zitizen4rAvatar border
TS
zitizen4r
Bandara Int' Sekelas Soetta, Kok ada Sindikat Maling Bagasi hingga Setahun Lebih?
Sindikat Pencuri Bagasi Penumpang Bandara Soekarno - Hatta Dibekuk
Senin, 4 Januari 2016 | 12:38



[TANGERANG] Polisi menangkap empat pelaku pencurian tas dan koper penumpang Lion Air. Pencurian tas dan koper penumpang ini dilakukan secara sistematis hingga melibatkan petugas keamanan maskapai swasta itu. Empat orang tersangka yang ditangkap dan ditahan itu masing-masing berinisial A, A, M dan S.

Kapolres Bandara Soekarno-Hatta AKBP Roycke Harry Langie meminta kepada wartawan untuk bersabar mendapatkan keterangan lebih jauh mengenai para tersangka karena pihaknya masih melakukan penyelidikan dan penyidikan. “Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut,” ujar Kapolres, Minggu (3/1).

Ia mengatakan, berawal dari adanya pencurian yang dilakukan pada 16 November 2015, petugas Polres Bandara Soekarno - Hatta yang mendapati laporan akan kehilangan tas dan koper maka secara diam-diam melakukan penelusuran. Pada Sabtu (2/1) malam, petugas akhirnya berhasil menyaksikan langsung mata rantai sindikat tersebut.

Pencurian terekam kamera tersembunyi atau Closed Circuit Television (CCTV) yang dipasang oleh pengelola bandara tersebut, PT Angkasa Pura II.

Dalam rekaman CCTV tersebut terlihat keempat oknum porter Lion Air itu pada 16 November 2015 dengan bebasnya membuka tas dan koper penumpang untuk mencari barang berharga. Salah seorang tersangka berinisial S mengaku terpaksa mencuri karena dipaksa seniornya. “Saya awalnya enggak mau mencuri, tetapi saya malah diancam akan dipukul dan digebukin, akhirnya ya saya ikutin. Katanya ini kan hasilnya buat sama-sama,” ujar S kepada wartawan dihadapan petugas polisi.

Adapun aksi pencurian dilakukan sebelum barang-barang penumpang dimasukan ke dalam bagasi pesawat. "Saya sudah kerja dari 2014. Saya porternya Lion Air,” kata S.

S juga mengakui jika keamanan maskapai itu juga berperan dalam terciptanya pencurian tersebut. Peran petugas keamanan maskapai itu yakni membantu melihat kondisi sekeliling sebelum oknum porter membongkar tas penumpang dan mencuri barang berharga di dalamnya.

"Petugas security suka kode-in kita, kalau sudah aman, baru saya naik ke atas sebelum loading (bagasi), buka kopernya. Nanti dia minta bagian," tutup S.

Public Relation Lion Air, Andy Saladin, saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, jika ada penumpang yang melaporkan kehilangan barang di bagasi pesawat, dipastikan akan ditindak lanjuti dengan baik. Andy juga mengaku telah bekerja sama dengan pihak internal yang melakukan investigasi dan bekerja sama dengan petugas keamanan bandara serta polisi. "Kita investigasi sama-sama, Mas. Apabila memang ada security maskapai yang terlibat dan ada barang buktinya, akan diserahkan ke pihak kepolisian," ujarnya.

Sementara itu Zulfahmi, General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola bandara Soekarno - Hatta mengatakan, pihaknya terus melakukan pembenahan penanganan bagasi dan kemanaan dengan cara diperketatnya keamanan melalui pemantauan CCTV selama 24 jam.

“Kami berupaya membantu maskapai dalam penanganan pembobolan bagasi,” ujarnya.

Zulfahmi juga mengatakan, PT Angkasa Pura II akan terus bersinergi dengan Maskapai dan emmastikan keamanan bagasi Bandara Soekarno Hatta terjamin.

Sebelumnya, Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan kasasi PT Maskapai Lion Air terhadap perkara perdata kasus kehilangan bagasi penumpang atas nama Robert Mangatas Silitonga di maskapai tersebut. Atas kelalaian tersebut, MA memerintahkan Lion Air untuk membayar ganti rugi Rp 19,1 juta kepada Robert.

Kasus tersebut bermula saat pihak penggugat, Robert, bersama istrinyanya, Ruth Erlin Pujiati, melakukan perjalanan pada 12 Juli 2011 lalu dari Medan menuju Semarang menggunakan Lion Air nomor penerbangan JT387. Namun, pesawat tersebut delay 2 jam dan transit di Jakarta sebelum akhirnya keduanya pindah pesawat Lion Air menuju ke Semarang. Namun, sesampainya di Jakarta, salah satu travel bag dari 3 buah travel bag yang mereka titipkan di bagasi pesawat tidak ditemukan. Berdasarkan keterangan yang didapat dari putusan MA, travel bag yang hilang tersebut tercatat dengan nomor bagasi 0990 JT 321743 bermerek Polo warna hitam.

Atas kehilangan tersebut, keduanya lantas mengajukan klaim ke maskapai Lion Air sebesar Rp 19,1 juta. Namun, pihak Lion Air hanya berkenan membayar ganti rugi sebesar Rp 2 juta atas kehilangan bawaan penumpangnya tersebut. Penggugat memilih jalur hukum dengan menuntut tergugat dengan membayar ganti rugi 100 kali lipat dari total kerugian menjadi Rp 1,9 miliar.

Namun terhadap gugatan tersebut, Pengadilan Negeri Semarang yang menangani perkara tersebut memutus mengabulkan gugatan penggugat sebagian. Selain itu, PN Semarang memutuskan maskapai Lion Air harus membayar ganti rugi Rp 19,1 juta ke penggugat sesuai dengan total kerugian sebenarnya atas kehilangan bagasi tersebut. Putusan PN Semarang ini dikuatkan MA.
http://sp.beritasatu.com/home/sindik...dibekuk/105525


PAGAR MAKAN TANAMAN, KENAPA BISA TERJADI DI BANDARA SOETTA?
BAGASI PENUMPANG DICURI PORTER & PETUGAS KEAMANAN
RABU, 06 JANUARI 2016 , 08:47:00 WIB

RMOL. Terungkapnya pencurian bagasi penumpang oleh empat oknum petugas keamanan dan porter maskapai Lion Air di Bandara Soekarno Hatta mendapat sorotan publik media sosial.

Kasus ini berawal dari adanya pencu­rian bagasi milik penumpang pesawat yang dilakukan pada 16 November 2015, petugas Polres Bandara Soekarno- Hatta yang mendapati laporan itu secara diam-diam melakukan penelusuran pencurian tersebut.

Berdasarkan hasil penyelidikan, petugas menemukan bukti bahwa pen­curian tersebut dilakukan dengan cara sistematis hingga melibatkan petugas keamanan maskapai swasta itu.

Hingga pada hari Sabtu (2/1), petugas akhirnya berhasil menyak­sikan langsung mata rantai sindikat tersebut. Pencurian itu pun terekam kamera tersembunyi atau CCTV yang dipasang oleh pengelola ban­dara yakni PT Angkasa Pura II.

Head of Corporate Lawyer Lion Group, Harris Arthur Hedar menjelas­kan, empat pelaku pencurian itu sudah dipecat. Mengenai sindikat pencurian bagasi pesawat, Harris menyatakan kalau menyerahkan sepenuhnya ke­pada penyelidikan polisi.

"Kami akan bantu polisi untuk membongkar komplotan pencuri bagasi penumpang itu," terangnya. Dia juga mengklaim, bahwa pen­angkapan dua porter dan petugas keamanan maskapai Lion Air berkat kerjasama mereka.

Aksi pencurian bagasi milik penumpang pesawat Lion Air itu mengundang kecaman dari netizen di Twitter. Seperti dari akun @cin­taindonesia2 kecewa dengan adanya pencurian milik penumpang pesawat oleh petugas keamanan dan porter maskapai itu sendiri. "PARAH INI. AMBIL TINDAKAN SEGERA, PAK! Kalau mereka nggak bisa dipercaya dengan barang kita, jangan-jangan mereka juga nggak bisa dipercaya dalam maintenance pesawat?" cuitnya.

Akun @Dinieunni menyebutkan, keamanan bandara-bandara di Indonesia tidak lebih baik dari keamanan di termi­nal bus atau stasiun kereta. "Bandara di Indonesia lebih bahaya daripada terminal angkot," sindirnya.

Akun @YudaYupradana menud­ing, ada 'setoran' dari para kompol­tan pencuri yang diberikan langsung ke maskapai. Karena insiden itu terjadi sejak lama. "Jangan jangan menjadi tambahan penghasilan pe­rusahaan," ucapnya.

Senada juga diungkapkan oleh @ arifpuji1983. Dia menduga, aksi pen­curian itu dilakukan secara terstruktur dan terencana dengan baik. "Kiranya pasti kerjasama, nggak mungkin ber­main sendiri," tambahnya.

Akun @ariefadillah70 sangat ke­sal dengan pencurian barang milik penumpang masih terjadi hingga saat ini. "Mau bilang apa lagi? Yang besar-besar saja maling, apa lagi yang kecil-kecil. Jadi ya kalau ketangkap pakai hukum rimba saja! Bogemin sampe mati!" kesalnya.

Netizen @robin9u menilai, Kepolisian harus cepat menindak aksi komplotan pencuri bagasi di bandara. Sebab, kejadian tersebut sangat men­ganggu kenyamanan para penumpang dan calon penumpang pesawat.

"Pagar makan tanaman. Kenapa bisa terjdi? Perlu ditindak tegas. terkadang merasa tidak aman di negeri sendiri. Semoga kedepannya lebih baik lagi & aman," ujarnya.

Sementara, beberapa netizen mengungkapkan pengalamannya saat bagasinya dicuri di bandara. "Di Bandara Djuanda Surabaya bagasi juga rawan. Saya pernah kehilangan tuh," tulis @Diantio1.

Pengguna akun @gustiawan07 ikut menceritakan pengalamannya menjadi korban pencurian bagasi di bandara. Dia pun menyayangkan kurang tanggapnya petugas bandara saat menerima laporan kehilangan dari penumpang.

"Tahun 2006 pernah saya alami, laporan seperti hanya dianggap kelu­han, tanpa tindak lanjut hanya dicatat sekurity Bandara Soetta," cuitnya.

Sedangkan, akun @senengangue mengaku tidak kaget lagi saat aksi kompoltan oknum maskapai pen­erbangan terlibat dalam pencurian bagasi penumpang. Dia pun heran kenapa aksi itu terus terjadi dan tidak dapat dicegah oleh petugas keamanan pengelola bandara. "Kalau yang beginian mah cerita lama yang selalu terulang di banyak bandara di Indonesia, kenapa ya?" katanya.

Akun @embah72 berpendapat, harus ada pengawasan ekstra dalam setiap pemindahan bagasi penump­ang pesawat. Sehingga aksi pencu­rian dapat dihindari. "#mental orang kita menyedihkan. Tingkatkan pen­gawasan. Itu aja dulu," sarannya.

Pengguna Twitter lainnya juga menyampaikan, kalau pencurian milik penumpang pesawat sudah kerap ter­jadi di bandara bandara di Indonesia. Bahkan, dia menyebutkan, hampir seluruh penumpang mengetahui peri­hal tersebut. "Sudah lama itu terjadi kali, sudah rahasia umum. Tapi mau gimana lagi, kita yang butuh untuk naik pesawat," tutur @Dinieunni.

Di tempat berbeda, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan menyatakan, bahwa tidak ada bandar udara di Indonesia, khususnya bandara internasional, yang aman dari intaian jaringan pencurian barang bagasi.

"Hampir semua bandar udara in­ternasional rawan pencurian bagasi. Ini cukup membuat kepercayaan menurun," ujar Anton, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, kemarin.

Pandangan yang sama juga di­ungkapkan Anggota Komisi V DPR Miryam SHaryani. Dia mengatakan, persoalan keamanan bagasi penump­ang menjadi salah satu masalah yang sampai saat ini belum terselesaikan dengan baik.

"Tentu ini pekerjaan rumah (PR) yang harus segera ditemukan solus­inya oleh Angkasa Pura maupun pengelola bandara lainnya," ujar Miryam, kemarin.

Ketua DPP Partai Hanura ini mengatakan, kejahatan tersebut seperti sudah terstruktur dan rapi. Bahkan tidak jarang penumpang me­nyadari kehilangan barang bawaan­nya setelah keluar dari bandara, sehingga susah melakukan klaim terhadap maskapai maupun pen­gelola bandara.

Dia menegaskan, harus ada kete­gasan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub
http://www.rmol.co/read/2016/01/06/2...andara-Soetta-


Begini Modus Pencurian Bagasi Pesawat
JUM'AT, 28 SEPTEMBER 2012 | 06:05 WIB

TEMPO.CO , Tangerang - Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta mensinyalir pencurian terhadap bawaan penumpang di bagasi dilakukan pada saat barang-barang itu hendak dimasukkan ke dalam pesawat.

Humas Polres Bandara Soekarno Hatta, Komisaris Agus Tri mengatakan belum lama ini polisi bandara menangkap Munahar Saripudin, 22 tahun, seorang karyawaan outsourcing Lion Air. "Ia ditahan karena mencuri barang bagasi milik penumpang di Terminal 1 A," kata Agus Tri, Kamis 27 September 2012.

Dari tangan warga Kampung Tanah Tinggi, Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat itu, polisi menyita barang curian berupa satu kamera digital merek Sony dan satu unit telepon selular merek Samsung. Modus yang dilakukan dengan cara membobol tas saat hendak dimasukkan ke dalam bagasi pesawat.

Tersangka adalah karyawan outsourcing Lion Air yang sehari-hari bertugas sebagai porter di Avron untuk memindahkan barang-barang pengguna jasa penerbangan yang disimpan di pesawat. Dari hasil pemeriksaan, Munahar mengaku sudah empat kali melakukan pencurian barang milik penumpang.

Kasus pencurian itu terungkap ketika korban, Iwan Nirwana, warga Indramayu, Jawa Barat terbang dari Jakarta ke Denpasar dengan menggunakan Pesawat Lion JT 020. Setibanya di Bali, Iwan menuju hotel dan mengecek semua barang-barangnya.

Setelah diperiksa, dia tidak mendapati kamera dan ponselnya di dalam koper. Iwan kemudian menghubungi nomor di telepon yang hilang itu. Setelah dikirim pesan singkat, Munahar membalas dengan meminta sejumlah uang tebusan. Seketika itu Iwan melaporkan pencurian tersebut kepada petugas keamanan Lion Air dan polisi.

Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait mengimbau agar penumpang tidak memasukkan barang-barang berharga ke dalam bagasi. "Penumpang juga bisa mendaftarkan barang berharga yang dibawa kepada petugas," ujarnya.

Lagipula, lanjut dia, maskapai penerbangan tidak melarang penumpang membawa barang berharga mereka ke dalam kabin pesawat. Mengenai dugaan pencurian di bagasi yang dilakukan karyawan outsorcing, Edward mengatakan akan melakukan pengawasan terhadap setiap petugas.
http://metro.tempo.co/read/news/2012...bagasi-pesawat


Sindikat Pencurian Bagasi Sudah Beraksi Selama Setahun
Senin, 4 Januari 2016 − 14:14 WIB

JAKARTA - Aksi pencurian bagasi pesawat di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) sudah berlangsung selama setahun. Sejauh ini polisi berhasil mengamankan tiga pelaku pencurian bagasi penumpang pesawat.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal mengatakan, penangkapan pelaku pencurian di Bandara Soetta itu terjadi pada Jumat, 18 Desember 2015 lalu, sekitar pukul 16.00 WIB.

Saat itu, pihaknya mengamankan tiga orang pelaku berinisial A (28) warga Tangerang yang berprofesi sebagai Security, H (29) warga Tangerang yang berprofesi sebagai Security, dan M (29) warga Teluk Naga, Tangerang yang berprofesi sebagai Porter.

"Saat itu, kami amankan tiga orang pelaku pencurian, A, H, dan M di area Ground Handling Terminal 1C, Bandara Soetta dengan barang bukti 8 Handphone dan uang Rp200 ribu," ujarnya pada wartawan, Senin (4/1/2016).

Menurutnya, ketiga orang pelaku itu ditangkap saat sedang beraksi. Saat digelandang ke Polres Bandara Soetta, ketiga pelaku itu mengaku masih ada pelaku lainnya yang juga ikut dalam melakukan aksi pencurian tersebut.

Salah satunya berinisial S (22) warga Jalan Peta Barat, Gg Waru, RT 06/11, Kalideres, Jakarta Barat yang berprofesi sebagai Porter. (Baca: Edan! Pencurian di Bagasi Pesawat Dilakukan Secara Sistematis)

"Lalu, pada Senin 28 Desember 2015, kami amankan S yang diduga bekerjasama melakukan pencurian barang dari tas atau bagasi milik penumpang pesawat," tuturnya.

Iqbal melanjutkan, saat diperiksa, S mengakui kalau dia melakukan pencurian saat handle pesawat Batik Air pada tanggal 16 Desember 2015 lalu. Saat itu, S mengambil handphone Blackberry Curve warna putih dari dalam tas salah satu penumpang yang ada di dalam lambung pesawat.

"Modus mereka ini dodos tas. Mereka buka paksa resleting tas milik penumpang di lambung pesawat dan menjarah barang-barang berharganya. Mereka mengaku sudah beraksi selama satu tahun dan melakukan pencurian sebanyak 13 kali lebih," tuturnya.
http://metro.sindonews.com/read/1074...hun-1451891668

-------------------------------------------

Jangan sampai Bandara Soetta di 'banned' oleh maskapai Dunia gara-gara sindikat maling seperti tu, hingga bertahun-tahun kasusnya yang tak pernah selesai-selesai selama ini

0
2.7K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan