Quote:
Surahman bicara terbuka soal sidang kode etik Setya Novanto. Mulai dari pertarungan di MKD, Koalisi Merah Putih, dan perubahan haluan partainya.
Baru saja Surahman Hidayat duduk, terdengar seru-seruan di luar ruang kerjanya. Tapi sebelum menyibak tirai penutup ruangan pun ia sudah menduga apa yang menyebabkan kegemparan di kalangan awak media itu. "Dia lebih baik meladeni (media), jadi tidak dikejar-kejar," ujar Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) itu.
Dia yang dimaksud adalah Maroef Sjamsoeddin yang dihadirkan MKD dalam sidang kode etik Setya Novanto sebagai saksi pada Kamis (3/12/2015). Meski dikawal beberapa lelaki tegap, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia itu kesulitan menembus kerumunan reporter dan juru kamera menuju ruang tamu--ketika sidang diskors.
"Sidang Maroef sepertinya akan lebih panjang dari Sudirman," kata Surahman menggeleng.
Tebakannya tepat. Sidang pada Kamis itu baru rampung sekitar pukul 00.30 WIB. Ketika Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said dihadirkan, sidang hanya sampai pukul 21.00 WIB.
Sidang yang waktunya begitu panjang membuat pintu ruang kerja Surahman agak tertutup buat tamu. Dia juga mengaku tidak nafsu meladeni media yang memburunya terkait dugaan pelanggaran etik yang dilakukan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Setya Novanto. "Ini bukan ajang panggung," ujarnya.
Beruntung kami diterima. Memakai jas tanpa dasi, dia bersedia ditemui Fajar Wahyu Hermawan dan Heru Triyono dari Beritagar.id saat jeda sidang di ruang kerjanya, lantai dua Gedung Nusantara II DPR, Jakarta. "Ini sidang terbesar MKD," kata dia, membetulkan posisi peci di kepalanya usai salat Ashar.
Surahman bukan figur asing di Senayan. Dia politisi senior, 58 tahun, yang menjabat Ketua Dewan Syariah Pusat di Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dalam pemilihan legislatif 2014 lalu, ia meraih 68.380 ribu suara dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat X, dan kini duduk di Komisi X DPR RI.
Wawancara selengkapanya bisa dilihat di
sini