
Jakarta- Di tengah panasnya polemik soal katebelece atas nama Ketua DPR Setya Novanto yang dikirim ke Pertamina, Komisi VII menggelar rapat dengan PT Pertamina (Persero). Hanya saja, rapat itu berlangsung tertutup.
Rapat ini merupakan rapat dengar pendapat antara Panja Migas dengan Dirjen Migas dan Dirut PT Pertamina (Persero). Rapat yang berlangsung di Ruang Pansus C, Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (23/11/2015) ini beragendakan pembahasan hasil audit forensik Petral dan lain-lain.
Wakil Ketua Komisi VII Mulyadi memimpin rapat yang dihadiri Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto. ini. Tampak pula Ketua Komisi VII Kardaya Warnika memasuki ruang rapat.

Sebelumnya, anggota Komisi VII dari Fraksi Hanura, Inas Nasrullah mengatakan bahwa katebelece ini akan dipertanyakan ke Dirut Pertamina saat rapat hari ini . Inas merupakan salah satu dari 4 anggota DPR yang menggulirkan mosi tidak percaya ke Novanto.
"Nanti dalam RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Pertamina, kita akan minta telusuri apakah surat itu betul dari pimpinan dewan. Kalau dari pimpinan dewan kan kop suratnya katanya di kiri, tapi ini di tengah. Nanti diklarifikasi," kata Inas Nasrullah kepada wartawan, Sabtu (21/11/2015).
Pertamina menerima surat pengantar dari pejabat atau katebelece atas nama Ketua DPR Setya Novanto 19 Oktober 2015 lalu. Belakangan, pihak Setjen DPR menyebut katebelece itu palsu. Novanto juga membantah membuat katebelece itu.
Isi katebelece yang diterima Pertamina itu soal permintaan bantuan terkait negosiasi kontrak antara Pertamina dengan PT Orbit Terminal Merak terkait penyimpanan BBM. Ternyata, KPK sedang menyelidiki kontrak tersebut. Kontrak itu bermasalah karena tarif penyewaan tanki PT Orbit Terminal Merak dinilai kemahalan dan tak wajar.
Paling juga berakhir tanpa keputusan, paling gampang laporkan saja pembuat surat ke polisi sebagai pihak pemalsu dokumen negara