- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Hebat! pada Tahun Depan Rupiah melemah di atas 14.000 !


TS
indonesianpeopl
Hebat! pada Tahun Depan Rupiah melemah di atas 14.000 !
Quote:
Tahun depan, nilai tukar Rupiah diprediksi lewati Rp 14.000 per USD
Reporter : Novita Intan Sari | Rabu, 18 November 2015 18:15

Merdeka.com - Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 mencapai 5,2 - 5,4 persen. Konsumsi swasta akan kembali menjadi sumber utama pendorong ekonomi Indonesia, di mana diperkirakan akan tumbuh 5,3 persen atau lebih tinggi dibandingkan tahun ini yang diperkirakan mencapai 5 persen.
"Perekonomian Indonesia tahun ini hanya akan tumbuh 4,7 persen, namun diperkirakan tahun depan dapat tumbuh 5,2 persen sampai 5,4 persen," ujar Direktur Eksekutif CORE Hendri Saparini di Jakarta, Rabu (18/11).
Di sisi lain, konsumsi pemerintah juga berpotensi menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi tahun depan. Sementara secara global, pertumbuhan ekonomi tahun depan akan ditentukan tiga hal utama, yakni tingkat perlambatan ekonomi yang dihadapi oleh China, tekanan di pasar keuangan akibat kebijakan The Fed dan penurunan harga komoditas global.
"Dari tiga aspek tersebut, diperkirakan pertumbuhan ekspor Indonesia tahun depan masih tetap tertekan dengan pertumbuhan dua sampai tiga persen," jelas dia.
Soal nilai tukar Rupiah, dirinya memperkirakan di tahun depan akan lebih melebihi level Rp 14.000 per USD. Direktur Riset CORE Mohammad Faisal menjelaskan tekanan Rupiah akan datang akibat dari sentimen negatif dari perekonomian China serta kemungkinan bank sentral Amerika Serikat The Fed menaikkan tingkat suku bunga.
"Rupiah berpotensi melemah di atas Rp 14.000 per USD pada tahun depan," jelasnya.
Sektor perbankan juga diperkirakan akan tumbuh moderat dengan tetap mengalami koreksi sektoral. Kredit perbankan diprediksi lebih tinggi 18-20 persen, sementara dana pihak ketiga di kisaran 13-15 persen.
"Adanya perbaikan aktivitas ekonomi secara keseluruhan tahun depan, serta adanya perubahan prioritas pembangunan dan gejolak pasar dunia," lanjut dia.
Untuk inflasi, tahun depan diprediksi di kisaran 4-5 persen, dalam artian angka tersebut masih cukup terjaga dengan baik. Ada beberapa faktor yang berpotensi mendorong inflasi, seperti inflasi barang-barang yang dikendalikan pemerintah yang diprediksi mengalami peningkatan.
"Seperti kenaikan harga gas elpiji tabung, pencabutan subsidi listrik dan kenaikan cukai rokok dan potensi pelemahan kurs rupiah tahun depan masih akan memberikan kontribusi pada inflasi domestik,"
"Inflasi tahun ini hanya pada 2,5 - 3 persen atau di bawah target bank indonesia 3 - 5 persen. Tahun depan, inflasi cukup terjaga 4-5 persen," jelas dia.
[idr] http://www.merdeka.com/uang/tahun-de...0-per-usd.html
Reporter : Novita Intan Sari | Rabu, 18 November 2015 18:15

Merdeka.com - Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 mencapai 5,2 - 5,4 persen. Konsumsi swasta akan kembali menjadi sumber utama pendorong ekonomi Indonesia, di mana diperkirakan akan tumbuh 5,3 persen atau lebih tinggi dibandingkan tahun ini yang diperkirakan mencapai 5 persen.
"Perekonomian Indonesia tahun ini hanya akan tumbuh 4,7 persen, namun diperkirakan tahun depan dapat tumbuh 5,2 persen sampai 5,4 persen," ujar Direktur Eksekutif CORE Hendri Saparini di Jakarta, Rabu (18/11).
Di sisi lain, konsumsi pemerintah juga berpotensi menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi tahun depan. Sementara secara global, pertumbuhan ekonomi tahun depan akan ditentukan tiga hal utama, yakni tingkat perlambatan ekonomi yang dihadapi oleh China, tekanan di pasar keuangan akibat kebijakan The Fed dan penurunan harga komoditas global.
"Dari tiga aspek tersebut, diperkirakan pertumbuhan ekspor Indonesia tahun depan masih tetap tertekan dengan pertumbuhan dua sampai tiga persen," jelas dia.
Soal nilai tukar Rupiah, dirinya memperkirakan di tahun depan akan lebih melebihi level Rp 14.000 per USD. Direktur Riset CORE Mohammad Faisal menjelaskan tekanan Rupiah akan datang akibat dari sentimen negatif dari perekonomian China serta kemungkinan bank sentral Amerika Serikat The Fed menaikkan tingkat suku bunga.
"Rupiah berpotensi melemah di atas Rp 14.000 per USD pada tahun depan," jelasnya.
Sektor perbankan juga diperkirakan akan tumbuh moderat dengan tetap mengalami koreksi sektoral. Kredit perbankan diprediksi lebih tinggi 18-20 persen, sementara dana pihak ketiga di kisaran 13-15 persen.
"Adanya perbaikan aktivitas ekonomi secara keseluruhan tahun depan, serta adanya perubahan prioritas pembangunan dan gejolak pasar dunia," lanjut dia.
Untuk inflasi, tahun depan diprediksi di kisaran 4-5 persen, dalam artian angka tersebut masih cukup terjaga dengan baik. Ada beberapa faktor yang berpotensi mendorong inflasi, seperti inflasi barang-barang yang dikendalikan pemerintah yang diprediksi mengalami peningkatan.
"Seperti kenaikan harga gas elpiji tabung, pencabutan subsidi listrik dan kenaikan cukai rokok dan potensi pelemahan kurs rupiah tahun depan masih akan memberikan kontribusi pada inflasi domestik,"
"Inflasi tahun ini hanya pada 2,5 - 3 persen atau di bawah target bank indonesia 3 - 5 persen. Tahun depan, inflasi cukup terjaga 4-5 persen," jelas dia.
[idr] http://www.merdeka.com/uang/tahun-de...0-per-usd.html
hebat rupiah tahun depan gak bisa balik ke 14000

0
2K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan