Filosofi Kere Hore Audiophile:
Kere Hore... Adalah sebutan bagi mereka yg menginginkan kualitas Hore dalam harga yg ekonomis.
Selama ini hobby audio identik dengan satu kata: Mahal! Nah, istilah kere hore yang dipopulerkan di au id, tampil sebagai "idiom" baru untuk menggeser paradigma Hobi Audio Identik dgn Mahal.
Spirit utama dari hobi audio - baik itu kere hore mania maupun para fanatik merek2 yang ternama - sebenarnya sama saja: Mencari SQ demi mencapai
EARGASM (yang diakui oleh para hobiist tsb tidak ada batasnya). Namun tidak semua orang mampu menikmati hobi tersebut jika mereka sudah berhadapan dengan kenyataan bahwa hobi ini menuntut banyak hal dari kita. Kebanyakan kendalanya adalah keterbatasan budget. Sennheisser misalnya, cans entry level mereka di segmen binaural (PX 80 dan PX 100) masih berkisar di atas harga ratusan ribu. Belum lagi earbud dan IEMnya. Waduh, kalo gitu anak istri saya harus makan apa besok kalau saya mau upgrade cans?
Apakah "kere hore" itu 'aib' bagi hobiist audio? Saya rasa tidak. Kere hore merupakan semangat baru dalam dunia audio, yang dengan natural hendak memberikan solusi bahwa EARGASM mampu dinikmati oleh semua kalangan. Kita-kita ini, para kere hore mania, tidak usah gensi dengan merek "kajol" yang kita gunakan. Soalnya orientasi kita bukan gengsi, tapi SQ dan harga.
Jika anda seorang basshead, misalnya, coba bandingkan Mdisk MD D3 dengan cans2 lain yang seharga beberapa kali lipat di atasnya seperti sonic gear earpump. Mereka yang mencari kualitas bass, pasti senang dengan Mdisk, padahal harganya 4 kali lipat lebih murah.
Anda pasti terkejut jika tahu kenyataan ini. Tidak dapat dipungkiri, bahwa para pemegang trade mark bergengsi, seperti misalnya Sennheiser, Samsung, iRiver, dll, sering memberikan lisensi dan desain prototype bagi pabrikan lain untuk membuat cans mereka secara massal. Lho, apakah mereka tidak bisa memproduksi sendiri? Hmm... bukan gitu, mereka juga menerapkan prinsip ekonomi dalam berdagang. China adalah gudangnya, dimana teknologi sangat berkembang maju, tenaga kerja handal namun dibayar dengan upah yg sangat murah... ! Hayoo... Sandisk Sansa adalah merek dari USA tapi produksinya di china... Samsung pun begitu... Di china, cans2 yang kita kenal sebagai line up dBe namanya Sound Magic lho

Di china banyak pabrik2 earphone yang mengerjakan orderan satu atau dua merek terkenal.... disamping merek buatan mereka sendiri - jika pabrik tsb lagi tidak ada order dari para pemegang lisensi.
nah, merek buatan sendiri inilah yang seringkali berharga murah, tidak terkenal, namun bisa bersaing secara kualitas dengan merek2 yang sudah ada. Atau seringkali, ada merek2 terkenal yang tidak lolos dalam kontrol standar kualitas... itu dia yg dijual mas perfect copy.
Jadi sebenarnya, para produsen tsb juga memiliki prinsip "kere hore" dalam memproduksi barang2 mereka. Bagaimana menekan harga produksi serendah2nya, dan mendapatkan keuntungan setinggi2nya.
Murah tidak selalu berarti murahan. Di luar sana banyak merek2 asing berharga murah yang seringkali lepas dari pengamatan kita tapi kualitasnya tidak boleh dianggap cemen.
Pada akhirnya penilaian akan dikembalikan sama kuping masing2.
credit to: staf ahli omekimai
Renungan Kere Hore:
Quote:
Original Posted By omekimai►Abis liat review2 amp di sini:
http://www.audiophile-id.com/index.p...p?topic=3865.0 . Trus saya jadi merenung di dini hari.
Welcome to the club! Dimana racun-racun bertebaran. Racun bagi dompet anda, tapi madu bagi telinga anda. Dan ketika masuk di dunia audio, rasanya sulit untuk mencapai pensiun jika kita belum "mengenal" siapa diri kita dan apa yang kita cari. I mean, untuk berkata, "
Ok, pencarian saya berhenti sampai di sini!" adalah sebuah kata yang sulit untuk diucapkan dalam dunia audio. Bukan berarti tidak mungkin kita melakukannya, tapi setidaknya kita membutuhkan begitu banyak kontemplasi untuk mencapainya. Dengan begitu kita bisa menghemat begitu banyak dana dan waktu. Pembelanjaan kita untuk upgrading setup pun jadi lebih terarah.
Langkah paling pertama yang wajib dilakukan adalah kenali genre musik yang paling diminati. That's it! Identitas anda yg paling sejati dalam dunia audio ditentukan oleh kecenderungan anda dalam memilih genre musik. Dalam hal ini, kita mengkotak-kotakkan diri kita dgn orang lain walaupun dia memiliki rig dan setup yang sama dgn kita. Saya dan pak lurah mungkin sama-sama punya Sansa Clip+, tapi selera musiknya beda. Pak lurah mungkin lebih menikmati lagu A, sedangkan saya lebih menikmati jenis lagu B. Nah, selera inilah yg (seharusnya) menjadi penentu apa yang akan kita beli.
Langkah selanjutnya yg mungkin paling sulit untuk dilakukan adalah berkenalan dengan berbagai jenis rig atau setup2 yang bisa memuaskan selera anda. Tidak semua cans yg mahal bisa memuaskan anda, kita semua pasti udah tau. Inilah pentingnya memperkaya wawasan dengan membaca review. Jangan hanya termakan oleh hype.... lakukan audisi dan komparasi, lalu putuskan yg mana yg akan dipilih. Jangan sampai anda jadi ababil hanya karena si A bilang cans ini bagus namun anda melupakan "identitas" anda atau musik yg anda suka. Langkah lebih maju, ikuti gathering.
Menentukan seberapa jauh anda ingin/akan "terjerumus" dalam dunia audio juga penting. Di sini kita sudah masuk ranah idealisme. Apakah cuma jadi orang yang masuk sesaat di dunia audio lalu berhenti ketika sudah mencapai suatu level eargasm, ataukah anda benar-benar serius mau menekuninya? Memang sih, menyenangkan ketika kita menikmati proses naiknya level eargasm kita, tapi dompet juga yg merana.
At the end, budgeting. Dan disinilah semangat kerehore datang untuk memberi solusi. Jika saya memilih untuk menekuni dunia audio sama saja jika saya bertanya: "Seberapa jauh saya mesti nyediain budget buat beli rig?" Walaupun sebenarnya tidak ada batasan dalam budgeting, dan yang menentukan batasannya adalah diri sendiri, akan tetapi tidak semua orang memiliki kemampuan finansial yang kuat. Lakukanlah upgrade hanya ketika keadaan finansial anda memungkinkan. Jangan memaksakan diri. Dalam dunia audio, disamping butuh kesabaran, juga sangat diperlukan manajemen keuangan yang cerdas.
Moga ini bisa menjadi bacaan yg berguna. Cheers....
Mutiara Kere Hore:
Quote:
Original Posted By omekimai►Sangat setuju dgn pernyataan ini! Dulu tuh waktu gw baca review hippo amp, gw kesengsem abis. But, ternyata review tsb membuat ekspektasi gw berlebihan.
Tiap orang berbeda2 dalam memilih "penekanan" kata2 dalam membuat review. So, bukan hanya racun yg perlu diberi rating, tapi reviewernya juga.
Dalam soal DAP, gw suka reviewnya anthony tumiwa, don dari medan. Disamping dia punya banyak koleksi, dia juga memiliki kecenderungan menyukai warna "bright" dari sebuah racun. Waktu dia bilang "newman seri X itu suaranya seperti cowon." so, kita ada alternatif racun.
Untuk ketelitian dalam mereview, gw suka banget The Gunslinger, member au id di Singapore. Benar-benar detil dan apa adanya.
Sedangkan untuk kuping emas, beberapa member di au id jg bisa dijadikan referensi. Salah satunya goldpocket, stefanusj, tingm, dll.
Kalau di sini, gw suka stylenya om james, bignut, dan pak lurah... om poldar gw suka gayanya yg ringkas dalam memilih racun. Bukan berarti yg lain gw ga suka..... smuanya mantap abis... calon2 AOTM: (Ababil Of The Month) ____
