- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Rampung, Sumur dan MCK untuk Pengungsi Sinabung


TS
act.id
Rampung, Sumur dan MCK untuk Pengungsi Sinabung

KARO – Sejak erupsi Gunung Sinabung, 11 November 2013, hingga saat ini penduduk desa di sekitar radius 5 KM dari Gunung Sinabung, terpaksa harus diungsikan dari rumahnya dan tak boleh dihuni lagi. Kawasan tersebut masih menjadi ‘zona merah’ yang harus dikosongkan karena erupsi Sinabung masih belum berhenti. Saat ini pengungsi masih tersebar di berbagai tempat, di posko pengungsian dan rumah warga.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) sejak akhir tahun 2013 hingga saat ini terus membantu para pengungsi mensuplai kebutuhan para pengungsi, baik logistik, pembangunan sarana sekolah, sarana air bersih (sanitasi air bersih), dan kebutuhan pengungsi lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih pengungsi, akhir 2015 ini, Global Wakaf berhasil membangun sumur dan sarana sanitasi (MCK) di dua titik pengungsian, yakni di Desa Simpang Gurukinayan dan SD Tupperware, SMP CIMB Niaga Simpang Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo.
Susanto Ginting, implementator pembangunan sumur dan MCK mengungkapkan, proses pembangunan dimulai dari tanggal 3 Desember 2015 dan selesai 29 Desember 2015. “Pembangunan seluruhnya dilakukan oleh aktivis Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Karo, yang seluruhnya adalah para pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung,” tutur Susanto.
Di dua titik tersebut dihuni 600 Kepala Keluarga (KK), 350 KK dari Desa Simpang Gurukinayan dan 250 KK di sekitar bangunan SD Tupperware dan SMP CIMB Niaga Desa Simpang, Gurukinayan.
Ros Sembiring (48), salah satu pengungsi di hunian Simpang Gurukinayan mengatakan pembangunan saran air bersih sangat dibutuhkan. Pasalnya, selama ini pengungsi kesulitan memperolah air bersih, akibat sumber mata air yang ada tertimbun lahar dingin atau debu Gunung Sinabung.
”Saya bersyukur kepada Tuhan, kini kami dan warga pengungsi mudah mendapatkan air bersih. Dengan dibangunnnya sumur dan MCK disini, kebutuhan air selama ini diperoleh harus dengan membeli, kini tidak lagi terjadi. Saat ini kami bisa menggunakan air bersih untuk MCK kapanpun waktunya,” ujar Roy Sembiring.
Hal senada diutarakan Renti Sembiring (51), Kepala Sekolah SMP CIMB Niaga dan warga yang bermukim disekitar sekolah. “Terus terang kami sangat senang, karena kebutuhan air untuk MCK di sekolah SD dan SMP sudah terpenuhi. Sekarang kami tak perlu mengandalkan hujan untuk kebutuhan air bersih kami,” imbuhnya.
Susanto mengatakan, dua titik sumur yang dibiayai dari program Wakaf Sumur ini sebenarnya masih belum memadai. Pasalnya, masih ada setidaknya tujuh posko pengungsian yang menghadapi problem air bersih.
“Ada sembilan titik posko pengungsian yang tersebar di Kabanjahe yang masih kekurangan atau kesulitan air bersih. InsyaAllah kami dari ACT akan terus berusaha memenuhi hal tersebut ” tegasnya. (mhjr)
Ayo Berpartisipasi
Express Donation
0
1.2K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan