
TEMPO.CO,Jakarta- Bola panas audit pembelian Rumah Sakit Sumber Waras oleh Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melambung jauh, lalu memantul ke banyak tempat. Setya Novanto dan Luhut Pandjaitan, dua nama yang sedang hangat dibicarakan dalam rekaman calon saham Freeport, juga terseret.
Para petinggi Badan Pemeriknsa Keuangan (BPK) dikabarkan meminta Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto pada Agustus lalu agar meminta Presiden Joko Widodo tak ikut campur dalam urusan Sumber Waras. Lobi itu terjadi dua bulan setelah audit yang menyatakan pembelian 3,1 hektare lahan Sumber Waras terindikasi merugikan negara Rp 191 miliar.
Menurut seorang sumber di BPK, serangan terhadap Ahok akan terganggu jika Jokowi turun tangan. Jamak diketahui jika Jokowi punya hubungan dekat dengan Ahok sejak keduanya terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta. Jokowi bahkan meminta pendapat Ahok tiap kali akan membuat keputusan penting.
Lobi Setya itu terjadi di sela pertandingan final Piala Presiden pada 18 Oktober lalu. Setya Novanto--yang duduk bersebelahan dengan Ahok-- menanyakan langsung persoalan Sumber Waras. Menurut orang dekatnya, Setya
menawarkan jasa untuk meredakan gonjang-ganjing Sumber Waras, tapi ditolak Ahok.
Ketika dikonfirmasi soal pertemuannya dengan Setya itu, Ahok hanya tertawa. Ia tak membenarkan atau menyangkal politikus Golkar itu pernah menanyakan soal Sumber Waras. Ahok hanya menjelaskan audit Sumber Waras dipakai banyak pihak untuk menjegalnya dalam pemilihan gubernur 2017. “Sumber Waras ini kan awalnya sentimen pribadi lalu dibawa ke ranah politik,” kata Ahok.
Di ranah politik, siapa yang memainkan audit ini? Tempo bertanya. Ahok menjawab: “Ada yang enggak pengin gue jadi gubernur lagi. Lu semua tahu kan banyak yang enggak suka sama gue gara-gara banyak perbaikan di DKI? Awalnya mereka pakai perkara korupsi uninterruptible power supply, tapi enggak mempan. Sekarang mereka pakai Sumber Waras.”
Gagal melobinya secara langsung, Setya Novanto menghubungi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia Luhut Binsar Pandjaitan. Pada awal November lalu, Luhut memang mengundang Ahok ke kantornya.
Di sana, ia meminta penjelasan soal audit Sumber Waras yang sedang hangat diberitakan. Namun Luhut membantah menghubungi Ahok karena dilobi Setya Novanto. “Saya tanya ke dia kenapa sampai ada masalah seperti ini,” ujar Luhut seperti dimuat majalahTempo edisi pekan ini. Menurut Luhut, Basuki menjawab dengan menjelaskan semua sudah sesuai dengan prosedur.
Setya menolak dikaitkan dengan urusan Sumber Waras. ”Jangan mengarang-ngarang cerita,” katanya. ”Saya tidak pernah berurusan dengan Sumber Waras.”