Spoiler for kritik pedas Gareth terhadap Corbuzier:
Not going to grace this with the title or link – but a few things that really have bothered me about some of the latest approaches to the action genre in Indonesia lately…
.
1) Pay your cast (they are risking injury for you!!!)
2) Provide safety for them (its not edgy or cool its just dangerous and stupid)
3) Spend time designing action properly. (Theres a reason why this shit takes time and effort) .
If you cant do one of the above stay the fuck out of the genre I love and adore you non contributing cash in fucks.
Secara umum, Gareth Evans mengkritik produksi film ini karena tidak membayar aktornya padahal mereka memiliki resiko cedera. Selain itu, Gareth Evans juga menyayangkan produksi film yang tidak memperhatikan keselamatan. Menurutnya hal tersebut bukanlah sebuah hal yang bagus melainkan berbahaya dan tindakan bodoh.
Tak terima dengan beberapa kalimat kasar dalam kritik tersebut, Deddy tak terima dan 'menamparnya' balik. "Kamu bilang pada kita untuk berhenti membuat film laga? Apakah genre ini punyamu? Apakah kamu merasa tidak aman? Kami terima kritik, namun TIDAK DENGAN KATA (maaf) S*** DAN F*** DAN STUPID," tulis Deddy di Instagram sambil mengunggah postingan Gareth.
Gareth pun membalas 'tamparan' Deddy ini dengan postingan baru lagi. Ia bersikukuh bahwa sekecil apapun production house yang memproduksi film action, mereka harusnya tetap membayar para aktornya. Sebab, adegan-adegan film laga ini sangat berbahaya dan punya resiko besar pada masa depan mereka. Sutradara asal Wales ini pun mengatakan jika argumen Deddy soal bahasa kasarnya itu tidaklah penting untuk ditanggapi.
Deddy pun memperpanjang kritikan Gareth. Dirinya menjelaskan panjang lebar apa alasannya tidak membayar para aktornya. Ia membuat film ini dengan budget 0 karena mantan magician ini ingin menunjukkan bahwa dengan aktor-aktor pilihan, ia bisa menyingkirkan pelindung badan dan sling yang biasa dipakai di film-film action berbudget besar, semacam THE RAID.
Ia juga menantang Gareth untuk mencantumkan judul TRIANGLE atau bahkan nama Deddy Corbuzier dalam postingan kritiknya. Bagi Deddy, tindakan yang dilakukan Gareth dengan meng-copy keterangan dari akun Youtubenya bukan merupakan tindakan gentleman.
"Kami tidak sempurna dan kami tahu itu. Kami juga bisa mengatakan bahwa menurut FORBES dll, film THE RAID 2 flop di pasaran. Dan gosipnya PH nya tutup saat ini. Tapi bukan itu yang kami katakan. Untuk apa kami menjelekkan Anda? Kami ingin belajar. Gini saja.. Anda buat film dengan budget 0 ya buat film tanpa budget sama sekali seperti yang kami buat dan hanya pakai kamera smartphone. Lalu kami belajar dari Anda. Sebelum itu? Talk is cheap. Cheers," balas Deddy.
setelah perang itu padam, secara tiba-tiba Gareth seperti menjilat ludahnya sendiri !
Spoiler for GARETH mengikuti jejak CORBUZIER:
Gareth Evans sutradara yang sukses menggarap The Raid, mengeluarkan karya film pendek berjudul The Samurai di Youtube.
Hal yang dilakukan Gareth Evans diduga mengikuti jejak mentalis dan presenter Deddy Corbuzier, membuat film pendek, dengan biaya produksi minim.
Padahal, Gareth Evans sempat mengkritik karya Deddy Corbuzier dengan mengatakan film tidak membayar pemain itu tidak profesional, bahaya, film jadi jelek.
Tidak hanya itu, memproduksi film dalam waktu singkat itu bodoh. Bahkan katanya ini genre baru action YouTube is like Shit!
Lantas, apa komentar Deddy Corbuzier setelah mengetahui apa yang dilakukan Gareth Evans ternyata mengikutinya. "Buat kami, bangga kalau apa yang kami lakukan bisa menginspirasi banyak orang termasuk sutradara sehebat Gareth Evans. Tapi masa, sih, sutradara sekaliber Gareth Evans mau melakukan hal remeh yang dilakukan oleh orang yang baru belajar membuat film seperti kami," ujar Deddy Corbuzier kepada wartawan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (29/1).
Deddy Corbuzier juga menanggapinya dengan bijak. Menurut pembawa acara Hitam Putih itu meremehkan sesuatu bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan.
“Sehebat apa pun kita, kita tidak boleh meremehkan dan mengecilkan karya orang lain. Karena kadang tanpa sadar hal tersebut bisa menginspirasi nya untuk berbuat hal yang sama. Istilahnya menjilat ludah sendiri. Ini jujur memprihatinkan, apalagi yang melakukan oleh sutradara sekaliber Gareth Evans,"tutur Deddy Corbuzier..