Sebelumnya buat yang belum update, pelaksanaan Kongres HMI ke-29 di Pekanbaru kembali berujung ricuh. Dari berbagai media yang memberitakan kasus ini, semua sepakat kalo banyak keributan yang terjadi dalam rangkaian kongres ini. Mulai dari memblokir jalan, membakar ban di tengah jalansampai merusak halte bus; intinya sih oknum-oknum peserta kongres ini melakukan banyak perbuatan yang sifatnya merusak di Kota Pekanbaru sendiri.


Bahkan sebelum pelaksanaan, kongres HMI di Pekanbaru udah mengundang sorotan dari banyak pihak karena disokong oleh bantuan danasebesar Rp 3 Milyar dari Pemerintah Provinsi Riau. Dana yang diambil dari dana bantuan sosial dari APBD Riau itu jauh lebih besar dari dana yang dialokasikan untuk penanganan kebakaran hutan di provinsi tersebut yang hanya menyentuh angka Rp 1,4 Milyar.


Nggak cuma itu aja, ada laporan bahwa ribuan peserta dari Sulawesi memaksa menumpang kapal PT Pelnitanpa membayar dan sempat membuat keributan juga di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar. Ribuan peserta tersebut memaksa masuk ke dalam kapal tanpa membeli tiket. Hal ini membuat PT Pelni harus mengalah dan membiarkan mereka masuk untuk menghindari keributan yang lebih besar di pelabuhan.

Kericuhan nggak cuma itu aja, sempet beredar secara viral juga berita kasus makan-nggak-bayar yang dilakukan ribuan peserta kongres di suatu rumah makan di Pekanbaru. Peserta yang datang dalam sekitar 21 bus itu mampir untuk makan siang di suatu rumah makan, namun menolak untuk membayar setelah ditagih pemilik toko dengan tagihan total senilai Rp 12 Juta. Meskipun pada akhirnya kasus ini sudah terselesaikan karena tagihan dibayar alumnus, namun menurut ane tetep aja kasus beginian ini yang mencoret nama baik HMI sebagai perhimpunan yang harusnya berisi mahasiswa-mahasiwa yang intelek dan bertanggungjawab.

Yang bikin lebih miris lagi, kericuhan juga terjadi antara peserta kongres dan panitia. Bahkan, ricuh ini menyebabkan salah satu panitia terkena anak panah. Hal ini tentu mengundang banyak tanda tanya dong, anak panah darimane tuh?

Dan bener aja, setelah di-sweeping, polisi menemukan senjata apidan senjata tajam yang berserakan di penginapan peserta. Hal ini membuat 8 anggota kongres ditetapkan sebagai tersangka karena kepemilikan senpi dan sajam yang ilegal.

Kongres HMI sendiri udah bukan kali pertama rusuh. Kongres yang tahun ini dilaksanakan untuk membahas isu-isu strategis ini menjadi ironi karena diwarnai dengan banyak kejadian yang sama sekali nggak mencerminkan kedewasaan mahasiswa kaya yang udah ane beberin di atas. Kongres HMI pada 2013 yang dilaksanakan di Pondok Gede, Jakarta Timur misalnya; juga diwarnai dengan tindak anarkis anggota kongres yang melakukan pengrusakan terhadap Asrama Haji, tempat dilangsungkannya kongres, karena alasan tidak kebagian akomodasi. Kongres yang disebut-sebut sebagai kongres terlama dalam sejarah pelaksanaan kongres HMI itu dilaksanakan selama total hampir sebulan lamanya, karena diwarnai dengan skorsing dan interupsi pada saat jalannya kongres.