Kebakaran terjadi di pemukiman nelayan Suku Bajo di Gili (Bajo Pulo), tidak jauh dari Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (25/11), sekira pukul 18.15 Wita. Korsleting listrik diduga penyebab kebakaran yang menyebabkan 215 rumah terbakar.

“Kebakaran melahap 215 rumah dan hanya tersisa 9 rumah yang tidak terbakar, kebakaran semakin meluas dan sulit dipadamkan karena membakar stok bensin dan solar, yakni bahan bakar kapal untuk berlayar mencari ikan di setiap rumah nelayan, ”jelas Alfian, aktivis Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) NTB.

Tim Tanggap Darurat Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) NTB usai mendapatkan informasi langsung diterjunkan ke lokasi kebakaran membantu proses evakuasi, proses pengungsian serta mensuplai keperluan logistik para korban kebakaran.

Atas bencana yang cukup membuat syok para nelayan tersebut, Insan Nurrahman, Vice President ACT, mengucapkan belasungkawa atas musibah tersebut dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia, untuk saling menguatkan dengan saling membantu korban kebakaran.

“Mereka sangat membutuhkan uluran tangan dari kita, karena mayoritas korban tidak sempat menyelamatkan hartanya, semua ludes terbakar. Saat ini mereka membutuhan kebutuhan dasar seperti makanan siap saji, pakaian, personal hygine, karpet, tikar, kebutuhan bayi dan wanita, Dapur Sosial (Dapsos), layanan kesehatan dan kebutuhan korban lainnnya,” jelas Insan. Insan menambahkan ACT akan memenuhi kebutuhan korban dan akan segera membentuk posko dan krisis center untuk layanan trauma healing.

Menurut Insan ACT akan menindaklanjuti masa early recovery, dengan segera membangun shelter masjid, shelter sekolah dan shelter hunian, seperti Integrated Community Shelter (ICS), seperti yang sudah dibangun ACT di berbagai tempat bencana di Jawa dan Sumatera.

“Selanjutnya ACT akan bantu membangun kembali rumah-rumah korban kebakaran dan fasilitas umum, seperti masjid dan sekolah,” pungkasnya. (mhjr)

Express Donation