
Jakarta - Refly Harun termasuk salah satu pakar tata negara yang diundang Presiden Joko Widodo ke Istana. Refly menuturkan pertemuan dengan Presiden Jokowi berlangsung singkat, tak lebih dari 30 menit.
"Tadi hanya setengah jam, karena Presiden memang ada agenda lain," kata Refly saat dikonfirmasi detikcom soal pertemuan itu, Senin (4/1/2016).
Para pakar tersebut tiba di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (4/1), sekitar pukul 09.50 WIB. Menurut Relfy, Presiden melayangkan undangan kepada mereka pada Jumat (1/1).
"Diundangnya kalau nggak salah pas hari Jumat," ujarnya.
Selain Refly, empat pakar tata negara lain yang juga diundang ke Istana hari ini yaitu Saldi Isra (Universitas Andalas), Zainal Arifin Muchtar (UGM), Alexander Lay, dan Maruarar Siahaan. Menurut Refly, dalam pertemuan singkat tersebut, mereka hanya membahas hal-hal umum terutama mengenai praktik ketatanegaraan selama 2015.
"Umum saja mengenai ketatanegaraan. Pastilah ya (bahas hubungan Presiden-DPR), umum saja, kita kasih pandangan dari segi ketatanegaraan sepeti apa. Nggak ada kaitan dengan kasus-kasus tertentu," tutur Refly.
Relfy menegaskan, tak ada bahasan mengenai dugaan kriminalisasi pimpinan KPK atau pun wacana pergantian Jaksa Agung.
"Nggak ada itu bahas kriminalisasi. Hubungan DPR dan Presiden. Macam-macam saja. Nggak ada bahas soal Jaksa Agung. Kita ini kan orang luar, hanya dimintai pendapat hal-hal yang berkembang sejauh ini," paparnya.
"(Presiden) ada tanya hal-hal tertentu tapi kan tidak etis disampaikan," lanjutnya.