- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tahun Depan Pemerintah Bagi-bagi Sapi Gratis, Ini Syaratnya


TS
nandazak
Tahun Depan Pemerintah Bagi-bagi Sapi Gratis, Ini Syaratnya
Muhammad Idris - detikFinance

Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mulai
tancap gas mengatasi defisit produksi daging sapi
nasional. Salah satunya dengan mencanangkan 500
'pabrik sapi' atau Sentra Peternakan Rakyat (SPR)
untuk memberdayakan petani yang memiliki ternak.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kementan Muladno mengatakan, para petani
yang nyambi jadi peternak akan diberikan sapi
betina secara gratis dari pemerintah. Namun,
pembagian sapi akan dilakukan dengan skema
kemitraan.
"Nggak dibagikan secara percuma, penyakitnya
petani itu kalau dikasih (sapi) dianggapnya dapat
durian runtuh. Nanti dijual lagi tahun depannya. Satu
petani dapat 2 ekor indukan, tapi hanya dipinjami
saja," jelas Muladno dalam sebuah diskusi di
Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/12/2015).
Istilah sapi pinjaman, kata Muladno, mengarah pada
skema kemitraan antara peternak kecil dengan
pihak lain yang memiliki modal cukup yang
berperan sebagai penjamin sapi.
"Supaya aman sapi tak dijual, harus ada mitra
sama seseorang yang kesejahtraannya cukup.
Nanti yang penjamin skemanya kasih gaji Rp 1 juta
per bulan, Rp 700 ribu untuk peternak, Rp 300 ribu
untuk ternaknya, termasuk buat asuransinya, jadi
sapi terlindungi misal kaya kemalingan," terang
Muladno.
Nantinya, setelah sapi yang diternakan peternak
melahirkan anak sapi, baru ada bagi hasil dengan
kedua belah pihak.
"Pas melahirkan bagi hasilnya 60% untuk peternak,
dan 40% untuk pemodal. Jadi kedua pihak sama-
sama untung setelah melahirkan, dan dipelihara
setahun. Sapi hanya pinjaman saja," kata Muladno.
Dalam program SPR ini, Kementan memberikan
syarat kepada desa penerima sapi jika minimal
memiliki populasi 1.000 sapi, dengan minimal 500
orang peternak, baik sapi potong maupun sapi
perah.
"Bisa dua desa, asal yang penting ada populasi
1.000 sapi. Bisa dibayangkan, kalau nanti dokter
hewan turun ke situ, ada standarisasi pakan, ada
standarisasi manajemen, nanti misalkan kematian
sapi 5%, berapa besar sapi yang bertambah, data
produksi daging sapi juga bakal akurat,"
pungkasnya.
(drk/drk)
secara teori bagus. semoga implementasinya bagus juga
http://m.detik.com/finance/read/2015...-ini-syaratnya

Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mulai
tancap gas mengatasi defisit produksi daging sapi
nasional. Salah satunya dengan mencanangkan 500
'pabrik sapi' atau Sentra Peternakan Rakyat (SPR)
untuk memberdayakan petani yang memiliki ternak.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kementan Muladno mengatakan, para petani
yang nyambi jadi peternak akan diberikan sapi
betina secara gratis dari pemerintah. Namun,
pembagian sapi akan dilakukan dengan skema
kemitraan.
"Nggak dibagikan secara percuma, penyakitnya
petani itu kalau dikasih (sapi) dianggapnya dapat
durian runtuh. Nanti dijual lagi tahun depannya. Satu
petani dapat 2 ekor indukan, tapi hanya dipinjami
saja," jelas Muladno dalam sebuah diskusi di
Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/12/2015).
Istilah sapi pinjaman, kata Muladno, mengarah pada
skema kemitraan antara peternak kecil dengan
pihak lain yang memiliki modal cukup yang
berperan sebagai penjamin sapi.
"Supaya aman sapi tak dijual, harus ada mitra
sama seseorang yang kesejahtraannya cukup.
Nanti yang penjamin skemanya kasih gaji Rp 1 juta
per bulan, Rp 700 ribu untuk peternak, Rp 300 ribu
untuk ternaknya, termasuk buat asuransinya, jadi
sapi terlindungi misal kaya kemalingan," terang
Muladno.
Nantinya, setelah sapi yang diternakan peternak
melahirkan anak sapi, baru ada bagi hasil dengan
kedua belah pihak.
"Pas melahirkan bagi hasilnya 60% untuk peternak,
dan 40% untuk pemodal. Jadi kedua pihak sama-
sama untung setelah melahirkan, dan dipelihara
setahun. Sapi hanya pinjaman saja," kata Muladno.
Dalam program SPR ini, Kementan memberikan
syarat kepada desa penerima sapi jika minimal
memiliki populasi 1.000 sapi, dengan minimal 500
orang peternak, baik sapi potong maupun sapi
perah.
"Bisa dua desa, asal yang penting ada populasi
1.000 sapi. Bisa dibayangkan, kalau nanti dokter
hewan turun ke situ, ada standarisasi pakan, ada
standarisasi manajemen, nanti misalkan kematian
sapi 5%, berapa besar sapi yang bertambah, data
produksi daging sapi juga bakal akurat,"
pungkasnya.
(drk/drk)
secara teori bagus. semoga implementasinya bagus juga
http://m.detik.com/finance/read/2015...-ini-syaratnya
0
2.2K
26


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan