Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli menyatakan satu tahun pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak beruntung. Pasalnya, pemerintahan ini diwarisi setidaknya empat masalah defisit oleh pemerintahan sebelumnya.
Rizal menjelaskan, defisit pertama adalah defisit perdagangan. Pada beberapa tahun lalu, surplus perdagangan bisa mencapai 32 miliar dollar AS. Akan tetapi, dalam beberapa tahun belakangan kinerja neraca perdagangan terus merosot hingga mencapai angka negatif.
"Selain itu ada defisit transaksi berjalan yang memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah. Defisit lain adalah defisit neraca pembayaran," ujar Rizal di Jakarta, Rabu (18/11/2015).
Menurut Rizal, sebetulnya sejak tahun 1998 belum pernah terjadi sekaligus defisit transaksi berjalan dan neraca pembayaran.
Defisit lainnya disebut oleh Rizal adalah defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Keempat defisit ini menekan makroekonomi sehingga membuat ekonomi Indonesia mengalami koreksi karena saat ada booming komoditas beberapa tahun lalu tidak dilakukan perbaikan dan perubahan struktural, sehingga masalah muncul pada akhir 2014 dan 2015," jelas Rizal.
Masalahnya, dalam sembilan bulan pertama, nama-nama menteri yang ditunjuk Jokowi hanya dua atau tiga menteri dan sisanya adalah usulan tokoh-tokoh politik. Latar belakang inilah, kata Rizal, yang membuat Jokowi melakukan pergantian menteri kabinet atau reshuffle.
Hasil reshuffle dianggap Rizal telah memberikan dampak.
"Tadinya harapan sudah sangat merosot, kehilangan harapan dan ekspektasi positif, ditambah penjualan ritel turun 2 hingga 3 persen, rupiah melemah dan pertumbuhan ekonomi menurun," sebut dia.
"Di tiga bulan terakhir ekspektasi kembali mulai positif. Ekonomi mulai baik meski hanya 0,1 dan 0,2 persen. Rupiah juga mulai stabil," tambah Rizal.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/11/18/123700526/Rizal.Ramli.Satu.Tahun.Pertama.Pemerintahan.Jokowi.Terlilit.Empat.Defisit
Tahun depan jangan sampai defisit lagi pak