Quote:
Begini Kronologi Terungkapnya Sindikat Pencuri Bagasi di Bandara
detikNews
Begini Kronologi Terungkapnya Sindikat Pencuri Bagasi di Bandara
Jakarta - Polres Bandara Soekarno-Hatta (BSH) mengungkap pelaku pencurian bagasi di bandara tersebut yang sudah terjadi berulang kali. Pengungkapan berdasarkan pada maraknya keluhan masyarakat.
"Pengungkapan kasus pencurian barang dari tas atau bagasi penumpang pesawat oleh Polresta Bandara Soetta bekerjasama dengan pihak Maskapai penerbangan dan PT. Angkasa Pura II," kata Kasat Reskrim Polres BSH Kompol Aszhari Kurniawan kepada wartawan, Selasa (5/1/2016).
Pada Jumat (18/12) pukul 16.00 WIB, Polres Bandara mengamankan 3 orang petugas ground handling beserta bukti. Tiga orang itu adalah Madun (29), Angga Jaya Pratama (28) dan Andi Hermanto (29).
"Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa ketiganya telah beberapa kali melakukan kerjasama pencurian barang-barang dari dalam tas atau bagasi penumpang dengan cara merusak resleting tas atau koper dan mengambil barang-barang dari para penumpang," jelas Aszhari.
Dari pengakuan ketiganya, diperoleh beberapa nama lain yang diduga juga ikut bekerja sama di sindikat pencurian bagasi. Pada Senin (28/12) pukul 21.00 WIB, Polres Bandara kemudian menangkap seorang pria yang berprofesi sebagai porter bernama Saefulloh (22).
"Diduga juga sebagai pelaku dalam perkara pencurian dengan modus 'dodos tas' bagasi milik penumpang pesawat. Dari pelaku ini mengakui bahwa setelah hampir setahun bekerja sebagai porter pada salah satu maskapai, yang bersangkutan telah lebih dari 13 kali melakukan aksinya," ungkapnya.
Hasil yang didapat beragam karena pencurian dilakukan secara acak. Porter dan sekuriti ini bekerja sama di make up bagasi (pengaturan penempatan bagasi sesuai tujuan penerbangan) dan kompartemen (lambung bagasi pesawat).
Kongkalikong antara porter dan sekuriti membuat semuanya lebih mudah. Porter mengambil barang saat menaikkan maupun menurunkan bagasi. Sekuriti yang tugasnya mengawasi justru mengamankan agar porter tidak ketahuan.
"Selain modus tersebut, modus lainnya adalah dengan 'mengaburkan' aksinya di area make-up, misalnya pelaku yang pada hari tersebut ditugaskan meng-handle bagasi penumpang tujuan Medan, namun beraksi dengan mencuri barang bagasi milik penumpang tujuan Makassar, sehingga jika ada komplain kehilangan barang dari penumpang tujuan Makassar, pelaku tidak akan dicurigai," beber Aszhari.
Empat pelaku itu sudah dipecat oleh Lion Air. Untuk sekuriti, disebut pihak Lion Air berasal dari pihak ketiga yang disewa untuk menjaga keamanan di Bandara Soekarno-Hatta.
kesannya dari dulu kemana aja ya polisi bandara ?.kayaknya laporan pencurian isi koper penumpang pesawat sdh cerita lama sejak rame maskapai murah.tp laporan cuma menguap ga tau kemana ?.dulu belum ada internet jadi penumpang yg kehilangan biasanya bikin surat terbuka di kolom surat pembaca media cetak/koran.kl skg kan jaman sosmed, bisa lsg posting trus di sebar kemana mana.tetap aja tuh ga ngefek juga.di cuekin pihak maskapai n bandara.akhirnya pasrah n iklasin aja walaupun kesel, kecewa, marah banget.
eh ga ada hujan badai muncul penangkapan pencuri bagasi penumpang.mereka terekam cctv sedang ngobok2 isi koper penumpang.pertanyaannya :
dari dulu kenapa ga pasang cctv ya ?.tiap penumpang kan bayar pajak bandara .emang ga bisa beli cctv ?.emang cctv mahal banget ?.kl tiap penumpang bayar 40rb x 1000 org/hari = 40jt/hari .bisa dong beli cctv yg paling bagus n pasang di tiap sudut,itu baru cctv, blm toliet yg kotor n bau , ac panas cuma angin , ruangan suram, lantai kotor, interior kusam dll.bingung duitnya pajak bandara n parkir kemana ya?.
malu dong bandara soetta sudah lama tp kalah keren ama bandara balikpapan yg masuk 10 terbaik.
perubahan bukan soal dana tapi niat.mau ga???.kl dana ada tapi ga mau berubah ya percuma dana banyak.sudah terbukti..lihat aja sendiri
setuju ?
BUAT PERBANDINGAN :
Quote:
Canggih! Ini Sistem Bagasi Otomatis di Bandara Heathrow dan Helsinki
detikNews
Canggih! Ini Sistem Bagasi Otomatis di Bandara Heathrow dan Helsinki
London - Pengelola Bandara Soekarno-Hatta bermaksud menerapkan Baggage Handling System (BHS) atau sistem bagasi otomatis sehingga potensi pencurian bagasi penumpang seperti yang dilakukan sekuriti dan porter Lion Air tak lagi terjadi. BHS lebih dulu diterapkan di luar negeri, seperti bandara di Eropa ini.
Di Bandara Heathrow Inggris, Terminal 5 memiliki terminal BHS terbesar di Eropa. BHS ini memiliki conveyor belt sepanjang total setara 48 km, dengan 4,5 km terowongan, 44 jalur pengambilan bagasi dan bisa memproses 53 juta koper per tahun, demikian dilansir Daily Mail, edisi 1 Januari 2014.
Ada tempat-tempat koper yang bisa menampung 4.000 koper atau tas dalam satu waktu. Kemudian koper-koper itu disalurkan pada conveyor belt alias sabuk berjalan menuju pesawat. Sistem BHS ini bisa memproses hingga 12 ribu koper per hari atau 5.200 sampai 7.200 koper per jam!
(Foto: LHR Airports Limited)
Begitu bagasi diletakkan di loket check ini, petugas maskapai langsung menempel stiker penanda pada bagasi yang dilengkapi dengan barcode unik berupa 10 angka yang menandakan tujuan dan rute pesawat.

Mesin scanner barcode di koper (Foto: LHR Airports Limited)
Bagasi itu langsung berjalan di jalur cepat, melalui pemeriksaan X-Ray. Setelah lolos pemeriksaan X-Ray, bagasi itu kemudian berjalan melalui mesin scanner yang akan membaca barcode yang ditempel pada koper. Mesin scanner itu akan melakukan sortir otomatis. Scanner itu memisahkan barang berdasarkan ukuran, berat dan nomor penerbangan. Kemudian mereka dimasukkan dalam kontainer koper.
Kemudian kontainer koper itu diantarkan melalui conveyor belt ke kontainer bagasi yang dekat dengan parkir pesawat. Kemudian kontainer bagasi itu dimuat di atas perut pesawat dengan alat hidrolik. Melihat koper-koper itu berjalan otomatis di conveyor belt seperti melihat wahana roller coaster di arena permainan yang naik-turun.
Sistem yang nyaris sama juga digunakan oleh Bandara Helsinki, Finlandia. Bandara Helsinki ini membuka sistem BHS pada Desember 2009 dan memiliki jalur conveyor belt lebih dari 10 km dan pada kapasitas puncak bisa memproses sekitar 7 ribu koper per jam.
Begitu bagasi diletakkan di loket check ini, petugas maskapai langsung menempel stiker penanda pada bagasi yang dilengkapi dengan barcode unik berupa 10 angka yang menandakan tujuan dan rute pesawat.
Seperti disaksikan dalam video berikut ini: