- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
5 Tanda ini bisa jadi agan Memasuki Waktu yang Tepat Untuk Menikah


TS
akunku.dibanned
5 Tanda ini bisa jadi agan Memasuki Waktu yang Tepat Untuk Menikah


بِسمِ اللهِ الرحمٰنِ الرحيمِ

Quote:
Suka nyadar nggak, sih, kalo liat beranda Facebook, yang sering nongol itu kalo nggak notif ulang tahun temen –yang nggak kenal-kenal banget, foto anak bayi, atau foto temen nikahan. Yang terakhir ini, nih, bikin gemes, apalagi kalo udah sering terdengar pertanyaan dari keluarga, “Kapan nikah?”, “Kapan nyusul si anu?”, atau nyokap tiba-tiba bilang, “Mama be’em gendong cucu niiih, kamu hamilin siapa gitu..~”
Tapi, nikah itu nggak sembarangan. kimpoi sih gampang, tinggal, emm… ya gitulah pokoknya. Banyak pertimbangan dari berbagai aspek yang harus dipikirin sebelum memutuskan untuk menikah, misal biaya sewa gedung yang tiap tahunnya naik.
Namun, selain aspek-aspek eksternal, kamu harus melihat aspek internal di dirimu dulu sebelum memutuskan untuk menikah. Seperti imi gan
Tapi, nikah itu nggak sembarangan. kimpoi sih gampang, tinggal, emm… ya gitulah pokoknya. Banyak pertimbangan dari berbagai aspek yang harus dipikirin sebelum memutuskan untuk menikah, misal biaya sewa gedung yang tiap tahunnya naik.
Namun, selain aspek-aspek eksternal, kamu harus melihat aspek internal di dirimu dulu sebelum memutuskan untuk menikah. Seperti imi gan



Quote:
Pola pikir dewasa
Hubungan yang baik itu berawal dari pola pikir pasangan yang menjalaninya. Kalo pola pikir masih kayak bocah SMA yang labil, dikit-dikit ngambek dan selalu memaksakan ego sepihak tanpa memedulikan perasaan pasangan, ya berarti belum siap buat menikah. Bisa-bisa akad nikah pagi, sorenya udah minta cerai gara-gara ngambek BBM cuma di-read doang pas suaminya lagi sibuk.
Pola pikir dewasa yang Kanda maksud itu adalah, udah tau mana yang keinginan dan kebutuhan, udah bisa membagi prioritas, mampu menyelesaikan tanggung jawab dan kewajiban, menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, bisa mentoleransi kekurangan pasangan, mampu memahami pasangan luar-dalam, dan yang terpenting: berkomitmen dalam hubungan untuk mencintai seseorang untuk selamanya

Hubungan yang baik itu berawal dari pola pikir pasangan yang menjalaninya. Kalo pola pikir masih kayak bocah SMA yang labil, dikit-dikit ngambek dan selalu memaksakan ego sepihak tanpa memedulikan perasaan pasangan, ya berarti belum siap buat menikah. Bisa-bisa akad nikah pagi, sorenya udah minta cerai gara-gara ngambek BBM cuma di-read doang pas suaminya lagi sibuk.
Pola pikir dewasa yang Kanda maksud itu adalah, udah tau mana yang keinginan dan kebutuhan, udah bisa membagi prioritas, mampu menyelesaikan tanggung jawab dan kewajiban, menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, bisa mentoleransi kekurangan pasangan, mampu memahami pasangan luar-dalam, dan yang terpenting: berkomitmen dalam hubungan untuk mencintai seseorang untuk selamanya

Quote:
Usia siap
Meski banyak pro-kontra usia ideal menikah which is kembali kepada seseorang siap nikahnya umur berapa, tapi ternyata beberapa perhitungan ini memang patut dipertimbangkan demi pernikahan itu sendiri.
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), minimal usia menikah buat cewek itu 21 tahun dan cowok 25 tahun. Kalo dijabarkan secara keseluruhan bakal panjang banget. Singkatnya, umur itu cukup memengaruhi pola pikir dan kesiapan mentalnya berumah tangga.
Dalam pertimbangan lain, kita hitung-hitungan umur pernikahan dan anak kita nantinya:
Misal, Kanda menikah pada awal umur 25 tahun -> di umur 26 tahun udah punya 1 anak berusia setahun. Maka, ketika di umur 40 tahun, anak Kanda udah berusia 15 tahun.
Di sini mari kita pikirkan peran orang tua dalam mengasuh anak. Yang namanya umur, kan, kita nggak pernah tau Tuhan manggi kita kapann. Tapi, sebagai Ayah, tentunya Kanda sebisa mungkin harus mempunyai waktu untuk mendidiknya mulai dari kecil, remaja, hingga dewasa. Mengamati perkembangannya, menuntun langkahnya, serta mengawasi pergaulannya.
Setiap cita-cita orang tua itu, kan, pengin melihat kesuksesan anaknya sebelum menutup mata. So, umur dalam pernikahan itu memang harus dipertimbangkan supaya nggak terlalu muda, juga nggak terlalu tua. Yang dikhawatirkan adalah, kalo nikah dalam umur yang terlewat matang, nanti kamu nggak sempet melihat anakmu tersenyum bangga menyebut namamu di puncak kesuksesannya. :’)

Meski banyak pro-kontra usia ideal menikah which is kembali kepada seseorang siap nikahnya umur berapa, tapi ternyata beberapa perhitungan ini memang patut dipertimbangkan demi pernikahan itu sendiri.
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), minimal usia menikah buat cewek itu 21 tahun dan cowok 25 tahun. Kalo dijabarkan secara keseluruhan bakal panjang banget. Singkatnya, umur itu cukup memengaruhi pola pikir dan kesiapan mentalnya berumah tangga.
Dalam pertimbangan lain, kita hitung-hitungan umur pernikahan dan anak kita nantinya:
Misal, Kanda menikah pada awal umur 25 tahun -> di umur 26 tahun udah punya 1 anak berusia setahun. Maka, ketika di umur 40 tahun, anak Kanda udah berusia 15 tahun.
Di sini mari kita pikirkan peran orang tua dalam mengasuh anak. Yang namanya umur, kan, kita nggak pernah tau Tuhan manggi kita kapann. Tapi, sebagai Ayah, tentunya Kanda sebisa mungkin harus mempunyai waktu untuk mendidiknya mulai dari kecil, remaja, hingga dewasa. Mengamati perkembangannya, menuntun langkahnya, serta mengawasi pergaulannya.
Setiap cita-cita orang tua itu, kan, pengin melihat kesuksesan anaknya sebelum menutup mata. So, umur dalam pernikahan itu memang harus dipertimbangkan supaya nggak terlalu muda, juga nggak terlalu tua. Yang dikhawatirkan adalah, kalo nikah dalam umur yang terlewat matang, nanti kamu nggak sempet melihat anakmu tersenyum bangga menyebut namamu di puncak kesuksesannya. :’)

Quote:
Mapan
Sebenarnya, definisi kemapanan setiap orang itu berbeda. Tapi definisi kemapanan menurut Kanda itu, penghasilan kita udah bisa menghidupi dua orang, punya rumah, dan memiliki ‘bekal’ yang cukup untuk siap menikah, atau katakanlah, menikah dengan biaya sendiri.
Soalnya, nggak enak aja gitu kalo udah nikah tapi penghasilan aja nggak cukup untuk sekadar makan sehari-hari, tinggal masih serumah sama orang tua, dan nikah juga dibiayain sepenuhnya oleh orang tua. Malu. Masa udah punya pasangan hidup tapi masih menyusahkan orang tua?
Minimal menikah pakai uang sendiri dan udah punya rumah pribadi dulu deh. Kalo urusan rezeki untuk kebutuhan sehari-hari, inshaa Allah itu mengucur dari berkah pernikahan. Yang penting juga harus pinter-pinter berhemat dan mengontrol pengeluaran, juga menyesuaikan gaya hidup. Kalo buat makan aja masih kurang, ya jangan hedon.

Sebenarnya, definisi kemapanan setiap orang itu berbeda. Tapi definisi kemapanan menurut Kanda itu, penghasilan kita udah bisa menghidupi dua orang, punya rumah, dan memiliki ‘bekal’ yang cukup untuk siap menikah, atau katakanlah, menikah dengan biaya sendiri.
Soalnya, nggak enak aja gitu kalo udah nikah tapi penghasilan aja nggak cukup untuk sekadar makan sehari-hari, tinggal masih serumah sama orang tua, dan nikah juga dibiayain sepenuhnya oleh orang tua. Malu. Masa udah punya pasangan hidup tapi masih menyusahkan orang tua?
Minimal menikah pakai uang sendiri dan udah punya rumah pribadi dulu deh. Kalo urusan rezeki untuk kebutuhan sehari-hari, inshaa Allah itu mengucur dari berkah pernikahan. Yang penting juga harus pinter-pinter berhemat dan mengontrol pengeluaran, juga menyesuaikan gaya hidup. Kalo buat makan aja masih kurang, ya jangan hedon.


Quote:
Udah mengantongi restu orang tua
Restu orang tua juga bisa dikatakan adalah tanda kamu udah memasuk waktu yang tepat untuk menikah. Ya kalo belum dapet restu, jangan sekali-kalinya deh nekat menikah. Restu bukan selalu soal persetujuan orang tua terhadap pasangan yang kamu miliki, tapi juga apakah orang tua udah rela melepasmu untuk mempunyai kehidupan sendiri.
Orang tua yang belum merestui anaknya menikah pasti ada beberapa faktor pertimbangan. Antara lain, bisa karena nggak setuju sama pasanganmu, tau mental kamu belum siap menjalani kehidupan rumah tangga, dan juga menunggu sampai kamu siap lahir-batin untuk menikah.
Soal restu terhadap pasangan, ini kadang juga menjadi masalah yang cukup pelik. Orang tua biasanya memegang teguh nilai-nilai tertentu sehingga nggak memberi restu. Umumnya karena pasanganmu beda keyakinan, berbeda adat, dan nggak suka pasanganmu secara personalitas.
Sebaiknya cari pasangan yang keyakinannya sama, adatnya sesuai, dan personalitas yang diharapkan orang tuamu deh, biar nantinya nggak kepentok restu. WKWKWK~

Restu orang tua juga bisa dikatakan adalah tanda kamu udah memasuk waktu yang tepat untuk menikah. Ya kalo belum dapet restu, jangan sekali-kalinya deh nekat menikah. Restu bukan selalu soal persetujuan orang tua terhadap pasangan yang kamu miliki, tapi juga apakah orang tua udah rela melepasmu untuk mempunyai kehidupan sendiri.
Orang tua yang belum merestui anaknya menikah pasti ada beberapa faktor pertimbangan. Antara lain, bisa karena nggak setuju sama pasanganmu, tau mental kamu belum siap menjalani kehidupan rumah tangga, dan juga menunggu sampai kamu siap lahir-batin untuk menikah.
Soal restu terhadap pasangan, ini kadang juga menjadi masalah yang cukup pelik. Orang tua biasanya memegang teguh nilai-nilai tertentu sehingga nggak memberi restu. Umumnya karena pasanganmu beda keyakinan, berbeda adat, dan nggak suka pasanganmu secara personalitas.
Sebaiknya cari pasangan yang keyakinannya sama, adatnya sesuai, dan personalitas yang diharapkan orang tuamu deh, biar nantinya nggak kepentok restu. WKWKWK~


Quote:
Punya pasangan
Ya gimana udah mau nikah kalo belum punya pasangan? Yakali kamu jomlo terus maksain nikah sama pegangan panci, udah gitu ijab kabulnya sama Sim-simi. Aduuuh
Enggak deng. Nggak sesempit itu. Maksudnya punya pasangan itu, kamu punya pasangan yang udah siap dibawa ke jenjang pernikahan, siap menemani sampai embusan napas terakhir, siap memenuhi kebutuhanmu, siap untuk menjalani suka dan duka, dan juga siap diajak berjuang bersama. Ahzeg~

Ya gimana udah mau nikah kalo belum punya pasangan? Yakali kamu jomlo terus maksain nikah sama pegangan panci, udah gitu ijab kabulnya sama Sim-simi. Aduuuh

Enggak deng. Nggak sesempit itu. Maksudnya punya pasangan itu, kamu punya pasangan yang udah siap dibawa ke jenjang pernikahan, siap menemani sampai embusan napas terakhir, siap memenuhi kebutuhanmu, siap untuk menjalani suka dan duka, dan juga siap diajak berjuang bersama. Ahzeg~


Quote:
Begitulah kiranya tanda-tanda kamu memasuki waktu yang tepat untuk menikah. Karena menikah itu berarti kamu udah siap menjalani kehidupan baru dan setia kepada satu orang saja dalam segala kondisi.
sekian treat dari ane kurang lebihnya mohon di maklumi
sekian treat dari ane kurang lebihnya mohon di maklumi

0
4.6K
Kutip
31
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan