Pekanbaru - Dana Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke XXIX di Riau menelan dana Rp 7 miliar. Massa perserta Kongres HMI dari Indonesia Timur mengamuk karena tak diakomodasi penitia.

Ada sekitar 500-san kader HMI asal Makassar, Maluku, Papua, tiba tadi sore di Pekanbaru, Sabtu (21/11/2015). Mereka hadir, untuk meramaikan jalannya kongres dengan dana cukup fantastis itu.

Sesampaikan di Pekanbaru, Ibu kota Riau, mereka marah. Mereka mengaku dicueki panitia karena dianggap 'penggembira' dalam kongres. Mereka datang tak ada yang menyambut. Mereka datang, rekan-rekan mereka yang duduk di panitia tak memberinya makan.

"Percuma saja duit kongres banyak dan jumlahnya melebihi dari anggaran kongres yang sesungguhnya. Malah dananya lebih besar dari dana untuk korban asap di Riau ini. Tapi panitia tak becus, tempat menginap kami tak ada, makan pun kami tak dikasih," teriak pendomo para kader HMI tersebut.

Dalam perbincangan usai memblokir jalan di Pekanbaru, sejumlah kader HMI asal Indonesia Timur mengaku merasa sangat kecewa dengan pihak panitia. Mereka melakukan perjalanan darat dengan bus, tapi sesampainya di Pekanbaru, tak ada satu pun dari panitia memfasilitasi tempat penginapan dan makan.

"Sejak awal kami sudah melihat ada yang tidak bagus dengan pihak panitia. Kami datang dari Papua dengan kapal dan jalur darat sampai di Sumatera, tapi tak bisa berkomunikasi dengan panitia. Kita capek datang dari jauh-jauh, tapi panitia seperti ini menelantarkan kami. Kemana uang yang banyak dibuat panitia?," kata para pendemo marah.

Kini usai memblokir jalan, para peserta kongres terpaksa tidur di Gedung Gelanggang Remaja di Jalan Sudirman, Pekanbaru. Sementara ini mereka menginap di sana, sambil menunggu pihak panitia untuk mencarikan tempat penginapannya.

Untuk sekadar diketahui, kongres ini menelan dana Rp 7 miliar untuk pelaksanaan terhitung 22 sampai dengan 26 November. Dari dana Rp 7 miliar tersebut, Pemprov Riau memberikan dana bansosnya Rp 3 miliar. Pemberian ini menuai kritikan berbagai pihak.
(cha/hri)

http://news.detik.com/berita/3077216...k-diberi-makan