- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pelatihan Menjahit untuk Pengungsi Rohingya dan Warga Blang Adoe


TS
act.id
Pelatihan Menjahit untuk Pengungsi Rohingya dan Warga Blang Adoe

ACEH UTARA – Program pemberdayaan bagi pengungsi etnis Rohingya yang berada di Blang Adoe, Aceh Utara, memulai babak baru di tahun ini. Bermitra dengan Yayasan Dana Sosial al-Falah (YDSF), Aksi Cepat Tanggap (ACT) menggelar program pemberdayaan untuk perempuan pengungsi etnis Rohingya, mulai Sabtu (9/1) kemarin.
Program pemberdayaan itu berupa pelatihan menjahit bagi pengungsi perempuan Rohingya dan beberapa warga Desa Blang Adoe, Aceh Utara. Total peserta pelatihan menjahit mencapai 35 orang, berlangsung Integrated Community Shelter/ICS Blang Adoe, Aceh Utara dan akan berlangsung selama empat bulan ke depan.
Koordinator ICS, Zulkarnaen menyebutkan, pihaknya sengaja menjalankan program berbarengan antara warga sekitar dengan pengungsi Rohingya, agar pelatihan tersebut menjadi media interaksi langsung antara pengungsi dengan warga lokal di sekitar ICS. “Kami sengaja membuat satu kelas, supaya mereka bisa saling berbaur dan mengenal satu sama lain secara langsung,” katanya.
Rukiah Begum (20), salah seorang pengungsi Rohingya mengaku sangat gembira terpilih mengikuti program menjahit tersebut. "Saya senang mengikuti program ini karena waktu di Burma tidak ada kesempatan untuk belajar. Meski saya bisa sedikit menjahit dari melihat orang lain menjahit saat masih berada di Burma," katanya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh salah seorang pengungsi lainnya, Raihana Begum (15). "Di Burma, kami tidak diberi kesempatan belajar apa pun. Alhamdulillah di sini kami mulai diajarkan menjahit. Pelatihan seperti ini sudah lama kami nantikan. Semoga nanti saya bisa jahit jilbab, baju dan lain lain untuk dijual agar punya uang," katanya dengan penuh semangat.
Salah seorang peserta dari Desa Blang Adoe, Aceh Utara, Nilawati M Taeb (28), mengaku sudah bisa sedikit menjahit namun belum pintar membuat pola. "Karena itu saya berharap nanti setelah mengikuti program ini saya bisa membuat pola sendiri. Jadi dengan begitu saya bisa menjahit baju untuk saya sendiri dan anak anak," ujarnya.
Kepala Desa Blang Adoe, Zulkifli, menyampaikan apresiasi kepada YDSF yang telah mendonasikan mesin jahit. Ia juga berterimakasih pada ACT yang telah memilih warganya untuk ikut ambil bagian bersama warga Rohingya guna mengikuti pelatihan keterampilan menjahit.
“Program pelatihan selama empat bulan ini saya yakini akan berhasil. Warga yang tadinya tidak punya keterampilan menjahit, hari ini akan dilatih untuk bisa menjahit. Kalau sebelumnya cuma bisa memperbaiki baju yang robek, insyaAllah nanti sudah bisa menjahit baju baru,” katanya.
Nila Anggraini (35) dari Krueng Geukueh, Aceh Utara, dipilih sebagai instruktur untuk melatih peserta selama empat bulan ke depan. Nila merupakan salah satu pemilik butik, yang sudah memiliki pengalaman sekitar 12 tahun di bidang konveksi.
Ayo Berpartisipasi
0
1.3K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan