Sensasi Bercukur Dibawah Pohon Rindang (Barber Tree)
Spoiler for :
Quote:
Tau DPR dong??? Yups...Dewan Perwakilan Rakyat yang bekerja untuk rakyat. Tapi, berbeda arti buat tukang cukur yang ada dipinggir jalan. DPR buat mereka adalah (Dibawah Pohon Rindang) yang sering ia sebut buat cukur di pinggir jalan atau yang lebih kerennya "Barber Tree".
Sensasi bercukur di DPR (Dibawah Pohon Rindang) emang jauh lebih berbeda, dimana kalian bisa liat pemandangan langsung dan harganya juga jauh lebih murah bahkan bayarnya seikhlasnya aja ke tukang cukurnya. Berbeda dengan tukang cukur yang sudah punya tempat sendiri plus berAC pula. Dimana Barber Shop ini sudah mematok harga dari anak-anak sampai orang dewasa.
Yups,,,mungkin itu karena untuk biaya menyewa tempat juga plus kalo ada AC nya juga. Bedanya cukur di Barber Shop hanya bisa melihat orang yang nunggu di belakang kita aja plus kaca yang cukup besar
Berikut Yang Sudah Ane Rangkum Dari Tukang Cukur DPR (Dibawah Pohon Rindang)
1. SALON SOR WIT SUHAIL
Spoiler for :
Abah Suhail (kiri) dan Abdullan Putra (kanan) memotong rmabut pelanggannya di bawah rimbunan pohon utara Pasar Dekso Kalibawang, Kulonprogo.Cukur rambut biasanya dilakukan di salon dengan ruangan khusus, namun di Kalibawang, ada tempat cukur rambut yang berada di bawah pohon rindang, tanpa dinding maupun atap.Matahari baru muncul kemerahan, ketika Abah Suhail, 44, dan Abdullah Putra, 40, sampai di bawah rerimbunan pohon,sebelah utara Pasar Dekso Kalibawang. Kakak beradik itu segera mengambil kursi dan meja yang semula bertumpuk di teras sebuah bangunan dan menatanya di bawah rerimbunan pohon sambil menunggu pelanggan utk mencukur rambut.
2. CUKURAN MBAH NARTO
Spoiler for :
Jangan tanya berapa harga cukur di tempat Pak Narto, ia tidak akan menjawab. Baginya tidak masalah berapa rupiah masuk kantongnya, yang penting pelanggan ikhlas.Berbekal perlengkapan cukur dan tenda seadanya, pria berusia 85 tahun ini membuka jasa cukur rambut di depan PDHI alun-alun utara. Menjadi tukang cukur sejak 1948 jelas bukan waktu yang singkat. Berbagai pengalaman telahdidapat. Selain pernah diliput oleh media cetak dan elektronik, tak sedikit yang mengambil profilnya untuk film dokumenter atau sekedar ingin mengambil foto dirinya.
3. DPR PAK JAYA
Spoiler for :
Dulu, tahun 70-an, waktu Jaya masih baru-barunya menjadi tukang cukur rambut, ia ngetem di Pasar Bogor. Sedikit demi sedikit posisinya bergeser seiring meningkatnya keriuhan transaksi Pasar Bogor. Sampai akhirnya Jaya bertempat di dekat lampu merah Tugu Kujang seperti sekarang ini. Lebih tepatnya, di pinggir pagar Kebun Raya Bogor.
4. CUKUR TAMAN CILAKI
Spoiler for :
Peralatan cukur pemangkas rambut di bawah pohon rindang (DPR) di sekitar Taman Cilaki, Bandung, Rabu, 1 Januari 2014. Di awal tahun ini para tukang cukur DPR menaikkan ongkosnya menjadi Rp 10.000 per kepala untuk menyesuaikan dengan harga-harga berbagai kebutuhan yang naik.
5. CUKURAN PAK HASAN - JAKARTA
Spoiler for :
Hampir tiga puluh tahun menjadi tukang cukur di kios, ditambah lima belas tahun di bawah pohon rindang, Pak Hasan (55) memiliki mimpi yang belum terwujud. Menjadi pedagang sukses adalah angan-angan dia sejak kecil.Lebih setengah abad hidupnya, Pak Hasan masih juga tersudut di bawah pohon belimbing di samping Gereja Koinonia, Jl Urip Sumoharjo, Jatinegara, Jakarta Timur.
6. TUKANG CUKUR JATINEGARA
Spoiler for :
Di daerah Jatinegara, beberapa ratus meter dari kantor pos Jatinegara, masih dapat ditemui tukang cukur rambut di bawah pohon besar, pada hari-hari biasa, langganan cukur rambut ini lumayan banyak, baik pencukur maupun pengguna jasa cukur ini rata-rata sudah sepuh dan anak-anak kecil yang mau cukur botak. Sebuah potongan cermin digantung di pohon, tarif cukur rambut ini berkisar antara Rp. 3.000 - Rp. 5.000. Tukang cukur ini walaupun sudah sepuh, tangan-tangannya masih terampil menggunting rambut.
7. CUKURAN DPR LANGKAT
Spoiler for :
Dengan bermodalkan sisir, gunting, ketam tangan, kursi kecil, sepeda dan kaca, Tatang Heruman (57) warga Dusun IV Alur Merbau, Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Berandan Barat, Langkat, tak kenal lelah dalam menjalani propesinya sebagai tukang pangkas keliling.Meski matahari menyegat, namun rasa lelah tak terlihat di wajahnya dalam mendayung sepeda bototnya hingga berkilo-kilo meter untuk menawarkan jasa memangkas rambut orang.
Spoiler for Pengalaman TS:
Pernah jaman dulu pas SMA potong rambut di DPR deket rumah harganya kalo ga salah dulu cuma 5ribu. Berasa banget kalo ada kantib lewat terus cukuran belom kelar ditinggal pergi ga ko,,,beda aja lebih adem gimana gitu.