REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Seorang pembom mobil bunuh diri militan Taliban menghantam sebuah restoran Prancis Le Jardin yang dikunjungi orang asing di Kabul, Afghanistan, Jumat (1/1). Serangan ini menandai serangkaian serangan pemberontak awal tahun 2016 ini.
"Kami dapat mengkonfirmasi serangan bom mobil bunuh diri di Le Jardin,’’ kata kepala Departemen Investigasi Kriminal Kabul Fraidoon Obaidi seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Sabtu (2/1).
Afghan residents look on as they sit in front of their damaged houses near the site of a suicide car bomb attack at a French restaurant- Le Jardin in Kabul on January 2, 2016. PHOTO: AFP
Ledakan keras di restoran Le Jardin membuat gedung ini kebakaran. Pihaknya sibuk memadamkan api di lokasi kejadian.Pasukan keamanan mengepung daerah tersebut dan petugas pemadam kebakaran dan ambulans terlihat bergegas ke restoran.Namun, belum ada konfirmasi mengenai korban akibat serangan tersebut.
Serangan itu terjadi setelah Afghanistan mengumumkan pembicaraan empat arah di Pakistan pada 11 Januari 2016 yang ditujukan untuk perundingan perdamaian dengan Taliban.
Sebelumnya, panglima militer Pakistan Jenderal Raheel Sharif mengunjungi Kabul untuk mencoba untuk mempersiapkan wilayahuntuk pembicaraan damai dengan Taliban. Pejabat di Kabul menerangkan, kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan putaran pertama dialog antara Afghanistan, Pakistan, Amerika Serikat (AS), dan Cina pada 11 Januari untuk menyusun peta jalan komprehensif untuk perdamaian.
Afghanistan melihat dukungan dari Pakistan sebagai penting untuk membawa Taliban ke meja perundingan. Pasukan Afghanistan sedang berjuang untuk memukul mundur Taliban yang merebut sebagian besar wilayah kabupaten yang kaya opium wilayah Sangin di provinsi Helmand.
Penampakan Restoran Le Jardin (Trip adVisor)
The Taliban claimed responsibility for the attack, saying it had targeted the restaurant to mark the new year.
“Good omen for upcoming year as 2016 foundation stone set with spectacular fireworks#Hello2016#GoodTimesAhead,” a spokesman tweeted.
His comments raised concerns among Kabul’s expat community that foreigners would remain a focus of Taliban attacks.