
Merdeka.com - Pemerintah memastikan impor pangan tetap dibuka. Itu untuk menjaga pasokan sekaligus meredam penaikan harga pangan.
Menteri Perdagangan Thomas Lembong meyakini neraca perdagangan Indonesia bakal surplus sekitar USD 7 miliar-USD 9 miliar pada tahun ini. Makanya, ruang pemerintah untuk mengimpor pangan masih lebar.
"Neraca perdagangan surplus cukup besar sehingga masih ada ruang untuk impor pangan. Kami harus menjaga keseimbangan supaya neraca jangan terlalu amblas, di sisi lain jangan sampai harga pangan melonjak," kata Mendag di sela-sela persiapan Perayaan Natal Nasional di Kupang, Nusa Tenggara Timur, seperti diberitakan Antara, Minggu (27/12).
Adapun pangan yang masih akan diimpor antara lain beras, 700-800 sapi bakalan, dan tiga juta ton gula mentah.
"Ini angkanya masih belum final. Sementara untuk beras, saya yakin akan ada kebutuhan impor lagi di luar impor 1,5 juta ton yang disepakati pada September 2015."
Dia mengaku belum puas dengan tren penaikan harga pangan saat ini di dalam negeri. Pada gilirannya, itu memaksa pemerintah memutuskan impor pangan.
"Impor bahan pangan tidak lagi bisa dihindari khususnya untuk penguatan stok dan memenuhi kebutuhan domestik, serta menunggu peningkatan produktivitas sektor pertanian dalam beberapa tahun ke depan."
Kendati demikian, dia memastikan, pemerintah tetap berupaya mendorong swasembada pangan di Tanah Air dalam jangka menengah.
"Kami perlu waktu untuk menyerang masalah dari akar atau fundamentalnya seperti pembangunan waduk, jalur irigasi dan memperbaiki logistik," kata Thomas.