- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tiongkok Siapkan Dana 590 Juta Dolar AS untuk Bangun Hotel di Batam


TS
jiu.gui
Tiongkok Siapkan Dana 590 Juta Dolar AS untuk Bangun Hotel di Batam
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Kepala BKPM Franky Sibarani mengungkapkan, sejumlah investor asing menyiapkan dana ratusan juta dolar Amerika untuk membangun hotel di beberapa wilayah di Indonesia.
Tiongkok salah satu yang paling berminat. Bahkan, beberapa investor Tiongkok sudah menyiapkan dana sebesar 590 Juta Dolar AS untuk membangun hotel dan restoran di Batam dan Lombok.
“Namun para investor asing ini mengusulkan kebijakan usaha hotel dan restoran lebih terbuka, terutama untuk hotel bintang 1 dan 2,” ujar Franky di Jakarta, Rabu (16/12).
Selama ini, kata Franky, regulasi panduan investasi untuk hotel bintang tiga ke atas sudah terbuka 100 persen bagi asing. Namun, untuk hotel bintang 1 dan bintang 2, investasi asing masih dibatasi dan kepemilikan sahamnya maksimal 51 persen.
’’Usul yang masuk dilandasi argumentasi bahwa hotel bintang 2 dan bintang 3 di Indonesia saat ini tidak terlalu banyak berbeda, baik dari segi standar pelayanan maupun dari segi biaya pembangunan dan pengoperasian hotel,’’ tutur Franky.
Franky menilai, jika regulasi untuk hotel bintang 1 dan 2 lebih terbuka terhadap asing, bisa memicu peningkatan standar layanan kualitas hotel dan restoran di Indonesia.
’’Peningkatan kualitas itu dapat mendukung berkembangnya sektor pariwisata di Indonesia,’’ papar Franky.
Selain itu, keterbukaan juga semakin menarik banyak penanaman modal asing (PMA) untuk menyetorkan modal yang lebih besar, sehingga bisa mendukung upaya menarik wisatawan ke Indonesia.
Franky menyatakan, usul-usul yang disampaikan tersebut akan dibahas lebih lanjut dengan memperhatikan aspek-aspek kepentingan nasional. Termasuk upaya pemerintah untuk menargetkan pertumbuhan 12 juta wisatawan mancanegara pada 2016.
’’Ini merupakan target pemerintah yang harus didukung seluruh instansi dan komponen masyarakat yang terlibat sebagai stakeholder pariwisata di Indonesia,’’ ungkapnya.
Sepanjang periode 22 Oktober 2014 hingga 11 Desember 2015, tim pemasaran investasi BKPM telah mengidentifikasi ada delapan proyek investasi di sektor hotel dan restoran. Selain dua proyek investasi 590 juta dolar AS dari Tiongkok untuk pembangunan hotel di Batam dan Lombok, juga ada dua proyek dari Uni Emirat Arab di Jakarta dan Bali. Ada pula dua proyek dari Korea Selatan yang merencanakan berinvestasi di Semarang dan Bandung.
’’Ada lagi satu proyek dari Australia senilai 1,7 juta dolar AS dan Rusia yang juga mengambil lokasi di NTB,’’ katanya.
Sejauh ini BKPM menerima 454 masukan terkait dengan rencana revisi panduan investasi. Setelah masukan-masukan tersebut dikelompokkan ke dalam sektor-sektor dan bidang usaha yang sama, jumlahnya menjadi 222 masukan.
BKPM mengharapkan aturan baru tentang panduan investasi dapat selesai pada April 2016. .
http://batampos.co.id/17-12-2015/tio...otel-di-batam/
Tiongkok salah satu yang paling berminat. Bahkan, beberapa investor Tiongkok sudah menyiapkan dana sebesar 590 Juta Dolar AS untuk membangun hotel dan restoran di Batam dan Lombok.
“Namun para investor asing ini mengusulkan kebijakan usaha hotel dan restoran lebih terbuka, terutama untuk hotel bintang 1 dan 2,” ujar Franky di Jakarta, Rabu (16/12).
Selama ini, kata Franky, regulasi panduan investasi untuk hotel bintang tiga ke atas sudah terbuka 100 persen bagi asing. Namun, untuk hotel bintang 1 dan bintang 2, investasi asing masih dibatasi dan kepemilikan sahamnya maksimal 51 persen.
’’Usul yang masuk dilandasi argumentasi bahwa hotel bintang 2 dan bintang 3 di Indonesia saat ini tidak terlalu banyak berbeda, baik dari segi standar pelayanan maupun dari segi biaya pembangunan dan pengoperasian hotel,’’ tutur Franky.
Franky menilai, jika regulasi untuk hotel bintang 1 dan 2 lebih terbuka terhadap asing, bisa memicu peningkatan standar layanan kualitas hotel dan restoran di Indonesia.
’’Peningkatan kualitas itu dapat mendukung berkembangnya sektor pariwisata di Indonesia,’’ papar Franky.
Selain itu, keterbukaan juga semakin menarik banyak penanaman modal asing (PMA) untuk menyetorkan modal yang lebih besar, sehingga bisa mendukung upaya menarik wisatawan ke Indonesia.
Franky menyatakan, usul-usul yang disampaikan tersebut akan dibahas lebih lanjut dengan memperhatikan aspek-aspek kepentingan nasional. Termasuk upaya pemerintah untuk menargetkan pertumbuhan 12 juta wisatawan mancanegara pada 2016.
’’Ini merupakan target pemerintah yang harus didukung seluruh instansi dan komponen masyarakat yang terlibat sebagai stakeholder pariwisata di Indonesia,’’ ungkapnya.
Sepanjang periode 22 Oktober 2014 hingga 11 Desember 2015, tim pemasaran investasi BKPM telah mengidentifikasi ada delapan proyek investasi di sektor hotel dan restoran. Selain dua proyek investasi 590 juta dolar AS dari Tiongkok untuk pembangunan hotel di Batam dan Lombok, juga ada dua proyek dari Uni Emirat Arab di Jakarta dan Bali. Ada pula dua proyek dari Korea Selatan yang merencanakan berinvestasi di Semarang dan Bandung.
’’Ada lagi satu proyek dari Australia senilai 1,7 juta dolar AS dan Rusia yang juga mengambil lokasi di NTB,’’ katanya.
Sejauh ini BKPM menerima 454 masukan terkait dengan rencana revisi panduan investasi. Setelah masukan-masukan tersebut dikelompokkan ke dalam sektor-sektor dan bidang usaha yang sama, jumlahnya menjadi 222 masukan.
BKPM mengharapkan aturan baru tentang panduan investasi dapat selesai pada April 2016. .
http://batampos.co.id/17-12-2015/tio...otel-di-batam/
0
640
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan