- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Luhut: Saya Juga Bisa Bikin Repot Orang yang Menghujat


TS
aghilfath
Luhut: Saya Juga Bisa Bikin Repot Orang yang Menghujat
Spoiler for Luhut: Saya Juga Bisa Bikin Repot Orang yang Menghujat:

Jakarta, CNN Indonesia-- Menkopolhukam Luhut Pandjaitan menyatakan dirinya juga bisa membuat repot para pihak yang belakangan ini ikut menghujat dirinya terkait polemik perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia . Pernyataan ini disampaikannya dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Jumat (11/12) sore.
Nama Luhut muncul sebanyak 66 kali dalam rekaman yang diduga melibatkan Ketua DPR SetyaNovanto, Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin dan taipan minyak M. Riza Chalid. Bekas Danjen Kopassus itu berkeras bahwa dirinya tidak bersalah dalam hal ini. “Sepanjang saya enggak salah saya enggak takut,”katanya.
Luhut yang mengenakan kemeja putih terlihat emosi ketika menggelar jumpa pers. Ia mengaku tidak bakal berpikir dua kali jika masalah ini semakin memanas. “Saya bisa bikin dia repot,” katanya.
Rapat pimpinan Mahkamah Kehormatan Dewan memutuskan akan memanggil Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan untuk dimintai keterangan dalam lanjutan penanganan perkara etik Ketua DPR Setya Novanto.
Wakil Ketua MKD, Sufmi Dasco Ahmad menyatakan pemanggilan Luhut dilakukan karena namanya disebut sebanyak 66 kali dalam percakapan antara Ketua DPR, Setya Novanto, pengusaha M. Riza Chalid dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin.
“Rapat pimpinan memutuskan mengundang Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (14/12) pukul 13.00 siang," kata Dasco, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (11/12).
Catatan redaksi :
Judul artikel berita ini sebelumnya adalah 'Luhut: Saya Juga Bisa Bikin Repot Setya Novanto.' Judul itu kami koreksi karena tidak akurat dalam mengutip pernyataan Menteri Luhut Binsar Panjaitan.
Dengan demikian kesalahan telah kami perbaiki. Kami mohon maaf atas kekeliruan tersebut dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Terima kasih.
Menteri Luhut: Saya Tak Pernah Bicara dengan Novanto dan Riza
Jakarta, CNN Indonesia-- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, tidak pernah berbicara dengan Ketua DPR Setya Novanto dan pengusaha M Riza Chalid terkait perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia. Pernyataan ini disampaikan Luhut dalam konferensi pers menyikapi isu panas soal Freeport.
“Saya ingin menggarisbawahi, saya tidak pernah berbicara dengan Setya Novanto apalagi Riza,” kata Luhut di Kantor Kemenkopohukam hari ini, Jumat (11/12).
Dalam konferensi pers yang cukup panas itu, Luhut menyebut dirinya telah dan akan terus mempertaruhkan dirinya untuk loyal kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. “Saya hanya loyal kepada Presiden. Kita tunggu MKD (Majelis Kehormatan Dewan) mau berbuat apa,” ujar Luhut.
Terkait perpanjangan kontrak karya Freeport, Luhut mengaku telah memberikan memo kepada Jokowi tertanggal 17 Juni lalu yang menyatakan agar kontrak perusahaan asal Amerika Serikat yang mengeksploitasi tanah Papua itu jangan diperpanjang sebelum tahun 2019.
Nama Luhut diketahui disebut beberapa kali dalamrekaman percakapan yang diduga dilakukan antara Setya Novanto, Presiden Direktur Freeport Maroef Sjamsoeddin, dan pengusaha Riza Chalid. Pada awal rekaman tersebut mencuat, Luhut samasekali tidak merespons apalagi dengan nada tinggi seperti dalam konferensi pers hari ini.
Spoiler for Ada Anggota MKD dalam Jumpa Pers Luhut:
Ada Anggota MKD dalam Jumpa Pers Luhut
TEMPO.CO,Jakarta- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan KeamananLuhut Binsar Pandjaitanmengadakan konferensi pers terkait dengan kasus "Papa Minta Saham" di kantor Kementerian pada Jumat, 11 Desember 2015. Luhut menggelar kegiatan ini karena namanya disebut dalam perkara yang diduga melibatkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto itu.
Tiga anggota Mahkamah Kehormatan DPR menghadiri konferensi pers ini. Ketiganya adalah Ridwan Bae dan Kahar Muzakkir dari Partai Golkar serta Junimart Girsang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Luhut mengatakan sengaja mengundang semua anggota MKD untuk menghadiri konferensi pers tersebut. Tapi ternyata yang hadir hanya beberapa orang. Mantan Kepala Kantor Staf Kepresidenan ini mengatakan ia tidak tahu MKD memanggilnya pada Senin pekan depan, 14 Desember 2015, sehingga mengundang mereka. "Saya pikir sekalian saja saya undang," ujarnya.
Adapun Ridwan Bae mengatakan kehadirannya dalam acara jumpa pers itu karena memenuhi undangan Luhut. Ia berdalih hendak melihat langsung apa yang akan disampaikan Luhut. "Masak kami enggak dengar langsung, harus dari TV atau koran," tuturnya.
Luhut mengatakan semua keterangannya yang akan disampaikan dalam jumpa pers kali ini tidak akan jauh berbeda ketika memberi keterangan di hadapan MKD. "Di hari Senin, ya barang ini juga," ujarnya.
Perkara "Papa Minta Saham" ini mengemuka ketika Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said melaporkan kasus tersebut ke MKD. Sudirman menuding Setya Novanto telah mencatut nama Presiden Joko Widodo saat menjadi pelobi perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia. Laporan Sudirman ini disertai bukti rekaman.
Dalam rekaman yang diputar MKD, Setya Novanto, pengusaha Mohammad Riza Chalid, dan bos PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin, membincangkan rencana perpanjangan kontrak Freeport. Ada pula pembicaraan mengenai bagian saham, yang disebut akan diberikan kepada Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Perkara ini ikut menyeret nama Luhut Pandjaitan. Nama Luhut disebut sebanyak 66 kali oleh ketiganya, termasuk ketika membicarakan ihwal saham.
TEMPO.CO,Jakarta- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan KeamananLuhut Binsar Pandjaitanmengadakan konferensi pers terkait dengan kasus "Papa Minta Saham" di kantor Kementerian pada Jumat, 11 Desember 2015. Luhut menggelar kegiatan ini karena namanya disebut dalam perkara yang diduga melibatkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto itu.
Tiga anggota Mahkamah Kehormatan DPR menghadiri konferensi pers ini. Ketiganya adalah Ridwan Bae dan Kahar Muzakkir dari Partai Golkar serta Junimart Girsang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Luhut mengatakan sengaja mengundang semua anggota MKD untuk menghadiri konferensi pers tersebut. Tapi ternyata yang hadir hanya beberapa orang. Mantan Kepala Kantor Staf Kepresidenan ini mengatakan ia tidak tahu MKD memanggilnya pada Senin pekan depan, 14 Desember 2015, sehingga mengundang mereka. "Saya pikir sekalian saja saya undang," ujarnya.
Adapun Ridwan Bae mengatakan kehadirannya dalam acara jumpa pers itu karena memenuhi undangan Luhut. Ia berdalih hendak melihat langsung apa yang akan disampaikan Luhut. "Masak kami enggak dengar langsung, harus dari TV atau koran," tuturnya.
Luhut mengatakan semua keterangannya yang akan disampaikan dalam jumpa pers kali ini tidak akan jauh berbeda ketika memberi keterangan di hadapan MKD. "Di hari Senin, ya barang ini juga," ujarnya.
Perkara "Papa Minta Saham" ini mengemuka ketika Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said melaporkan kasus tersebut ke MKD. Sudirman menuding Setya Novanto telah mencatut nama Presiden Joko Widodo saat menjadi pelobi perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia. Laporan Sudirman ini disertai bukti rekaman.
Dalam rekaman yang diputar MKD, Setya Novanto, pengusaha Mohammad Riza Chalid, dan bos PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin, membincangkan rencana perpanjangan kontrak Freeport. Ada pula pembicaraan mengenai bagian saham, yang disebut akan diberikan kepada Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Perkara ini ikut menyeret nama Luhut Pandjaitan. Nama Luhut disebut sebanyak 66 kali oleh ketiganya, termasuk ketika membicarakan ihwal saham.
http://m.cnnindonesia.com/politik/20...ang-menghujat/& http://m.tempo.co/read/news/2015/12/...mpa-pers-luhut
Wah opung sudah menebar peringatan, awas yg kena buldozer jangan mewek

Diubah oleh aghilfath 11-12-2015 13:01
0
4.2K
Kutip
44
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan