
TEMPO.CO,Jakarta- Survei yang dilakukan oleh Price Waterhouse Coopers (PwC) menyatakan 52 persen mayoritas responden yang terdiri atas CEO (chief executive officer) perusahaan berlokasi di Asia Pasifik menyatakan akan meningkatkan investasinya ke Indonesia. Survei dilakukan terhadap 800 CEO perusahaan berlokasi di Asia Pasifik.
"Jadi 52 persen akan meningkatkan investasinya dan 38 persen bertahan pada nilai investasi yang sama. Ini merupakan prosentase tertinggi setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Posisi Indonesia di level yang sama dengan Amerika Serikat dan Vietnam," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, Senin, 16 November 2015.
Franky menuturkan, jumlah responden dalam survei tersebut meningkat dari tahun lalu, yakni 635 responden. Hasil survei semakin meneguhkan posisi Indonesia sebagai negara tujuan investasi utama bersama dengan Cina dan Amerika Serikat. "Survei tersebut melengkapi survei-survei yang dilakukan oleh lembaga independen lainnya yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu negaratujuan investasi utama," katanya.
Franky menilai, persepsi positif ini dapat membantu meningkatkan arus investasi masuk ke Indonesia.
"Perbaikan layanan investasi akan terus dilakukan dan diharapkan dapat berdampak positif terhadap meningkatnya realisasi investasi asing maupun domestik di Indonesia," ujarnya.
Franky menambahkan, nilai positif dari survei tersebut cukup signifikan karena kondisi perekonomian globalyang tengah dalam kondisi tidak menentu. Setidaknya survei yang dilakukan dalam periode 23 Juni dan 21 Agustus 2015 tersebut memperhitungkan dua kondisi global yang mempengaruhi jawaban responden.
Pertama, terkait kondisi Amerika Serikat yang meningkatkan suku bunga bank sentralnya pada bulan Juli 2015. Kedua, Cina yang mendevaluasi Yuan di tengah intervensi untuk mempertahankan harga sama yang dilakukan pada bulan Agustus 2015.
"Posisi Indonesia yang masih positif dapat mempermudah upaya untuk menarik minat investasi dari investor global," katanya. Catatan lainnya, kata Franky, 68 persen baruakan dikucurkan di wilayah APEC dan 32 persen ke wilayah lain. Responden Survei PwC tersebut juga memiliki keyakinan lebih tinggi terhadap perekonomian Indonesia dalam periode menengah tiga hingga lima tahun mendatang. Keyakinan itu lebih tinggi dibandingkan dengan periode jangka pendek di jangka waktu 12 bulan mendatang.
"Survei juga memproyeksikan masadepan ekonomi Indonesia yang ditandai dengan perubahan wajah industri manufaktur ke arah basis teknologi. Hal ini menyebabkan adanya kebutuhan modernisasi peralatan dan adanya pergerakan pekerja lintas negara".
Pasti yg disurvey planet namec, mana ada investor yg percaya pada presiden pembohong, ga takut di PHP apa