- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Realisasi APBNP 2015 Melonjak Jelang Tutup Tahun


TS
gilbertagung
Realisasi APBNP 2015 Melonjak Jelang Tutup Tahun
Realisasi APBNP 2015 Melonjak Jelang Tutup Tahun
Selasa, 22 Desember 2015 | 15:51 WIB

Mentri Keuangan RI Bambang Brodjonegoro
JAKARTA, KOMPAS.com - Belanja pemerintah pusat menjadi salah satu andalan sumber pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Menjelang tutup tahun 2015, penyerapan belanja negara boleh dikatakan telah melaju cukup kencang.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, hingga pagi hari ini, realisasi belanja negara mencapai Rp 1.666,6 triliun atau 84 persen dari pagu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 yang sebesar Rp 1.984,1 triliun.
Selama tiga pekan, realisasi itu melonjak cukup tinggi meskipun masih jauh dari realisasi yang ditargetkan sebesar 92 persen-93 persen. Sebab realisasi belanja negara pada akhir November lalu baru sebesar 78,1 persen dari pagu.
Menurut Bambang, satu-satunya andalan penyerapan belanja di akhir tahun adalah belanja kementerian dan lembaga (K/L) mengingat transfer ke daerah dan dana desa sebagian besar sudah direalisasikan.
"(Belanja) K/L ternyata menjelang akhir tahun lumayan bagus penyerapannya. Kebanyakan sudah 80 persen," kata Bambang di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (22/12/2015).
Namun, kencangnya belanja pemerintah belum bisa diimbangi oleh penerimaan.
Bambang bilang, realisasi penerimaan negara per hari ini mencapai Rp 1.338,8 triliun atau 76 persen dari pagu sebesar Rp 1.761,6 triliun.
Meski meningkat dibanding realisasi akhir November sebesar 69,5 persen, angka itu juga masih jauh dari target realisasi penerimaan pajak akhir tahun ini sebesar 85 persen-87 persen dari pagu.
Sementara itu, dihitung-hitung, maka defisit anggaran hari ini telah mencapai Rp 327,8 triliun atau 2,79 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Angka ini masih melebihi target defisit anggaran akhir tahun sebesar 2,7 persen dari PDB. (Adinda Ade Mustami)
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Sumber : KONTAN
Sumber
Selasa, 22 Desember 2015 | 15:51 WIB

KOMPAS.com/SRI LESTARI
Mentri Keuangan RI Bambang Brodjonegoro
JAKARTA, KOMPAS.com - Belanja pemerintah pusat menjadi salah satu andalan sumber pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Menjelang tutup tahun 2015, penyerapan belanja negara boleh dikatakan telah melaju cukup kencang.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, hingga pagi hari ini, realisasi belanja negara mencapai Rp 1.666,6 triliun atau 84 persen dari pagu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 yang sebesar Rp 1.984,1 triliun.
Selama tiga pekan, realisasi itu melonjak cukup tinggi meskipun masih jauh dari realisasi yang ditargetkan sebesar 92 persen-93 persen. Sebab realisasi belanja negara pada akhir November lalu baru sebesar 78,1 persen dari pagu.
Menurut Bambang, satu-satunya andalan penyerapan belanja di akhir tahun adalah belanja kementerian dan lembaga (K/L) mengingat transfer ke daerah dan dana desa sebagian besar sudah direalisasikan.
"(Belanja) K/L ternyata menjelang akhir tahun lumayan bagus penyerapannya. Kebanyakan sudah 80 persen," kata Bambang di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (22/12/2015).
Namun, kencangnya belanja pemerintah belum bisa diimbangi oleh penerimaan.
Bambang bilang, realisasi penerimaan negara per hari ini mencapai Rp 1.338,8 triliun atau 76 persen dari pagu sebesar Rp 1.761,6 triliun.
Meski meningkat dibanding realisasi akhir November sebesar 69,5 persen, angka itu juga masih jauh dari target realisasi penerimaan pajak akhir tahun ini sebesar 85 persen-87 persen dari pagu.
Sementara itu, dihitung-hitung, maka defisit anggaran hari ini telah mencapai Rp 327,8 triliun atau 2,79 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Angka ini masih melebihi target defisit anggaran akhir tahun sebesar 2,7 persen dari PDB. (Adinda Ade Mustami)
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Sumber : KONTAN
Sumber
0
1.7K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan