- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Siapa itu Jokowi bisa kalahkan Prabowo yang hebat


TS
aghilfath
Siapa itu Jokowi bisa kalahkan Prabowo yang hebat
Spoiler for Siapa itu Jokowi bisa kalahkan Prabowo yang hebat:

Prediksi atau ramalan tentang kehidupan memang terkadang diperlukan atau bisa juga untuk hiburan. Bisa juga di percaya atau boleh juga tidak sama sekali. Namanya juga prediksi. Apalagi tahun 2016 merupakan tahun monyet.
Lalu bagaimana pandangan Permadi SH, politikus juga seorang paranormal menerawang nasib dan keadaan bangsa Indonesia di tahun 2016?. Kepada Mohammad Yudha Prasetya, Permadi mengatakan jika akhir Desember hingga Januari merupakan puncak dari zaman edan.
Dia menerawang jika akan terjadi goro-gorokemudian muncul satrio piningit seperti kepercayaannya pada ramalan Jongko Joyoboyo. "Kita lihat sajalah. Jokowi itu orang yang baru muncul, tidak terkenal. Prabowo yang hebat dan luar biasa saja bisa kalah, ya bagaimana," ujar Permadi saat berbincang dengan merdeka.com di kediamannya, Jalan Pengadegan Barat IV, Jakarta Selatan, Rabu kemarin.
Berikut petikan wawancara Permadi SH tentang ramalan di tahun 2016.
Bagaimana penglihatan Anda untuk Indonesia di tahun 2016 ?
Saya sudah mengatakan bahwa saat ini sudah puncak dari zaman edan. Pasti akan segera timbul goro-goro. Dalam goro-goro inilah akan terjadi perubahan besar di mana Satrio Piningit muncul dan Jokowi jatuh. Saya pernah mengatakan bahwa pertanda Jokowi jatuh ini sudah dimulai sejak akhir tahun 2015, dan benar-benar akan jatuh pada tahun 2016. Karena nanti akan ada sosok yang berperan sebagai Semar, dan mengatakan kepada Jokowi bahwa kamu itu sebenarnya Petruk.
Kita lihat sajalah. Jokowi itu orang yang baru muncul, tidak terkenal. Prabowo yang hebat dan luar biasa saja bisa kalah, ya bagaimana. Di Irian itu mana orang kenal Jokowi ? Nyatanya bisa menang. Entah itu dengan kecurangan atau dengan apa, tetapi faktanya begitu. Dan sekarang terungkap kan kecurangan Jokowi masalah Freeport dan lain sebagainya. Bahkan kecurangan-kecurangan dalam pemilu itu sangat luar biasa.
Kita lihat saja bagaimana Jokowi menjalankan pemerintahannya hari ini, ya salah semua. Petruk itu kan tidak punya konsep, punakawan yang tidak punya pengetahuan apa-apa. Dia mengangkat menteri tanpa tahu kualitasnya. Pokoknya yang membantu dia ya diangkat. Termasuk mereka-mereka yang jadi komisaris atau bahkan direktur utama.
Jokowi itu enggak kenal orang, dia kan politikus baru. Kalau dia mengangkat menteri, tidak tahu siapa orang itu. Pokoknya disodorkan partai, pokoknya kenal. Akhirnya menurut saya reshuffle yang pertama kemarin itu gagal. Yang diganti kan hanya lima menteri, tetapi menurut saya paling sedikit 20 menteri itu harus diganti semua, termasuk Puan, Laoly, itu apa sih prestasinya.
Bagaimana ramalan Anda tentang wajah DPR di tahun 2016 ?
Saya katakan sekali lagi, sekarang ini adalah puncak zaman edan. Jadi tidak hanya kroco-kroco yang menyeleweng, tetapi pimpinan-pimpinan yang menyeleweng. Dari presiden, ketua DPR, kapolri, kejaksaan, semuanya menyeleweng dan diungkap di tv-tv.
Menurut UU apapun, yang paling berhak menangani perpanjangan kontrak Freeport adalah eksekutif. Nah, kalau andaikan saya orang yudikatif, misalnya Mahkamah Agung, tiba-tiba datang ke Freeport dan mengajak membicarakan negosiasi serta perpanjangan kontrak karya, menurut kamu kira-kira Freeport mau enggak ? Enggak mau.
Misalnya saya Setya Novanto, datang ke Freeport untuk membicarakan kontrak karya, Freeport nya mau enggak ? Kecuali Novanto itu mendapat restu dan persetujuan dari pihak istana, dan itu terbukti di dalam rekaman. Sebab, dalam rekaman jelas Jokowi dan Luhut tahu persis perilaku Novanto menghadap Freeport. Jadi Novanto itu tidak berani membuka siapa-siapa yang ada di belakangnya, karena takut.
Dia itu pion, dan dia bukan mencatut nama presiden, tetapi menjadi makelarnya presiden. Cuma kemarin dia jadi martir demi melindungi orang-orang di belakangnya. Kita lihat saja nanti, Jaksa Agung kan disuruh memeriksa Setya Novanto, dikasih izin enggak nanti sama Jokowi. Kita lihat saja nanti. Dalam hal ini, Novanto bukan enggak paham kalau kapasitasnya sebagai legislatif itu sama sekali tidak berwenang mengurusi perpanjangan kontrak Freeport, tetapi dia memang membawa amanah dari eksekutif.
Bagaimana wajah hukum di Indonesia hari ini dan ke depannya di tahun 2016 ?
Ya akan amburadul terus. Kan Jaksa Agung juga sudah disinggung menerima Rp 300 juta dari Evi, istrinya Gubernur Sumatera Utara. Ada pengakuan semua terlibat. Jadi ini yang terlibat itu sudah yang besar-besar dan jabatannya tinggi semua. Kita lihat, ini terbongkar dengan sendirinya. Tanpa usaha keras KPK pun semua terbongkar. Jero Wacik kena, Rio Capella kena, setingkat Gubernur kena, sekarang sudah mulai.
Sebab bulan Suro kemarin itu menurut pandangan orang Jawa, sudah mulai 'sirno ilang angkara ning bumi', hilangnya kejahatan dari muka bumi. Jadi tuhan yang akan membuka semuanya sendiri.
Mengenai kejatuhan Jokowi pun, tuhan sendiri lah yang akan menjatuhkan. kita tidak tahu kapan secara spesifik. Tetapi menurut waktunya yang sudah dekat, antara 2016-2017 lah. Jadi sekarang ini sudah terbongkar semua itu dengan sendirinya, kasus-kasus yang melibatkan pemain-pemain besar.
Jadi konteks penegakan hukum itu sendiri ke depannya tidak bisa diandalkan lagi. Dari penegak hukumnya sampai para hakimnya itu enggak bisa. Sudah zaman edan, dan semuanya juga ikut edan.
Dari hal-hal yang Anda jelaskan, apa yang harus dilakukan rakyat ?
Saya anjurkan, ini waktunya goro-goro. Rakyat harus bergerak karena waktunya sudah tiba. Histeria massa terhadap Jokowi pun sudah menurun drastis saat ini. Dari 100 persen tingkat kepercayaan publik katakanlah sekarang sudah tinggal 42 persen, jadi tinggal sedikit. Yang Projo-Projo itu kan juga sudah mulai meninggalkan Jokowi, jadi tinggal tunggu waktunya saja. Tinggal menunggu tuhan memasukkan roh keberanian kepada manusia, untuk membuktikan bahwa sebenarnya Jokowi ini cuma Petruk yang berambisi jadi ratu, dan harus segera dijatuhkan.
Sejak bulan Suro kemarin, 'sirno ilang angkara ning bumi', atau hilangnya kejahatan dari muka bumi, itu waktu di tangan tuhan, manusia enggak bisa apa-apa. Prabowo saja yang sebegitu hebatnya enggak berani revolusi. Siapapun jenderal-jenderal yang hebat enggak berani revolusi. Jadi sekarang ini waktu itu di tangan tuhan. Jika tuhan belum mengizinkan revolusi, maka tidak akan terjadi.
Spoiler for Membedah Ramalan Joyoboyo
Begini Kata Sejarawan UGM Soal Ramalan Joyoboyo:
Membedah Ramalan Joyoboyo
Begini Kata Sejarawan UGM Soal Ramalan Joyoboyo
Yogyakarta - Membaca ramalan Joyoboyo barangkali akan membuat sebagian masyarakat takjub karena dianggap sesuai dengan kenyataan. Namun, sejarawan dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Dr Sri Margana M Phil, menjelaskan makna sebenarnya di balik ramalan Joyoboyo.
"Itu kan adalah post factum. Sesuatu yang sudah terjadi. Karena (ramalan) adalah model penulisan sejarah Jawa," ujar Margana.
Hal ini disampaikan Margana kepada detikcom di kantornya, Fakultas Ilmu Budaya UGM, Jalan Sosio-Humaniora, Bulaksumur, Yogyakarta, Selasa (29/12/2015) kemarin.
Dia menegaskan, ramalan Joyoboyo ditulis saat seluruh fakta yang ada di dalam tulisannya telah terjadi. Sedangkan menggunaan kata ramalan, merupakan gaya penulisan sejarah yang memang dipakai pada abad ke-19.
Tak hanya itu, penulisan sejarah pada saat itu juga termasuk genre sastra. Sehingga ada beberapa tokoh dalam ramalan-ramalan yang tak nyata alias imajiner. Sesuai keinginan si penulis.
"Itu catatan," imbuhnya.
Konon, ramalan Joyoboyo ditulis oleh Ronggowarsito, seorang pujangga dari Surakarta. Namun, yang ada saat ini hanya naskah-naskah salinannya.
"Dulu nggak ada mesin fotocopy. Kalau mau menyalin ya ditulis ulang. Nah yang menyalin biasanya menambahi, mengubah, interpolasi. Jadi memang kelihatan pas, Wong sudah terjadi kok," ulasnya.
Gaya ramalan bisa dipakai untuk berbagai kepentingan penulis atau penguasa yang sedang bertahta saat itu. Misalnya legitimasi penguasa hingga kritik terhadap realitas sosial.
"Ada disertasi dari Nancy K Florida, dari Universitas Michigan History is Prophecy yang mengkaji gaya tulisan orang Jawa menuliskan sejarah sebagai ramalan," tuturnya.
Misalnya, Margana, memberi contoh ada seorang raja yang berasal bukan dari rahim permaisuri. Sang raja kemudian memerintahkan abdinya untuk menuliskan bahwa dirinya memang sudah diramalkan sejak zaman nenek moyang akan naik menjadi raja.
Margana memberi contoh, jika gaya penulisan ini juga bisa digunakan menggambarkan peristiwa saat ini.
"Misalnya dalam tulisan saya meramalkan nanti Jokowi akan menjadi Presiden. Nanti akan ada presiden yang orangnya berasal dari pinggir kali. Judulnya saya beri ramalan Joyoboyo dan penulisannya sekarang," urai Margana.
http://m.merdeka.com/khas/siapa-itu-...permadi-4.html& http://m.detik.com/news/berita/31076...malan-joyoboyo
Emang masih ada yg percaya sama nih orang

Kasian nih permadi ga jauh beda dengan BSH di BP

Edit komen kaskuser :
Quote:
Diubah oleh aghilfath 01-01-2016 02:53
0
7.6K
Kutip
120
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan