
Merdeka.com - Para relawan Jokowi yang kini menjabat jajaran komisaris di pelbagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan banyak kesalahan pengelola. Seharusnya BUMN yang menjadi lokomotif perekonomian nasional malah justru menjadi beban.
"Saat ini, Indonesia memiliki 119 BUMN yang mencakup 14 perusahaan umum (Perum), 85 perseroan, dan 20 perseroan terbuka (Tbk). Saat ini profit seluruh BUMN sekitar Rp 145 triliun. Itu pun hanya dihasilkan oleh 20 BUMN saja. Sisanya menjadi BUMN yang menjadi beban negara. Tentu ini sangat memprihatinkan," kata Roy Maningkas, komisaris Krakatau Steel, di Jakarta, Senin (7/12). Seperti dilansir Antara.
Komisaris Indofarma Teddy Wibisana menambahkan, BUMN adalah kekuatan ekonomi yang sangat besar dengan aset total sebesar Rp 4.600 triliun. Jika dikelola dengan tepat sebagai kesatuan maka tentu BUMN dapat berperan sebagai agen perubahan.
"Setelah ikut terlibat dalam proses pengambilan kebijakan di dalam tubuh BUMN, kami melihat ada beberapa agenda yang mendesak harus dilakukan. Pertama, pembenahan pengelolaan BUMN sebagai sebuah kesatuan yang dapat menjalankan agenda pembangunan secara sinergis," tambah Teddy Wibisana.
Kedua, pembersihan BUMN sebagai sebuah kesatuan yang dapat menjalankan agenda pembangunan secara sinergis. Ketiga, peningkatan efisiensi di tiap BUMN melalui pengembangan teknologi, manajemen dan sumber daya manusia. Keempat, mengikis mental proyek yang dapat mendominasi banyak BUMN.
"Hanya dengan langkah-langkah konkret yang dilakukan segera inilah BUMN bisa menjadi kekuatan ekonomi yang menjalankan program jalan perubahan secara konsekuen," kata Vicktor Sirait, komisaris Waskita Karya Tbk.
Sebanyak 11 relawan yang masuk menjadi komisaris di BUMN memberikan keterangan tentang masih banyaknya BUMN yang salah kelola, di antaranya komisaris Krakatau Tbk Hilmar Farid, Komisaris Danareksa Kartika Djoemadi, Komisaris Indofarma Teddy Wibisana, Komisaris Waskita Karya Victor Sirait, Komisaris Telkom Tbk Margiyono, Komisaris Telkomsel Tbk Diaz Hendropriyono, komisaris BTN Arie Coerniadi, Komisaris Semen Indonesia Tbk Sonny Subrata, dan Komisaris Hotel Indonesia Natour Michael Umbas.
Menjawab kecemburuan nasbung yg ga dapat jatah, komisaris dari relawan merelease hasil kerjanya, terlepas benar atau enggak, klo benar maka direksi BUMN ga bisa nyantai dan seenaknya urus BUMN, klo ga mau dilengserin oleh penilaian komisaris