevez sendiri yg mengakui kl di EPL itu selama fisik kita kuat sepanjang pertandingan, kita bakal memenangkan pertandingan.
tim yg fisiknya kalah akan mulai tidak fokus n mulai bikin kesalahan2 yg menyebabkan kekalahan timnya. formasi 4-4-2 ampe akhir jg 4-4-2. lebih dikedepankan sisi entertainmentnya. (sayangnya justru ane malah ngantuk kl liat EPL, macam sepakbola tarkam, jual beli serangan, macam ga ada polanya, tau2 bek lawan bikin kesalahan dan goll

beda di serie A... tim gurem sekalipun dah siapin taktik yg siap bikin klub besar sekalipun menderita. formasi 4-4-2 bisa jadi 6-3-1, n kl hoki bisa bikin gol tu formasi bisa jadi 8-2-0



kl ada klub di EPL yg ikut2an parkir bus macam klub2 gurem di serie A brarti tu udah terkontaminasi

jadi ga heran kl pelatih asal italia banyak yg jd top, menangin gelar dimana2. itu krn mereka mempersiapkan segala sesuatunya dengan detail. mempersiapkan sesuatu yg tidak disadari lawannya.
tp jangan salah...krn terlalu ribet ga jarang begitu skenario ga jalan (misal...kebobolan or red card di menit2 awal), rencana bisa hancur berantakan. n kl dah panik...ga banget deh pelatih2 italia itu

pesan terakhir....
FORZA JUVE

Lalu, musim ini siapa yang ingin menyusul jadi pecundang?




► Originalle posted by Mr.Agaz15
Copyright © Kaskus

Copyright © Kaskus





Quote:


Diubah oleh Agaz15 06-02-2016 21:01






jengge dan 4 lainnya memberi reputasi
5
70.9K
Kutip
406
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan