Quote:
Sudah Tak Layak, Harry Tanoe: Parameter Kemiskinan Perlu Direvisi
Jum'at, 25 Desember 2015 | 04:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia, Harry Tanoesoedibjo mengkritik parameter tingkat kemiskinan di Indonesia. Kategori yang diukur dari penghasilan Rp 500 ribu per bulan tak lagi layak dipertahankan.
"Kalau saya, penduduk miskin itu harusnya orang yang berpenghasilan di bawah Rp 1,2 juta," ujar Harry, saat memaparkan refleksi akhir tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, Kamis, 24 desember 2015.
Harry menjelaskan,
penduduk bergaji di bawah Rp 500 ribu saat ini mewakili 11,2 persen penduduk Indonesia. Jumlah itu meningkat dibanding tahun sebelumnya. "Ada penambahan 860 ribu penduduk miskin di tahun 2015," katanya.
Menurut Harry, parameter tingkat kemiskinan mestinya dievaluasi ulang. Sebab, masyarakat berpenghasilan Rp 1,2 juta nyatanya menghadapi masalah daya beli akibat kenaikan harga barang.
Jika parameter itu diubah, kata Harry, jumlah penduduk miskin mewakili 70 persen penduduk Indonesia. "Kondisi itu cukup mengkhawatirkan di tengah tingginya tingkat pengangguran."
Peningkatan jumlah penduduk miskin tercermin dari kegagalan pemerintah mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Target yang dipatok di angka 5.7 nyatanya baru terealisasi 4,7 persen hingga kuartal tiga 2015.
Menurut Harry, kondisi yang kurang menguntungkan itu menyebabkan jurang kesenjangan sosial di masyarakat. "Sebuah penelitian menyebut, 1 persen penduduk Indonesia saat ini mewakili 50 persen ekonomi nasional," ujarnya.
Untuk itu, Harry meminta pemerintah memperlebar akses dan skema pinjaman murah bagi pelaku usaha kecil dan menengah. "Jika penghasilan mereka baik, maka kesenjangan sosial akan menyempit," katanya.
http://bisnis.tempo.co/read/news/201...perlu-direvisi
ah yang boneng pemerintah kita sekarang masih gunakan parameter kemiskinan di pendapatan bawah gopekceng