- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
FIRA OS : Sistem Operasi Buatan Anak Negeri (Bangga Gan!)


TS
anjar26
FIRA OS : Sistem Operasi Buatan Anak Negeri (Bangga Gan!)
Ya, pada dasarnya Fira OS masih berdiri di atas Android (KitKat & Lollipop) dan belum dikatakan murni OS yang berdiri sendiri, sekilas hanya tampilan antarmuka atau UI (User Interface) saja yang menjadi pembeda disertai beberapa aplikasi bawaan seperti FIRA Check, FIRA Pay, FIRA Store dan FIRA TV dan masih menggunakan ekstensi apkyang bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam mencari aplikasi yang diinginkan, bukan rahasia kalau Google Play memiliki banyak sekali aplikasi gratis maupun berbayar, mungkin disitulah mengapa Fira OS dibangun di atas Android, sama halnya seperti BandrOs yang juga sempat diperkenalkan oleh LIPI beberapa tahun silam. Fira OS bukan tidak mungkin akan berdiri sendiri tanpa embel-embel Android dan memiliki "gudang aplikasi" sendiri dan ekstensi aplikasi sendiri, semoga! Setidaknya Indonesia (Polytron) memiliki UI sendiri dan murni dikembangkan oleh putra-putri Indonesia, semoga langkah awal ini menjadikan Indonesia tidak melulu menggunakan produk luar.
Ingat, Cintailah Produk-Produk Indonesia dan Cintailah Merek-Merek Indonesia!



Quote:
Polytron tak hanya merilis perangkat baru di lini Zap 6 pada Kamis, 28 Januari. Perusahaan lokal tersebut juga memperkenalkan sistem operasi bernama FiraOS yang diklaim 100 persen buatan anak bangsa.
Tekno Wibowo, Marketing Director Polytron Indonesia menjelaskan bahwa Fira berbeda dari ZenUI atau MIUI yang hanya membedakan perangkat Asus dan Xiaomi dengan perangkat Android lainnya dari sisi tampilan. FiraOS memiliki aplikasi bawaan yakni FIRA Check, FIRA Pay, FIRA Store dan FIRA TV.
FIRA Check Pulsa dimaksudkan untuk mempermudah pengguna mengecek pulsa yang dimiliki, sementara itu FIRA Pay memungkinkan pengguna membayar berbagai tagihan seperti listrik maupun telefon langsung dari perangkat Polytron. Di sisi lain, FIRA Store menyediakan voucher-voucher seperti pulsa, game dan listrik bersifat digital, nantinya juga akan bekerjasama dengan e-commerce yang dimaksudkan untuk mempermudah pengguna berbelanja, bukannya mengunduh aplikasi.
Spesial untuk FIRA TV, pengguna akan dimudahkan untuk streaming video maupun TV dengan aplikasi tersebut. Bekerjasama dengan Super Soccer TV, FIRATV akan menyiarkan seluruh tayangan bola pada Maret mendatang secara gratis bagi pengguna yang memiliki FIRA ID.
Lebih lanjut, Tekno sangat optimis bahwa FiraOS yang dibangun di Android itu akan membawa ciri sendiri bagi smartphone ZAP 6. "Kita berikan fitur-fitur lokal yang bermanfaat untuk orang Indonesia karena banyak fitur di smartphone-smartphone asing tetapi itu dibuat untuk global, bukan untuk masyarakat kita," terangnya.
Investasi untuk membangun software ini rupanya tak murah. Meski ragu mengungkapkan jumlah pastinya, Tekno mengungkap bahwa dana yang digelontorkan untuk membangun FiraOS lebih dari Rp10 miliar. "Hire programmer nggak murah. Kita timnya sekarang mungkin sekitar 12 orang semuanya WNI. Kita nggak butuh bule kok," jawabnya.
Tekno Wibowo, Marketing Director Polytron Indonesia menjelaskan bahwa Fira berbeda dari ZenUI atau MIUI yang hanya membedakan perangkat Asus dan Xiaomi dengan perangkat Android lainnya dari sisi tampilan. FiraOS memiliki aplikasi bawaan yakni FIRA Check, FIRA Pay, FIRA Store dan FIRA TV.
FIRA Check Pulsa dimaksudkan untuk mempermudah pengguna mengecek pulsa yang dimiliki, sementara itu FIRA Pay memungkinkan pengguna membayar berbagai tagihan seperti listrik maupun telefon langsung dari perangkat Polytron. Di sisi lain, FIRA Store menyediakan voucher-voucher seperti pulsa, game dan listrik bersifat digital, nantinya juga akan bekerjasama dengan e-commerce yang dimaksudkan untuk mempermudah pengguna berbelanja, bukannya mengunduh aplikasi.
Spesial untuk FIRA TV, pengguna akan dimudahkan untuk streaming video maupun TV dengan aplikasi tersebut. Bekerjasama dengan Super Soccer TV, FIRATV akan menyiarkan seluruh tayangan bola pada Maret mendatang secara gratis bagi pengguna yang memiliki FIRA ID.
Lebih lanjut, Tekno sangat optimis bahwa FiraOS yang dibangun di Android itu akan membawa ciri sendiri bagi smartphone ZAP 6. "Kita berikan fitur-fitur lokal yang bermanfaat untuk orang Indonesia karena banyak fitur di smartphone-smartphone asing tetapi itu dibuat untuk global, bukan untuk masyarakat kita," terangnya.
Investasi untuk membangun software ini rupanya tak murah. Meski ragu mengungkapkan jumlah pastinya, Tekno mengungkap bahwa dana yang digelontorkan untuk membangun FiraOS lebih dari Rp10 miliar. "Hire programmer nggak murah. Kita timnya sekarang mungkin sekitar 12 orang semuanya WNI. Kita nggak butuh bule kok," jawabnya.
Quote:
Quote:
Ingin makin dikenal dengan ekspansinya di pasar mobile, Polytron melakukan sejumlah pembuktian. Setelah mengupayakan proses produksinya di dalam negeri demi sertifikasi TKDN, vendor ponsel asal Kudus, Jawa Tengah, kini juga mengembangkan software.
"Polytron membuktikan bahwa selain produksi handset dengan kandungan komponen dalam negeri, Polytron juga concern di sisi pengembangan software. Makanya kita membenamkan OS Fira di seri Zap 6 ini," kata Marketing Director PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) Tekno Wibowo saat peluncuran Zap 6 di Exodus Dining, Kuningan City, Kamis (28/1/2016).
Sementara itu, CEO Fira Roberto Hartono mengatakan, Fira dibangun dan dikembangkan oleh Polytron tanpa ada tenaga asing. Fira yang merupakan versi Android yang dioptimalkan untuk ponsel Polytron, diklaim sangat memahami pengguna ponsel Indonesia.
"Banyak smartphone Android di market yang tidak dibuat untuk pengguna Indonesia, sehingga cenderung membingungkan. Kami ingin melakukan penyesuaian yang dirancang cocok dengan kebiasaan dan kebutuhan pengguna Indonesia," kata Roberto.
OS Fira dikatakannya mengedepankan integrasi antara hardware dan software untuk memberikan pengalaman terbaik menggunakan seri Zap 6 Polytron. Itu sebabnya, OS ini secara eksklusif dibenamkan di ponsel Polytron, mulai dari seri Zap 6 dan nanti seterusnya.
Fitur utamanya antara lain, user interface khas Fira, Fira check pulsa berupa aplikasi bawaan yang secara sistematis dan terintegrasi untuk mengetahui sisa pulsa, Fira Pay sebagai fitur pembayaran, Fira Directory untuk mendapatkan informasi lokasi dan kontak, Fira Store sebagai fitur belanja yang juga bisa dipakai untuk bayar listrik dan isi pulsa, Fira ID, smart calling dan sejumlah fitur lainnya.
"Ada satu lagi fitur baru Fira TV yang akan di-launching. Ini akan jadi hiburan kalau lagi kena macet di jalan. Gak perlu khawatir bete atau bosan menunggu karena ini bakal jadi channel hiburan yang lengkap," janji Roberto.
Dia memberikan sedikit bocoran, saat fitur ini dirilis, Fira dan Polytron akan bekerjasama dengan Super Soccer untuk menyediakan tayangan sepak bola. Tentu ini juga bagian dari strategi untuk menggaet lebih banyak pengguna ponsel Polytron dengan OS Fira.
"Bakalan ada 24 jam tayangan anything tentang bola di Fira TV. Layanan ini bakal digratiskan untuk pengguna yang memiliki Fira ID di ponsel Polytron tentunya selama 6 bulan," ujarnya berpromosi.
"Polytron membuktikan bahwa selain produksi handset dengan kandungan komponen dalam negeri, Polytron juga concern di sisi pengembangan software. Makanya kita membenamkan OS Fira di seri Zap 6 ini," kata Marketing Director PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) Tekno Wibowo saat peluncuran Zap 6 di Exodus Dining, Kuningan City, Kamis (28/1/2016).
Sementara itu, CEO Fira Roberto Hartono mengatakan, Fira dibangun dan dikembangkan oleh Polytron tanpa ada tenaga asing. Fira yang merupakan versi Android yang dioptimalkan untuk ponsel Polytron, diklaim sangat memahami pengguna ponsel Indonesia.
"Banyak smartphone Android di market yang tidak dibuat untuk pengguna Indonesia, sehingga cenderung membingungkan. Kami ingin melakukan penyesuaian yang dirancang cocok dengan kebiasaan dan kebutuhan pengguna Indonesia," kata Roberto.
OS Fira dikatakannya mengedepankan integrasi antara hardware dan software untuk memberikan pengalaman terbaik menggunakan seri Zap 6 Polytron. Itu sebabnya, OS ini secara eksklusif dibenamkan di ponsel Polytron, mulai dari seri Zap 6 dan nanti seterusnya.
Fitur utamanya antara lain, user interface khas Fira, Fira check pulsa berupa aplikasi bawaan yang secara sistematis dan terintegrasi untuk mengetahui sisa pulsa, Fira Pay sebagai fitur pembayaran, Fira Directory untuk mendapatkan informasi lokasi dan kontak, Fira Store sebagai fitur belanja yang juga bisa dipakai untuk bayar listrik dan isi pulsa, Fira ID, smart calling dan sejumlah fitur lainnya.
"Ada satu lagi fitur baru Fira TV yang akan di-launching. Ini akan jadi hiburan kalau lagi kena macet di jalan. Gak perlu khawatir bete atau bosan menunggu karena ini bakal jadi channel hiburan yang lengkap," janji Roberto.
Dia memberikan sedikit bocoran, saat fitur ini dirilis, Fira dan Polytron akan bekerjasama dengan Super Soccer untuk menyediakan tayangan sepak bola. Tentu ini juga bagian dari strategi untuk menggaet lebih banyak pengguna ponsel Polytron dengan OS Fira.
"Bakalan ada 24 jam tayangan anything tentang bola di Fira TV. Layanan ini bakal digratiskan untuk pengguna yang memiliki Fira ID di ponsel Polytron tentunya selama 6 bulan," ujarnya berpromosi.
Quote:
Quote:
Pada peluncuran perangkat Android terbaru Polytron, Zap 6, ada yang menarik untuk diketahui. 5 ponsel baru mereka punya OS berbasis Android yang keren, bernama Fira OS. Perangkat ini punya potensi besar untuk dicintai pengguna lokal.
Fira OS ditanamkan di lini Zap 6 yang baru luncur hari ini. Polytorn Power, Polytron Note, Polytron Cleo, Polytron Posh, dan Polytron Posh Note. Roberto Hartono, Direktur Fira OS menerangkan bahwa experience sistem operasi mobile ini sedikit berebeda. Mulai dari UI atau antar muka hingga fitur di dalamnya yang dipersiapkan cukup matang.
Dari segi desain antar muka, Fira OS tampak seperti Android. Namun Fira OS memiliki perbedaan yang cukup menarik. Di bagian widget, Fira OS menampilkan nomor handphone yang terpasang di ponsel dan jumlah pulsanya sekaligus.
Di dalam kontak terdapat fitur directory yang bisa digunakan untuk mencari kontak nomor dari browser. Roberto melihat, custom OS di ponsel lain belum menyentuh kebutuhan pengguna lokal. Inilah celah yang bisa digarap oleh Fira OS.
“Kalau bapak beli Xiaomi kalau pernah coba ya, kan ada browser, video, musik, tapi di Indonesia itu enggak jalan semua.” ungkap Roberto menceritakan inspirasi awal pembuatan Fira OS ini.
Di sinilah Fira OS melihat celah untuk bermain, dengan meluncurkan fitur-fitur macam, Fira Pay, Fira Store, hingga konten multimedia Fira TV. Fira Pay ini nantinya akan kerjasama dengan retail Seven Eleven. Oleh karena itu pengguna Fira OS yang memiliki Fira Pay akan mudah melakukan pembayaran via ponsel. Caranya hanya dengan scanning bar code.
Fira Store juga dikemas untuk memenuhi kebutuhan pengguna lokal dalam membayar tagihan seperti, pulsa, token PLN, sampai rencanannya nanti pembayarn tiket kereta api dan pesawat terbang.
Bahkan Roberto optimis bila Fira OS akan menjadi contoh sistem operasi mobile asli Indonesia. “kemarin di 2015 akhir, kita didatangi PT. Surveyer Indonesia. Kita sudah ceritakan dan terngkan bagaimana Fira dan Android itu berjalan dengan baik. Menurut info yang kami dengar, itu standar yang kita lakukan di Fira akan dijadikan contoh untk semua software developer di Indonesia untuk kaitannya tentang TKDN.” terang Roberto. Bahkan Roberto tidak menutupi jika vendor global sempat mendekati Fira.
Fira OS ditanamkan di lini Zap 6 yang baru luncur hari ini. Polytorn Power, Polytron Note, Polytron Cleo, Polytron Posh, dan Polytron Posh Note. Roberto Hartono, Direktur Fira OS menerangkan bahwa experience sistem operasi mobile ini sedikit berebeda. Mulai dari UI atau antar muka hingga fitur di dalamnya yang dipersiapkan cukup matang.
Dari segi desain antar muka, Fira OS tampak seperti Android. Namun Fira OS memiliki perbedaan yang cukup menarik. Di bagian widget, Fira OS menampilkan nomor handphone yang terpasang di ponsel dan jumlah pulsanya sekaligus.
Di dalam kontak terdapat fitur directory yang bisa digunakan untuk mencari kontak nomor dari browser. Roberto melihat, custom OS di ponsel lain belum menyentuh kebutuhan pengguna lokal. Inilah celah yang bisa digarap oleh Fira OS.
“Kalau bapak beli Xiaomi kalau pernah coba ya, kan ada browser, video, musik, tapi di Indonesia itu enggak jalan semua.” ungkap Roberto menceritakan inspirasi awal pembuatan Fira OS ini.
Di sinilah Fira OS melihat celah untuk bermain, dengan meluncurkan fitur-fitur macam, Fira Pay, Fira Store, hingga konten multimedia Fira TV. Fira Pay ini nantinya akan kerjasama dengan retail Seven Eleven. Oleh karena itu pengguna Fira OS yang memiliki Fira Pay akan mudah melakukan pembayaran via ponsel. Caranya hanya dengan scanning bar code.
Fira Store juga dikemas untuk memenuhi kebutuhan pengguna lokal dalam membayar tagihan seperti, pulsa, token PLN, sampai rencanannya nanti pembayarn tiket kereta api dan pesawat terbang.
Bahkan Roberto optimis bila Fira OS akan menjadi contoh sistem operasi mobile asli Indonesia. “kemarin di 2015 akhir, kita didatangi PT. Surveyer Indonesia. Kita sudah ceritakan dan terngkan bagaimana Fira dan Android itu berjalan dengan baik. Menurut info yang kami dengar, itu standar yang kita lakukan di Fira akan dijadikan contoh untk semua software developer di Indonesia untuk kaitannya tentang TKDN.” terang Roberto. Bahkan Roberto tidak menutupi jika vendor global sempat mendekati Fira.
Quote:
Quote:
Polytron Luncurkan Antarmuka FiraOS. Sebelumnya, Polytron memang mendunia sebagai vendor penghasil televisi dan audio. Namun sejak tahun 2012 silam, Polytron mulai berkecimpung dalam dunia ponsel pintar. Setelah dikabarkan tengah mempersiapkan perangkat lunak terbarunya, pada awal tahun 2016 ini, vendor yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah ini telah diperkenalkan kepada publik. FiraOS, demikian nama yang disematkan pada perangkat lunak yang telah dikembangkan putra-putri bangsa ini.
Quote:
Quote:
Polytron, tak hanya merilis smartphone terbaru Zap 6. Perusahaan lokal tersebut juga memperkenalkan sistem operasi bernama FiraOS yang diklaim 100% buatan anak bangsa.
Seperti dikutip dari Okezone, Sabtu (30/1/2016), Marketing Director Polytron Indonesia,Tekno Wibowo, menjelaskan Fira berbeda dari ZenUI atau MIUI yang hanya membedakan perangkat Asus dan Xiaomi dengan perangkat Android lainnya dari sisi tampilan.
Fira OS memiliki aplikasi bawaan yakni FIRA Check, FIRA Pay, FIRA Store dan FIRA TV. FIRA Check Pulsa dimaksudkan untuk mempermudah pengguna mengecek pulsa yang dimiliki. Sementara itu FIRA Pay memungkinkan pengguna membayar berbagai tagihan seperti listrik dan telepon langsung dari perangkat Polytron.
Di sisi lain, FIRA Store menyediakan voucher-voucher seperti pulsa, game dan listrik bersifat digital, nantinya juga akan bekerja sama dengan e-commerce yang dimaksudkan untuk mempermudah pengguna berbelanja, bukannya mengunduh aplikasi.
Spesial untuk FIRA TV, pengguna akan dimudahkan untuk streaming video danTV dengan aplikasi tersebut. Bekerja sama dengan Super Soccer TV, FIRATV akan menyiarkan seluruh tayangan bola pada Maret mendatang secara gratis bagi pengguna yang memiliki FIRA ID.
Lebih lanjut, Tekno sangat optimistis FiraOS yang dibangun di Android itu akan membawa ciri sendiri bagi smartphone ZAP 6. “Kita berikan fitur-fitur lokal yang bermanfaat untuk orang Indonesia karena banyak fitur di smartphone-smartphone asing tetapi itu dibuat untuk global, bukan untuk masyarakat kita,” terangnya.
Investasi untuk membangun OS terbaru Fira rupanya tak murah. Meski ragu mengungkapkan jumlah pastinya, Tekno mengungkap dana yang digelontorkan untuk membangun FiraOS lebih dari Rp10 miliar. “Hire programmer enggak murah. Kita timnya sekarang mungkin sekitar 12 orang semuanya WNI. Kita enggak butuh bule kok,” jawabnya.
Selain itu dikutip dari Detik, Sabtu, menurut Tekno, Polytron punya senjata tersendiri untuk melawan serangan brand Tiongkok. Jurus Polytron antara lain dengan berupaya memenuhi aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari pemerintah dan membuat produk sesuai dengan karakter pengguna Indonesia.
“Kita berusaha memenuhi TKDN. Produksi pure di Indonesia, pabrik kita di Kudus Jawa Tengah. Zap 5 yang rilis tahun lalu saja sudah 35% TKDN, jadi kami optimistis bisa memenuhi syarat pemerintah. Kita juga memahami pengguna Indonesia. Kita buat produk kita localized untuk pengguna di sini,” papar Tekno.
Latar belakang ini pula yang menjadi alasan Polytron mengembangkan OS terbaru Fira, versi Android yang disesuaikan dan dioptimalkan untuk ponsel Polytron.
“Android sudah menguasai pasar. Tapi karena didesain secara umum, ada beberapa hal yang kurang cocok untuk pengguna kita. Karena kami brand Indonesia, kami tahu marketnya seperti apa, maka kita juga investasi di bidang software untuk pengembangan OS Fira,” ujarnya.
Tak sembarangan, Tekno menyebut pengembangan OS terbaru Fira terlebih dahulu melalui berbagai studi tentang kebiasaan pengguna ponsel di Indonesia. Tujuannya agar Fira optimal dengan perangkat buatannya dan memenuhi kebutuhan pengguna.
Tekno berharap, semua fitur di OS Fira bisa dimaksimalkan untuk konsumen di Indonesia. Strategi ini meniru Xiaomi yang ponselnya dibenamkan berbagai layanan internet terintegrasi yang juga dikembangkan oleh perusahaan asal China tersebut.
“Xiaomi itu kan punya UI-nya sendiri dan berbagai layanan di dalamnya. Tapi layanannya gak bisa dipakai pengguna di sini. Makanya kita buat OS Fira ini, layanannya ya untuk bisa dipakai pengguna Indonesia,” kata Tekno.
Dalam kesempatan ini, Tekno juga mengungkapkan keinginannya agar unit bisnis ponsel Polytron terus tumbuh. Saat ini, pendapatan terbesar Polytron masih berasal dari unit bisnis elektronik rumah seperti TV, kulkas dan lemari es.
“Kita sejak terjun di bisnis smartphone selalu tumbuh year on year. Tahun lalu revenue dari smartphone memang masih 5%. Masih besar dari home appliances. Kita ingin yang smartphone ini terus tumbuh sebanyak-banyaknya,” harapnya.
Seperti dikutip dari Okezone, Sabtu (30/1/2016), Marketing Director Polytron Indonesia,Tekno Wibowo, menjelaskan Fira berbeda dari ZenUI atau MIUI yang hanya membedakan perangkat Asus dan Xiaomi dengan perangkat Android lainnya dari sisi tampilan.
Fira OS memiliki aplikasi bawaan yakni FIRA Check, FIRA Pay, FIRA Store dan FIRA TV. FIRA Check Pulsa dimaksudkan untuk mempermudah pengguna mengecek pulsa yang dimiliki. Sementara itu FIRA Pay memungkinkan pengguna membayar berbagai tagihan seperti listrik dan telepon langsung dari perangkat Polytron.
Di sisi lain, FIRA Store menyediakan voucher-voucher seperti pulsa, game dan listrik bersifat digital, nantinya juga akan bekerja sama dengan e-commerce yang dimaksudkan untuk mempermudah pengguna berbelanja, bukannya mengunduh aplikasi.
Spesial untuk FIRA TV, pengguna akan dimudahkan untuk streaming video danTV dengan aplikasi tersebut. Bekerja sama dengan Super Soccer TV, FIRATV akan menyiarkan seluruh tayangan bola pada Maret mendatang secara gratis bagi pengguna yang memiliki FIRA ID.
Lebih lanjut, Tekno sangat optimistis FiraOS yang dibangun di Android itu akan membawa ciri sendiri bagi smartphone ZAP 6. “Kita berikan fitur-fitur lokal yang bermanfaat untuk orang Indonesia karena banyak fitur di smartphone-smartphone asing tetapi itu dibuat untuk global, bukan untuk masyarakat kita,” terangnya.
Investasi untuk membangun OS terbaru Fira rupanya tak murah. Meski ragu mengungkapkan jumlah pastinya, Tekno mengungkap dana yang digelontorkan untuk membangun FiraOS lebih dari Rp10 miliar. “Hire programmer enggak murah. Kita timnya sekarang mungkin sekitar 12 orang semuanya WNI. Kita enggak butuh bule kok,” jawabnya.
Selain itu dikutip dari Detik, Sabtu, menurut Tekno, Polytron punya senjata tersendiri untuk melawan serangan brand Tiongkok. Jurus Polytron antara lain dengan berupaya memenuhi aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari pemerintah dan membuat produk sesuai dengan karakter pengguna Indonesia.
“Kita berusaha memenuhi TKDN. Produksi pure di Indonesia, pabrik kita di Kudus Jawa Tengah. Zap 5 yang rilis tahun lalu saja sudah 35% TKDN, jadi kami optimistis bisa memenuhi syarat pemerintah. Kita juga memahami pengguna Indonesia. Kita buat produk kita localized untuk pengguna di sini,” papar Tekno.
Latar belakang ini pula yang menjadi alasan Polytron mengembangkan OS terbaru Fira, versi Android yang disesuaikan dan dioptimalkan untuk ponsel Polytron.
“Android sudah menguasai pasar. Tapi karena didesain secara umum, ada beberapa hal yang kurang cocok untuk pengguna kita. Karena kami brand Indonesia, kami tahu marketnya seperti apa, maka kita juga investasi di bidang software untuk pengembangan OS Fira,” ujarnya.
Tak sembarangan, Tekno menyebut pengembangan OS terbaru Fira terlebih dahulu melalui berbagai studi tentang kebiasaan pengguna ponsel di Indonesia. Tujuannya agar Fira optimal dengan perangkat buatannya dan memenuhi kebutuhan pengguna.
Tekno berharap, semua fitur di OS Fira bisa dimaksimalkan untuk konsumen di Indonesia. Strategi ini meniru Xiaomi yang ponselnya dibenamkan berbagai layanan internet terintegrasi yang juga dikembangkan oleh perusahaan asal China tersebut.
“Xiaomi itu kan punya UI-nya sendiri dan berbagai layanan di dalamnya. Tapi layanannya gak bisa dipakai pengguna di sini. Makanya kita buat OS Fira ini, layanannya ya untuk bisa dipakai pengguna Indonesia,” kata Tekno.
Dalam kesempatan ini, Tekno juga mengungkapkan keinginannya agar unit bisnis ponsel Polytron terus tumbuh. Saat ini, pendapatan terbesar Polytron masih berasal dari unit bisnis elektronik rumah seperti TV, kulkas dan lemari es.
“Kita sejak terjun di bisnis smartphone selalu tumbuh year on year. Tahun lalu revenue dari smartphone memang masih 5%. Masih besar dari home appliances. Kita ingin yang smartphone ini terus tumbuh sebanyak-banyaknya,” harapnya.
Quote:
Quote:
Persaingan di pasar ponsel pintar kelas menengah akan semakin ketat dengan hadirnya ponsel Android terbaru dari Polytron. Produsen elektronik asal Indonesia tersebut baru saja meluncurkan beberapa ponsel Android terbaru, salah satunya ZAP 6 Posh Note. Ponsel pintar yang dibanderol seharga Rp1.899.000,- ini mampu memberikan sejumlah kemudahan kepada para penggunanya berkat hadirnya Fira OS.
Fira OS merupakan perangkat lunak buatan Polytron yang dikembangkan oleh putra-putri Indonesia sehingga menjadi pembeda dengan ponsel Android lainnya. Hadirnya Fira OS membuat pengoperasian ZAP 6 Posh Note menjadi begitu responsif. Saat ponsel ini dihidupkan, pengguna akan disambut dengan startup screen (layar pembuka) yang menegaskan Fira sebagai inti dari Polytron ZAP 6 Posh Note.
Berkat dukungan layar berukuran 5.5 inci HD yang menggunakan teknologi 2.5D sehingga layar terlihat melengkung, antarmuka Fira di ponsel pintar ini menjadi terlihat menarik. Sehingga, ZAP 6 Posh Note yang dilapisi material berbahan metal ini tampil cukup elegan baik di luar maupun di dalamnya.
Fira OS membuat tampilan antarmuka Polytron ZAP 6 Posh Note lebih cerah serta memiliki ikon aplikasi lebih besar, sehingga membuat pengguna lebih mudah mengenali aplikasi yang ada pada perangkat tersebut.
Selain itu, proses kustomisasi wallpaper dan widget menjadi lebih mudah berkat hadirnya antarmuka Fira. Pengguna cukup menyentuh tombol menu di bagian kiri bawah layar yang akan menampilkan pilihan pengaturan wallpaper dan widget, serta hadirnya jalan pintas ke menu pengaturan perangkat.
Selain tampilan yang menarik, Fira OS juga menghadirkan sejumlah fitur, yakni Fira ID, Fira Pay, Fira Store dan Directory.
Fira ID merupakan tanda identitas pemilik ponsel sekaligus sebagai akun universal untuk melakukan berbagai transaksi dalam Fira OS. Setelah melakukan registrasi, pengguna dapat mengatur Fira Pay yang akan terkoneksi dengan kartu kredit pengguna untuk melakukan berbagai transaksi.
Setelah mengatur Fira Pay pengguna bisa melakukan pembelian pulsa telepon, token PLN, dan juga voucher game. Hadirnya Fira Store akan sangat membantu, karena pengguna bisa melakukan transaksi penting dengan lebih cepat dan efisien.
Fitur terakhir yang memberikan kemudahan pagi para pengguna ponsel Polytron ZAP 6 dengan antar muka Fira adalah Directory. Fitur ini tertanam di dalam aplikasi telepon dan berfungsi untuk membantu pengguna menemukan alamat dan nomor telepon dari tempat yang dicari. Karena terintegrasi dengan Google, pencarian informasi bisa dilakukan tanpa batas selama ponsel pengguna terkoneksi dengan jaringan internet.
Selain mengandalkan Fira OS yang memberikan berbagai kemudahan bagi para penggunanya, Polytron ZAP 6 Posh Note juga memiliki performa yang baik karena sudah didukung oleh prosesor Quad Core 64-bit A53 berkecepatan 1.3GHz, kartu grafis GPU Mali T720-MPU dan RAM 2GB. Ponsel ini siap membantu penggunanya dalam berbagai aktivitas yang dijalankan sehari-hari.
Pada jaringan, Polytron ZAP 6 Posh Note mendukung jaringan 4G LTE, WCDMA dan GSM. Jaringan 4G LTE dari Polytron ZAP 6 Posh Note ini mencakup 3 band, yaitu band 3, 5 dan band 8. Dengan konektivitas jaringan 4G LTE maka akses internet antarmuka polytron Zap 6 dijamin lebih cepat. Selain itu, Polytron Zap 6 juga dilengkapi dengan koneksi HSDPA dan EDGE untuk koneksi pada daerah yang belum terjangkau jaringan 4G LTE.
Tak hanya itu, bagi Anda yang gemar berfoto ria, baik selfie maupun mengambil objek sekitar, ZAP 6 Posh Note sanggup mengabadikan momen dengan hasil terbaik berkat kamera belakang 8MP dan kamera depan 5MP yang cukup mumpuni.
Masih ragu untuk beralih ke Polytron ZAP 6 Posh Note?
Fira OS merupakan perangkat lunak buatan Polytron yang dikembangkan oleh putra-putri Indonesia sehingga menjadi pembeda dengan ponsel Android lainnya. Hadirnya Fira OS membuat pengoperasian ZAP 6 Posh Note menjadi begitu responsif. Saat ponsel ini dihidupkan, pengguna akan disambut dengan startup screen (layar pembuka) yang menegaskan Fira sebagai inti dari Polytron ZAP 6 Posh Note.
Berkat dukungan layar berukuran 5.5 inci HD yang menggunakan teknologi 2.5D sehingga layar terlihat melengkung, antarmuka Fira di ponsel pintar ini menjadi terlihat menarik. Sehingga, ZAP 6 Posh Note yang dilapisi material berbahan metal ini tampil cukup elegan baik di luar maupun di dalamnya.
Fira OS membuat tampilan antarmuka Polytron ZAP 6 Posh Note lebih cerah serta memiliki ikon aplikasi lebih besar, sehingga membuat pengguna lebih mudah mengenali aplikasi yang ada pada perangkat tersebut.
Selain itu, proses kustomisasi wallpaper dan widget menjadi lebih mudah berkat hadirnya antarmuka Fira. Pengguna cukup menyentuh tombol menu di bagian kiri bawah layar yang akan menampilkan pilihan pengaturan wallpaper dan widget, serta hadirnya jalan pintas ke menu pengaturan perangkat.
Selain tampilan yang menarik, Fira OS juga menghadirkan sejumlah fitur, yakni Fira ID, Fira Pay, Fira Store dan Directory.
Fira ID merupakan tanda identitas pemilik ponsel sekaligus sebagai akun universal untuk melakukan berbagai transaksi dalam Fira OS. Setelah melakukan registrasi, pengguna dapat mengatur Fira Pay yang akan terkoneksi dengan kartu kredit pengguna untuk melakukan berbagai transaksi.
Setelah mengatur Fira Pay pengguna bisa melakukan pembelian pulsa telepon, token PLN, dan juga voucher game. Hadirnya Fira Store akan sangat membantu, karena pengguna bisa melakukan transaksi penting dengan lebih cepat dan efisien.
Fitur terakhir yang memberikan kemudahan pagi para pengguna ponsel Polytron ZAP 6 dengan antar muka Fira adalah Directory. Fitur ini tertanam di dalam aplikasi telepon dan berfungsi untuk membantu pengguna menemukan alamat dan nomor telepon dari tempat yang dicari. Karena terintegrasi dengan Google, pencarian informasi bisa dilakukan tanpa batas selama ponsel pengguna terkoneksi dengan jaringan internet.
Selain mengandalkan Fira OS yang memberikan berbagai kemudahan bagi para penggunanya, Polytron ZAP 6 Posh Note juga memiliki performa yang baik karena sudah didukung oleh prosesor Quad Core 64-bit A53 berkecepatan 1.3GHz, kartu grafis GPU Mali T720-MPU dan RAM 2GB. Ponsel ini siap membantu penggunanya dalam berbagai aktivitas yang dijalankan sehari-hari.
Pada jaringan, Polytron ZAP 6 Posh Note mendukung jaringan 4G LTE, WCDMA dan GSM. Jaringan 4G LTE dari Polytron ZAP 6 Posh Note ini mencakup 3 band, yaitu band 3, 5 dan band 8. Dengan konektivitas jaringan 4G LTE maka akses internet antarmuka polytron Zap 6 dijamin lebih cepat. Selain itu, Polytron Zap 6 juga dilengkapi dengan koneksi HSDPA dan EDGE untuk koneksi pada daerah yang belum terjangkau jaringan 4G LTE.
Tak hanya itu, bagi Anda yang gemar berfoto ria, baik selfie maupun mengambil objek sekitar, ZAP 6 Posh Note sanggup mengabadikan momen dengan hasil terbaik berkat kamera belakang 8MP dan kamera depan 5MP yang cukup mumpuni.
Masih ragu untuk beralih ke Polytron ZAP 6 Posh Note?
Quote:
Spoiler for Gambar 1:

Spoiler for Gambar 2:

Spoiler for Gambar 3:

Spoiler for Gambar 4:

Spoiler for Gambar 5:

Spoiler for Gambar 6:

Diubah oleh anjar26 31-01-2016 07:47
0
22.2K
Kutip
108
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan