Selamat Pagi Agan bagaimana kabarnya,?? ini trit pertama ane di tahun 2016. kali ini ane mau membagikan kabar terbaru tentang penemuan Rompi anti kanker yang ditemukan oleh Dr.Warsito gan yuk

ke TKP[/center]
Quote:
![Rompi Anti kanker Ini Terancam ditolak Gan [JOKOWI HARUS DUKUNG]](https://s.kaskus.id/images/2016/01/02/7424804_20160102072834.jpg)
Bergulir Petisi Agar Presiden Jokowi Mendukung Inovasi Rompi Antikanker
Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Foto: Muhamad Reza Sulaiman
Jakarta - Sebuah inovasi berupa rompi antikanker atau Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT) dianggap manjur bagi para penderita kanker. Tetapi kemunculan inovasi tersebut dinilai perlu untuk ditinjau ulang oleh Kemenkes.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Yayasan Lavender Indonesia Indira Abidin menggulirkan petisi lewat change.org agar Presiden Jokowi mendukung inovasi tersebut. Petisi ini sudah ditandatangani oleh 1.280 orang sehari pada Sabtu (2/1/2016) pukul 06.13 WIB atau sehari sejak dirilis.
"Ada ECCT, inovasi jaket listrik yang mampu mengacaukan pembelahan sel kanker dengan daya rendah. Dari 3.183 pengguna ECCT, 1.530 membaik kondisi nya dan 1.314 lainnya sukses menghambat pertumbuhan kanker nya. Dan satu hal lagi yang menyentuh hati kami, 51,74% pengguna ECCT adalah mereka yang tak lagi dianggap punya harapan oleh dokter. Dan ECCT bisa memberi harapan bagi mereka," tulis Indira dalam petisi tersebut.
Rompi antikanker Dr Warsito. Foto: Reza Sulaiman/detikcom
Indira berharap Jokowi bisa melindungi inovasi ECCT ini seperti saat mengambil sikap atas Go-jek. Sehingga tidak dihambat oleh regulasi.
"ECCT digugat dan kini kliniknya ditutup. Tiba-tiba harapan itu hilang, cahaya itu padam," ungkap Indira.
Sebelumnya detikHealth juga sudah mengulas mengenai inovasi Dr Warsito Purwo Taruno berupa helm dan rompi antikanker yang dimaksud. Dr Warsito memiliki klinik di Alam Sutera, Tangerang.
Pada 7 Desember 2015 terjalin kesepakatan antara Dr Warsito dengan Kemenkes. Salah satu isinya yakni Dr Warsito dilarang menerima pasien selama 30 hari untuk masa peninjauan dari pihak Kemenkes.
Dr Warsito (batik biru) bersama Menristekdikti membicarakan inovasinya.
"Kami sangat menghormati proses perlindungan yang dilakukan Kemenkes, tapi nyawa kami tak bisa lama menunggu. Tak bisa lama menunggu Indonesia siap obati kami, tak bisa menunggu birokrasi siap hadapi inovasi," kata Indira yang juga peraih Anugerah Kanker tersebut.
Detik Healt
Quote:
Harapan pasien kanker ada pada rompi ini, Namun niat ini terbentur Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 28 tahun 2011 tentang klinik. Dalam aturan tersebut hanya ada 2 jenis klinik berdasarkan pelayanan yang diberikan, yakni klinik pratama untuk pelayanan medik dasar dan klinik utama untuk pelayanan spesialistik. Klinik Dr Warsito tidak memenuhi syarat keduanya. Padahal jika pemerintah serius mau membantu penelitian ini bukan tidak mungkin kanker yang ada di indonesia bisa ditekan jumlahnya. jumlah penderita kanker di Indonesia kian meningkat. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2012 menyebutkan, prevalensi kanker mencapai 4,3 banding 1.000 orang. Padahal data sebelumnya menyebutkan prevalensinya 1 banding 1.000 orang. itu di tahun 2012 belum lagi tahun 2015, makin banyak penderita kanker di indonesia gan.
Cara Kerja Rompi Anti Kanker
Quote:
![Rompi Anti kanker Ini Terancam ditolak Gan [JOKOWI HARUS DUKUNG]](https://s.kaskus.id/images/2016/01/02/7424804_20160102074044.jpg)
Dr. Warsito merupakan Dokter jebolan Shizuoka University yang meraih Ph.D di bidang Electronic Science and Technology (tahun 1997). Ia kemudian mengembangkan Center for Tomography Research Laboratory (CTECH Labs) Edwar Technology, pusat riset dan produksi tomografi 4D pertama di dunia, di Tangerang Banten.
Dari sini lahir ECVT atau Electrical Capacitance Volume Tomography yaitu alat pemindai tomografi kapasitansi listrik berbasis medan listrik statis. Temuan ECVT besutan Dr. Warsito ini merupakan teknologi pemindaian 4D yang pertama di dunia, mengungguli CTSCAN dan MRI.
Saat ini ECVT sudah dipatenkan di Amerika dan lembaga paten internasional PTO/WO tahun 2006. Teknologi itu bahkan digunakan NASA untuk memindai obyek dielektrika pada pesawat ulang alik selama misi antariksa. Di Indonesia, teknologi ini digunakan untuk pemindaian tabung gas bertekanan tinggi, seperti kendaraan berbahan bakar gas Bus Transjakarta.
Cara kerja ECVT yang memanfaatkan medan elektronik statis ini, ternyata memiliki manfaat lain dalam pengobatan kanker. Medan elektronik statis ini, ternyata dapat mengacaukan sel sel ganas yang sedang membelah diri dan membunuhnya. Warsito kemudian mengembangkan berbagai macam bentuk unik alat ini, seperti: helm, rompi dan celana anti kanker untuk mengobati kanker otak, kanker payudara dan kanker serviks.
Para pasien kanker terlebih dahulu harus melakukan CT SCAN untuk melihat posisi sel ganas dalam tubuhnya dan menentukan dari arah mana elektroda penghasil listrik akan menembak. Elektroda harus berada tepat di atas sel kanker. Keakuratan posisi ini penting karena bila tidak tepat, maka tidak akan efektif.
Setelah rompi kanker jadi, maka pasien tinggal memakainya. Semakin tinggi stadiumnya, maka semakin rendah jam pemakaiannya. Umumnya untuk kanker stadium tinggi, butuh dua sampai tiga jam sehari. Sebaliknya stadium rendah, dapat memakai alat terapi selama 8-12 jam sehari.
Sel sel kanker yang pecah setelah diterpa gelombang listrik, akan berubah menjadi cairan yang dikeluarkan melalui keringat, urin dan feses. Masalahnya cairan itu bau dan berlendir, dan dapat membuat pasien kurang nyaman.
[center]kabar terbaru menyebutkan bahwa jika penelitian rompi anti kanker ini di tolak, atau mendapatkan review negatif maka Dr.Warsito akan melakukan penelitian di
LUAR NEGERIdi lansir dari
Detik Healt sudah ada tiga negara yang bakal menjadi sponsor penelitian yaitu Jerman, Singapura, Dan Jepang. nah loh negara lain aja berebut untuk menjadi sponsor penelitian Dr.Warsito, kenapa Negara kita enggak

bukan kah penelitian ini bagus, namun lagi2 alasan birokrasi menjadi hambatan
Quote:
Sudah saatnya kita dukung penelitian ini gan, jangan sampai Indonesia di suatu saat mengimpor ROMPI ANTI KANKER INIatau jangan2 negara kita bakal nangis 7 turunan apabila penelitian ini bakal diambil alih negara lain, dan ternyata berhasil menekan penderita kanker Pak Jokowi tunjukkan cerdas mu pak, reshuffle aja menteri yang tidak becus pak..
sekian gan maaf kalau repost,
ane cuma berbagi informasi aja
jika berkenan 
ya agan namun
jangan di
ya gan
jika suka
ya gan.