- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kursi Ketua DPR Setya Novanto Goyang Lagi, Bagaimana Ujungnya?


TS
namimi
Kursi Ketua DPR Setya Novanto Goyang Lagi, Bagaimana Ujungnya?
Quote:

Jakarta - Kursi Ketua DPR Setya Novanto bergoyang lagi setelah kasus pertemuannya dengan politisi Amerika Serikat (AS) Donald Trump selesai bergulir. Kali ini Novanto digoyang skandal pencatutan nama. Bukan main, yang dicatut adalah nama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sebelumnya, kasus pertemuan Novanto dengan Trump di Amerika Serikat telah diproses Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Seiring proses berjalan di MKD, muncul isu goyang-menggoyang kursi Novanto Cs.
Besarnya kritik dari luar maupun dalam DPR sendiri lalu memunculkan wacana revisi UU MD3 untuk kocok ulang pimpinan. PDIP Cs pun sempat meminta Novanto dan Fadli nonaktif selama proses persidangan MKD.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah gerah dengan wacana kocok ulang itu, dia malah mempersilakan kursinya diambil. Sementara itu, Fadli Zon menantang pihak-pihak yang berani mengambil posisinya. Meski begitu, wacana itu tidak menjadi nyata.
Isu itu benar-benar muncul meski dibantah kebenarannya oleh penggawa MKD. "Kocok ulang (reshuffle) apa? Seperti kopi saja dikocok ulang. Itu kan gosip. Semua bisa jadi gosip," kata Wakil Ketua MKD DPR dari PDIP, Junimart Girsang di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (8/9) kala itu.
Ketua MKD Surahman Hidayat juga membantah hal tersebut. Politisi PKS ini menyatakan peristiwa pertemuan Novanto Cs dengan Trump terjadi begitu saja dan MKD lantas memprosesnya tanpa ada maksud menggoyang kursi Ketua DPR Novanto.
Namun ternyata, ujung dari kasus ini antiklimaks. MKD tak memberi sanksi berat kepada Novanto dan penggawa DPR yang hadir di Trump Tower pada Kamis (3/9) lampau itu. Sanksi yang dijatuhkan kepada Novanto hanya berupa teguran, karena Novanto berkata 'yes, highly' kepada Trump. Bahkan Novanto sendiri tak pernah hadir di Ruang Sidang MKD, melainkan MKD-lah yang bertandang ke Novanto.
Keputusan MKD itu diambil lewat permufakatan di Ruang Rapat MKD, Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/10), secara 'in absentia' alias tanpa kehadiran teradu, dalam hal ini Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon.
"MKD memutuskan memberikan teguran agar lebih hati-hati ke depannya dalam menjalankan tugas," kata Surahmah Hidayat kala itu.
Kini, Novanto mengaku sudah sangat berhati-hati untuk melangsungkan pertemuan dengan bos PT Freeport Indonesia di Ritz Carlton pada 8 Juni lalu. Novanto mengaku diundang oleh Freeport kala itu.
"Ada penjelasan dari sana. Mereka menjelaskan berapa tenaga kerja, bagaimana komposisi, kontribusi ke pemerintah. Tapi tentu saya sudah mulai hati-hati dalam menyampaikan kepada beliau. Saya melihat ada beberapa hal yang saya sangat hati-hati. Baru terakhir ada pertemuan lagi. Tanggal 8 Juni di Ritz Carlton jam 4," kata Novanto kepada detikcom, Selasa (18/11) kemarin.
Namun sejumlah anggota DPR, bahkan juga ada yang dari Koalisi Merah Putih (KMP), juga sudah menginginkan Novanto mundur dari posisi Ketua DPR. Sebut saja Desmond Junaedi Mahesa dari Fraksi Partai Gerindra.
"Tidak ada pilihan bagi kami anggota DPR, kalau perlu gentleman dia mundur karena mempermalukan DPR," ucap Desmon di Gedung DPR kemarin.
Wakil Ketua Komisi III DPR dari Partai Demokrat Benny K Harman memandang nama baik DPR perlu diselamatkan. "Apabila betul, sebaiknya Setya Novanto segera mengundurkan diri dari DPR untuk nama baik DPR dan juga nama baik bangsa ini," kata Benny.
Desakan juga muncul dari rekan separtai Benny yang juga duduk di Komisi III DPR, Ruhut Sitompul. Ruhut mendesak MKD memberikan sanksi tegas sampai pencopotan. Ruhut juga menghembuskan isu agar pimpinan DPR dikocok ulang.
"Setelah kau tidak patuh MKD kemarin, ini sanksi berat karena itu kau harus di-antar waktu-kan (diberhentikan) dan kita semua demi menyelamatkan DPR dari kehancuran karena ulah kalian, segera kocok ulang lagi pimpinan DPR," tegas Ruhut.
Lalu bagaimana ujung dari penanganan kasus Novanto kali ini? Bagaimana pula jadinya bila terjadi pergantian kepemimpinan di DPR? Yang jelas, pertama-tama kini MKD sedang didesak untuk bekerja transparan dan tegas menangani kasus Novanto teranyar ini.
(dnu/rni)
http://news.detik.com/berita/3073847...imana-ujungnya
feeling gua sih dia akan jatuh dan bakal d gantikan sama yg namanya fadli zonk..

Zonk4DPR1
0
845
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan