- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menguak Sisi Teragis Kematian Alda Risma "Pelantun Aku Tak Biasa"


TS
rarbg
Menguak Sisi Teragis Kematian Alda Risma "Pelantun Aku Tak Biasa"

Quote:
Tewasnya pelantun lagu Aku Tak Biasa Alda Risma masih menyisahkan misteri. Spekulasi penyebab kematian Alda makin berkembang setelah polisi menemukan bukti baru di tempat penyanyi ini mengembuskan napas terakhir, kamar lantai empat Hotel Grand Menteng, Jakarta Timur, Rabu (13/12)tahun 2006 silam.
Bukti-bukti baru yang ditemukan polisi antara lain alat suntik dan jarumnya, dua di antaranya telah dipakai serta puluhan obat-obatan penenang. Dalam olah tempat kejadian perkara yang lebih dari satu jam itu ditemukan juga alat kontrasepsi, dua buah botol infus yang telah dipakai, dan beberapa kapsul yang masih belum teridentifikasi.
Dari temuan-temuan baru itu makin banyak spekulasi yang berkembang. Dugaan kuat di kamar hotel tersebut tidak sekadar pesta narkotik dan obat-obatan berbahaya tapi ada peristiwa lain yang menyertainya. Apalagi ada dugaan sejumlah lelaki bersama Alda. Hingga kini pengejaran dilakukan terhadap sejumlah orang yang diduga terlibat dalam kematian Alda.
Sementara itu dalam keterangan persnya, dokter forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Zulhasmar Syamsu mengatakan, ditemukan lebih dari 20 lubang suntikan di sekujur tubuh Alda. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan fisik. Hanya ada luka lebam di beberapa bagian tubuhnya akibat lebam mayat. Zulhasmar menambahkan, pihaknya sudah mengambil sampel sejumlah jaringan tubuh Alda untuk kepentingan otopsi.
Meski ditemukan sejumlah barang bukti baru di kamar hotel, polisi dan pihak rumah sakit masih menyebutkan penyanyi asal Bogor, Jawa Barat itu meninggal dunia karena overdosis. Namun tidak tertutup kemungkinan adanya tindakan kriminal. Pasalnya bisa saja ada pelaku yang sengaja merekayasa kematian penyanyi cantik ini seolah-olah overdosis narkoba.
Jajaran Kepolisian Sektor Matraman, Jakarta Timur melepaskan kembali Wisnu Pranoto yang ditangkap di rumahnya di Kompleks Kelapa Gading, Jakarta Utara, kemarin malam. Dua pembantu yang ikut ditangkap juga dilepas. Wisnu adalah kakak dari Ferry Pranoto yang masih dalam perburuan polisi karena menjadi saksi kunci menguak penyebab kematian Alda. Ferry diduga menjadi orang terakhir sebelum Alda meninggal.
Pada Rabu malam, polisi mengerebek rumah B1 Nomor 33, Jalan Gading Kirana karena diduga menjadi tempat persembunyian Ferry. Saat pengerebekan seluruh penghuni rumah ketakutan dan pemilik rumah, Wisnu bersembunyi di loteng dan tak mau keluar. Wisnu dan para pembantunya baru mau keluar setelah polisi memberikan peringatan keras.
Berdasarkan penelusuran SCTV sebelum meninggal, Alda menempati rumah di Bekasi Timur, Jawa Barat. Namun petugas keamanan dan warga belum melihat langsung Alda di rumah berlantai dua yang terletak di Jalan Suka Raya, Perumahan Kemang Pratama Dua, Blok AA 2. Pintu pagar dan depan rumah tertutup. Lampu rumah juga tetap menyala meski sudah siang.
Yusuf, satuan pengamanan perumahan itu mengatakan, belum pernah melihat Alda. Dia hanya tahu kalau rumah tersebut dihuni seseorang dari Bogor pada dua pekan silam. Sementara itu keberadaan rumah ini baru diketahui berdasarkan hasil penyelidikan polisi di kamar hotel tempat Alda meninggal dunia.
Bukti-bukti baru yang ditemukan polisi antara lain alat suntik dan jarumnya, dua di antaranya telah dipakai serta puluhan obat-obatan penenang. Dalam olah tempat kejadian perkara yang lebih dari satu jam itu ditemukan juga alat kontrasepsi, dua buah botol infus yang telah dipakai, dan beberapa kapsul yang masih belum teridentifikasi.
Dari temuan-temuan baru itu makin banyak spekulasi yang berkembang. Dugaan kuat di kamar hotel tersebut tidak sekadar pesta narkotik dan obat-obatan berbahaya tapi ada peristiwa lain yang menyertainya. Apalagi ada dugaan sejumlah lelaki bersama Alda. Hingga kini pengejaran dilakukan terhadap sejumlah orang yang diduga terlibat dalam kematian Alda.
Sementara itu dalam keterangan persnya, dokter forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Zulhasmar Syamsu mengatakan, ditemukan lebih dari 20 lubang suntikan di sekujur tubuh Alda. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan fisik. Hanya ada luka lebam di beberapa bagian tubuhnya akibat lebam mayat. Zulhasmar menambahkan, pihaknya sudah mengambil sampel sejumlah jaringan tubuh Alda untuk kepentingan otopsi.
Meski ditemukan sejumlah barang bukti baru di kamar hotel, polisi dan pihak rumah sakit masih menyebutkan penyanyi asal Bogor, Jawa Barat itu meninggal dunia karena overdosis. Namun tidak tertutup kemungkinan adanya tindakan kriminal. Pasalnya bisa saja ada pelaku yang sengaja merekayasa kematian penyanyi cantik ini seolah-olah overdosis narkoba.
Jajaran Kepolisian Sektor Matraman, Jakarta Timur melepaskan kembali Wisnu Pranoto yang ditangkap di rumahnya di Kompleks Kelapa Gading, Jakarta Utara, kemarin malam. Dua pembantu yang ikut ditangkap juga dilepas. Wisnu adalah kakak dari Ferry Pranoto yang masih dalam perburuan polisi karena menjadi saksi kunci menguak penyebab kematian Alda. Ferry diduga menjadi orang terakhir sebelum Alda meninggal.
Pada Rabu malam, polisi mengerebek rumah B1 Nomor 33, Jalan Gading Kirana karena diduga menjadi tempat persembunyian Ferry. Saat pengerebekan seluruh penghuni rumah ketakutan dan pemilik rumah, Wisnu bersembunyi di loteng dan tak mau keluar. Wisnu dan para pembantunya baru mau keluar setelah polisi memberikan peringatan keras.
Berdasarkan penelusuran SCTV sebelum meninggal, Alda menempati rumah di Bekasi Timur, Jawa Barat. Namun petugas keamanan dan warga belum melihat langsung Alda di rumah berlantai dua yang terletak di Jalan Suka Raya, Perumahan Kemang Pratama Dua, Blok AA 2. Pintu pagar dan depan rumah tertutup. Lampu rumah juga tetap menyala meski sudah siang.
Yusuf, satuan pengamanan perumahan itu mengatakan, belum pernah melihat Alda. Dia hanya tahu kalau rumah tersebut dihuni seseorang dari Bogor pada dua pekan silam. Sementara itu keberadaan rumah ini baru diketahui berdasarkan hasil penyelidikan polisi di kamar hotel tempat Alda meninggal dunia.
Saat Tewas Kemaluan Alda Mengeluarkan Cairan Putih
Quote:
Satu fakta kembali terungkap di persidangan kasus pembunuhan Alda Risma. Kali ini, berdasarakan kesaksian dokter RSCM, saat tewas kemaluan Alda mengeluarkan cairan putih. Dokter RSCM yang bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (24/5/2007) adalah dr. Zulhasmar Syamsu. Dia merupakan dokter forensik RSCM yang melakukan visum pada Alda. Saat ditanya hakim apa cairan putih tersebut sperma, sayang dr. Zulhasmar tidak bisa memberi penjelasan. "Saya tidak bisa memastikan karena bukan kompetensi saya," kata dokter yang juga tak bisa memastikan apakah saat tewas Alda masih perawan atau tidak. Selain cairan putih di kemaluan, berdasarkan hasil visum diketahui di ginjal dan empedu Alda ada kandungan morfin dalam jumlah yang siginifikan.
Di kandungan darah penyanyi asal Bogor itu juga ditemukan 23 ribu nanogram per mililiter amfetamin. Padahal menurut dr. Zulhasmar, daya tahan tubuh manusia terhadap amfetamin hanya 500 nanogram per mililiter. "Kalau di dalam kandungan darah ada 500 nanogram per mililiter pasti mati. Daya tahan tubuh korban termasuk kuat," jelas dokter berkacamata itu. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan dr. Zulhasmar, Alda meninggal karena mati lemas antara pukul 10.00-18.00 WIB pada 12 Desember 2006. Mati lemas tersebut diperkirakan karena penggunaan secara bersama-sama propofol dan benzo diezetine.
Untuk kandungan alkohol, meski di kamar 432 Hotel Grand Menteng ditemukan botol red label, ternyata dari hasil visum, di urine Alda tidak ditemukan alkohol. Zulhasmar menjelaskan alkohol tidak terdeteksi di urine apabila penggunaannya sudah lewat dari 24 jam. "Jadi kemungkinan penggunaan alkoholnya lebih dari 24 jam sebelum visum," ujarnya. Selain dr. Zulhasmar Syamsu, sidang pembunuhan Alda Risma dengan tersangka Ferry Surya Prakasa juga menghadirkan dokter anestesi RSCM, dr. Arif Hari Hartono. Saat ini, dr. Arif Bantahan demi bantahan terus dilakukan tersangka pembunuh Alda Risma, Ferry Surya. Setelah menyangkal menyuntik Alda, ia kini mengelak disebut menyogok saksi dengan emas batangan. Emas sebesar korek api gas tersebut dijelaskan pengacara Ferry, Zacky Tandjung adalah untuk pembayaran obat yang telah dibeli kliennya. "Karena tidak pegang uang cash maka bayar pakai emas," ujar Zacky di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (22/5/2007).
Pengacara Ferry itu melihat keterangan saksi dari toko obat Era Baru, Indra dan Zein telah dimanipulasi. Manipulasi terlihat dari berbedanya kesaksian Indra dan Zein. Disinggung mengenai ancaman yang dilayangkan Ferry pada Indra dan Zein, juga dibantah Zacky. Katanya aksi Ferry menunjukkan kartu anggota polisi militer hanyalah agar memudahkan Indra dan Zein saat menjual emas. "Karena dia pengusaha, direktur, dia salah satu warga kehormatan korps di TNI," tukas Zacky. Persidangan yang menghadirkan Indra dan Zein tersebut ternyata disambut positif oleh Ferry dan pengacaranya. Meski kedua orang dari toko obat tersebut mengatakan Ferry yang menyuntik Alda, setidaknya satu fakta lain juga terungkap. "Saya cukup gembira karena bisa dibuktikan soal suntik itu adalah inisiatif korban bukan Ferry," pungkas Zacky yang juga menolak kesaksian Indra dan Zein soal aksi suntik Ferry pada Alda.
Di kandungan darah penyanyi asal Bogor itu juga ditemukan 23 ribu nanogram per mililiter amfetamin. Padahal menurut dr. Zulhasmar, daya tahan tubuh manusia terhadap amfetamin hanya 500 nanogram per mililiter. "Kalau di dalam kandungan darah ada 500 nanogram per mililiter pasti mati. Daya tahan tubuh korban termasuk kuat," jelas dokter berkacamata itu. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan dr. Zulhasmar, Alda meninggal karena mati lemas antara pukul 10.00-18.00 WIB pada 12 Desember 2006. Mati lemas tersebut diperkirakan karena penggunaan secara bersama-sama propofol dan benzo diezetine.
Untuk kandungan alkohol, meski di kamar 432 Hotel Grand Menteng ditemukan botol red label, ternyata dari hasil visum, di urine Alda tidak ditemukan alkohol. Zulhasmar menjelaskan alkohol tidak terdeteksi di urine apabila penggunaannya sudah lewat dari 24 jam. "Jadi kemungkinan penggunaan alkoholnya lebih dari 24 jam sebelum visum," ujarnya. Selain dr. Zulhasmar Syamsu, sidang pembunuhan Alda Risma dengan tersangka Ferry Surya Prakasa juga menghadirkan dokter anestesi RSCM, dr. Arif Hari Hartono. Saat ini, dr. Arif Bantahan demi bantahan terus dilakukan tersangka pembunuh Alda Risma, Ferry Surya. Setelah menyangkal menyuntik Alda, ia kini mengelak disebut menyogok saksi dengan emas batangan. Emas sebesar korek api gas tersebut dijelaskan pengacara Ferry, Zacky Tandjung adalah untuk pembayaran obat yang telah dibeli kliennya. "Karena tidak pegang uang cash maka bayar pakai emas," ujar Zacky di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (22/5/2007).
Pengacara Ferry itu melihat keterangan saksi dari toko obat Era Baru, Indra dan Zein telah dimanipulasi. Manipulasi terlihat dari berbedanya kesaksian Indra dan Zein. Disinggung mengenai ancaman yang dilayangkan Ferry pada Indra dan Zein, juga dibantah Zacky. Katanya aksi Ferry menunjukkan kartu anggota polisi militer hanyalah agar memudahkan Indra dan Zein saat menjual emas. "Karena dia pengusaha, direktur, dia salah satu warga kehormatan korps di TNI," tukas Zacky. Persidangan yang menghadirkan Indra dan Zein tersebut ternyata disambut positif oleh Ferry dan pengacaranya. Meski kedua orang dari toko obat tersebut mengatakan Ferry yang menyuntik Alda, setidaknya satu fakta lain juga terungkap. "Saya cukup gembira karena bisa dibuktikan soal suntik itu adalah inisiatif korban bukan Ferry," pungkas Zacky yang juga menolak kesaksian Indra dan Zein soal aksi suntik Ferry pada Alda.
Misteri Darah di Seprai Alda Terungkap
Quote:
Setelah sekian lama jadi misteri, akhirnya darah di seprai kamar Hotel Grand Menteng tempat Alda menginap, diketahui pemiliknya. Darah tersebut bukan milik Alda Risma. Berdasarkan kesaksian Indra, pemilik toko obat Era Baru, darah itu punya Ferry. Diceritakannya, pada 11 Desember 2007, ia datang ke kamar 432 Hotel Grand Menteng. Saat itu ia datang sesuai permintaan Ferry yaitu mengantar obat yang sudah dipesannya. Ketika tiba di kamar, Alda sedang menyender di tembok hanya dengan mengenakan celana renang hitam dan bra hitam. Sedangkan Ferry tampak diinfus. Karena terburu-buru ingin menutupi tubuh Alda dengan selimut, infus di tangan Ferry pun terlepas.
Dari tangan kirinya mengalir darah segar. "Saya bersihin darah yang ada di tangan Ferry. Ya, itu darahnya," ujar Indra saat ditunjukkan darah yang ada di seprai, saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (22/5/2007). Ketika berada di kamar 432 Hotel Grand Menteng, Indra sempat melihat di tas Ferry ada cairan merk milos. Sepengetahuannya cairan tersebut adalah untuk proses anastesi. "Saya bilang, itu kan nggak bisa sembarangan, tapi Ferry diam saja," jelasnya. Cerita Indra kemudian beralih mengenai peristiwa 12 Desember 2006, hari tewasnya Alda. Sebelum akhirnya tewas, Indra sempat mendengar pelantun 'Aku Tak Biasa' itu minta disuntik Ferry. Setelah suntikan tersebut, Ferry kembali menyuntik Alda melalui infus. Indra melihat, Alda seperti sedang fly. Penyanyi asal Bogor itu kembali mendapat suntikan di kaki. "Abis disuntik langsung kejang. Saya nggak nanya soalnya nggak berani karena dia juga nggak komunikasi dengan saya," tutur Indra. Setelah Alda kejang, dan tangannya terhempas di kasur, Ferry langsung mengancam. Tak hanya mengatakan dirinya anggota polisi militer, Ferry juga mengancam menghabisi nyawa Indra dan Zein.
Dari tangan kirinya mengalir darah segar. "Saya bersihin darah yang ada di tangan Ferry. Ya, itu darahnya," ujar Indra saat ditunjukkan darah yang ada di seprai, saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (22/5/2007). Ketika berada di kamar 432 Hotel Grand Menteng, Indra sempat melihat di tas Ferry ada cairan merk milos. Sepengetahuannya cairan tersebut adalah untuk proses anastesi. "Saya bilang, itu kan nggak bisa sembarangan, tapi Ferry diam saja," jelasnya. Cerita Indra kemudian beralih mengenai peristiwa 12 Desember 2006, hari tewasnya Alda. Sebelum akhirnya tewas, Indra sempat mendengar pelantun 'Aku Tak Biasa' itu minta disuntik Ferry. Setelah suntikan tersebut, Ferry kembali menyuntik Alda melalui infus. Indra melihat, Alda seperti sedang fly. Penyanyi asal Bogor itu kembali mendapat suntikan di kaki. "Abis disuntik langsung kejang. Saya nggak nanya soalnya nggak berani karena dia juga nggak komunikasi dengan saya," tutur Indra. Setelah Alda kejang, dan tangannya terhempas di kasur, Ferry langsung mengancam. Tak hanya mengatakan dirinya anggota polisi militer, Ferry juga mengancam menghabisi nyawa Indra dan Zein.
Ini dia yang bikin merinding, ajakan yang bikin greget...

Diubah oleh rarbg 19-01-2016 05:56


tien212700 memberi reputasi
1
98.2K
Kutip
38
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan