TURKI – Madaya, kondisinya sekarang tengah terjepit. Warga di kawasan dekat Damaskus ini seperti berada dalam penjara. Ancaman kelaparan parah dan kematian di distrik ini kian mendekat. Di satu sisi mereka kelaparan akibat rezim dan milisi syiah serta Hizbullah mengurung mereka. Di sisi lain mereka berada dalam momok musim dingin yang akan hadir sangat ekstrim selama 5 bulan ke depan.

Kawasan ini dihuni sekitar 50 ribu warga, dan pengepungan sudah berlangsung selama 200 hari. Hingga kini sudah lebih 75 korban tewas akibat kelaparan. Listrik tak ada, kayu bakar untuk pemanas pun sulit mereka dapatkan. Seorang anggota komite kordinasi lokal di Madaya, Samir Tateen, kepada Anadolu Agency (kantor berita resmi Turki) mengatakan bahwa sejak pengepungan oleh tentara rezim, selain korban tewas tadi, ada 50 anak-anak lainnya mengalami penyakit akibat malnutrisi.

Tateen menambahkan rezim dan milisi tak hanya mengisolasi Madaya namun juga tidak memberi akses bagi lembaga-lembaga yang ingin memberikan bantuan kemanusiaan. Kehidupan di kawasan ini sangat sulit. Harga-harga keutuhan pokok melonjak tajam. Satu kilogram beras dijual 40 ribu lira suriah (sekitar 100 USD). Para warga berusha mengisi perut dengan mengonsumsi rumput dan air. “Warga banyak yang mengumpulkan kayu dari reruntuhan rumah untuk penghangat," ujar Tateen.

Di kawasan yang tidak bisa dimasuki bantuan ini, kebutuhan dasar sulit ditemui dan hanya bisa masuk lewat pasar gelap. Akses warga untuk menerima layanan kesehatan dan obat-obatan juga menajdi masalash utama kawasan ini. [] (andhika rahman/anadolu)


Express Donation