- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Begini Simulasi Pertarungan Ahok vs Penantang di Pilgub DKI Versi CSIS


TS
aghilfath
Begini Simulasi Pertarungan Ahok vs Penantang di Pilgub DKI Versi CSIS
Spoiler for Begini Simulasi Pertarungan Ahok vs Penantang di Pilgub DKI Versi CSIS:

Jakarta - Lembaga survei Centre Strategic and International Studies (CSIS) melakukan simulasi Pilkada DKI dengan menghadapkan Gubernur DKI Basuki T Purnama dengan sejumlah nama penantang. Seperti apa hasilnya?
"Kami melakukan simulasi tingkat elektabilitas calon gubernur DKI dengan 3 nama yakni Pak Ahok, Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini," kata peneliti CSIS Arya Fernandes dalam rilis hasil survey Pra-Pilkada DKI 'Calon Independen vis-a-vis Calon Partai' di kantor CSIS, Graha Pakarti Centre, Jl Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Senin (25/1/2016).
CSIS melakukan simulasi elektabilitas calon gubernur dengan hanya menggunakan 5 nama. Berikut hasil simulasinya.
1. Basuki T Purnama 48,50 persen
2. Ridwan Kamil 22 persen
3. Tri Rismaharini 12 persen
4. Adhyaksa Dault 6,25 persen
5. Sandiaga Uno 0,50 persen.
Jika Pilkada DKI diikuti oleh Ahok, Ridwan Kamil dan Risma maka perolehan yang didapat yakni Ahok 48,50 persen, Ridwan Kamil 25,25 persen, dan Risma 15 persen. Sedangkan jika Ahok bersaing dengan Adhyaksa Dault dan Sandiaga Uno, angka elektabilitas Ahok meningkat hingga 62,75 persen.
Lalu bagaimana jika Ahok bersaing hanya dengan Ridwan Kamil?
Tingkat elektabilitas Ahok mencapai 54 persen sedangkan Ridwan Kamil hanya 31,25 persen.
Besarnya selisih angka ini disebut Arya dipengaruhi belum adanya calon penantang Ahok yang sudah mendeklarasikan diri. Selain itu, partai-partai juga belum ada yang mengumumkan calon yang akan diusungnya.
Besarnya faktor ketokohan dalam Pilkada DKI disebutnya sangat mempengaruhi manuver partai politik. Menurut CSIS, dari sejumlah nama yang beredar, hanya Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini yang selevel dengan Ahok karena memiliki rekam jejak yang baik, kinerja yang memuaskan dan mengedepankan transparansi.
Dalam survei soal calon dari partai Gerindra, CSIS mencatat Ridwan Kamillah yang menduduki peringkat pertama dengan elektabilitas 57 persen disusul Biem Menjamin 4,25 persen dan Sandiaga Uno 2,50 persen. Ketua DPD DKI Jakarta M. Taufik pun hanya memperoleh 2,25 persen.
Sayangnya, Ridwan Kamil yang disebut Arya satu-satunya kandidat yang selevel dengan Ahok pun hingga saat ini masih belum menyatakan bersedia atau tidak maju pada Pilkada Jakarta.
"Saat ini hanya Ridwan Kamil yang selevel dengan Ahok dari segi track record dan kinerja. Kalaupun Risma, secara etika menjadi tidak bagus jika ia maju di Jakarta sedangkan sekarang saja ia baru akan dilantik sebagai Walikota Surabaya," ucap Arya.
Elektabilitas yang diperoleh Ahok saat Pilgub nanti sangat bergantung pada figur yang maju serta konfigurasi pasangan yang mencalonkan diri.
Survei CSIS: 63 Persen Warga Jakarta Setuju Ahok Maju Independen
akarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan siap maju pada Pilgub DKI 2017 melalui jalur independen. Ternyata, langkah Ahok ini mendapat dukungan yang besar dari warga Jakarta.
"Sebanyak 63,00 persen publik setuju dengan pilihan Ahok mencalonkan diri dari jalur independen. Hanya 30,25 persen yang tidak setuju," kata peneliti CSIS Arya Fernandes dalam rilis hasil survey Pra-Pilkada DKI 'Calon Independen vis-a-vis Calon Partai' di kantor CSIS, Graha Pakarti Centre, Jl Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Senin (25/1/2016).
Survei ini dilakukan pada 400 sample warga Jakarta yang telah memiliki hak pilih dalam pemilu pada 5-10 Januari 2016. Metode yang digunakan secara acak dengan margin of error +/- 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Alasan tingginya dukungan pada Ahok melalui jalur independen karena hingga saat ini belum ada partai yang mendeklarasikan calon kepala daerahnya selain Ahok. Selain itu, menurutnya saat ini publik mulai memperlihatkan sentimen negatif pada partai yang direpresentasikan pada DPRD DKI yang menjadi rekan kerja Ahok memimpin Jakarta.
Selain itu, adanya sejumlah syarat saat pencalonan seperti mahar politik dinilai rentan mencederai kepercayaan masyarakat.
"Publik mengevaluasi dengan kurang baiknya kinerja DPRD selain itu beberapa partai menggunakan mahar politik dalam pencalonn dan itu yang dikawatirkan publik menyakiti publik. Karena itu dukungan jalur independen menguat," sambungnya.
Lalu bagaimana jika Ahok memilih maju lewat jalur partai?
"Jika maju lewat partai, tidak serta merta mengurangi suara karena publik sudah melekat dengan karakter Ahok. Jadi publik percaya negatif partai tidak akan mempengaruhi Ahok secara karakter dan kinerja," ucap peneliti CSIS lainnya Philips J Vermonte.
Bertemu Ahok di Balai Kota, Teman Ahok Ditantang Kumpulkan Sejuta KTP

Jakarta - Para penggawa Teman Ahok kelompok pengumpul dukungan untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) untuk Pilgub DKI 2017, bertemu Ahok di Balai Kota. Ini merupakan kali pertama mereka bertemu di Balai Kota.
"Kita mengobrol santai lah. Kenalan saja, tidak merongrong," kata Juru Bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, usai bertemu Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (25/1/2016).
Lima orang pendiri Teman Ahok menemui Ahok dan makan siang bersama pada tengah hari, sementara cuaca sedang gerimis di luar ruangan. Mereka menyampaikan ke Ahok bahwa Teman Ahok sudah mengumpulkan KTP dukungan sebanyak 630 ribu buah berupa fotokopi.
"Kami menegaskan ke Pak Ahok bahwa kita sudah punya cukup KTP, bisa maju jalur independen," kata perempuan berkerudung ini.
Sebenarnya, syarat minimal 532 ribu KTP untuk maju secara independen sudah terlampaui. Namun, seperti yang dinyatakan Ahok sebelumnya, Ahok menunggu agar terkumpul satu juta KTP dukungan dulu sebelum deklarasi cagub DKI 2017. Respon Ahok, kata Amalia, positif terhadap dukungan yang sudah terkumpul.
"Sejauh ini Pak Ahok masih mendukung, tapi dengan catatan kita ditantang untuk mengumpulkan 1 juta KTP, waktunya masih panjang," kata Amalia.
Menurut dia, persebaran KTP pendukung Ahok cukup merata. Sekitar 150 posko tersebar di seluruh Jakarta, kecuali untuk satu wilayah.
"Mungkin yang enggak ada hanya di Kepulauan Seribu. Tapi banyak relawan yang berinisiatif di sana," ujar Amalia.
http://m.detik.com/news/berita/31265...dki-versi-csis&http://m.detik.com/news/berita/31263...aju-independen & http://m.detik.com/news/berita/31264...kan-sejuta-ktp
Lah HNW, Anis Matta, Aher kok ga dimasukin simulasi sama CSIS, diskriminatif dan ga tau peta elektabilitas nih CSIS, harusnya bang Oji juga masuk

Diubah oleh aghilfath 25-01-2016 10:34
0
1.7K
Kutip
14
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan