Jerman

Jerman secara resmi menyerah kepada Sekutu pada 8 Mei 1945 setelah Instrumen Penyerahan Tanpa Syarat Jerman ditandatangani oleh Komandan
Wehrmacht(Angkatan bersenjata Jerman masa Perang Dunia II), Marsekal Wilhelm Keitel. Setelah itu, Jerman dibagi menjadi empat daerah pendudukan oleh AS, Inggris, Prancis, dan Uni Soviet. Bagian yang diduduki Uni Soviet (kecuali Berlin Barat) menjadi Republik Demokratik Jerman atau Jerman Timur pada 7 Oktober 1949. Sisanya menjadi Republik Federal Jerman atau Jerman Barat pada 23 Mei 1949. Keajaiban ekonomi Jerman dimulai dengan pengenalan mata uang Jerman Barat, Deustchemark pada 20 Juni 1948. Selanjutnya, Jerman Barat menerima bantuan
Marshall Plan dari Amerika Serikat dalam bentuk investasi. Jerman Barat bergabung dengan
European Coal dan Steel Community pada 1951 yang menjadi cikal bakal Uni Eropa sekarang. Selanjutnya, ekonomi Jerman Barat mengalami masa pertumbuhan yang stabil dan mengesankan. Kredibilitas Bundesbank, bank sentral Jerman menjadikan Deustchemark sebagai mata uang yang cukup kuat menghadapi inflasi dibandingkan negara Eropa lainnya. Jerman Barat dikenal sebagai eksportir mobil kelas atas dan peralatan presisi. Salah satu ikon keajaiban ekonomi Jerman adalah Volkswagen Bettle atau VW Kodok yang menjadi salah satu mobil terlaris sepanjang masa. Penyatuan Jerman pada 3 Oktober 1990 sempat mengganggu jalannya keajaiban karena ketimpangan antara Jerman Barat dan Jerman Timur yang sangat mencolok saat penyatuan. Namun, Jerman tetap menjadi kekuatan ekonomi yang dominan di Eropa kini bahkan memberi banyak bantuan ekonomi untuk negara anggota Uni Eropa lainnya.
Jepang

Jepang diduduki Amerika Serikat antara tahun 1945 dan 1952. Selama periode itu, Jepang mulai menerima dengan terbuka segala pengaruh dan budaya Barat yang masuk terutama dari Amerika meski sejak zaman Meiji hal tersebut sudah terjadi. Namun, mereka tetap mempertahankan budaya tradisional mereka. Jepang kembali berdaulat setelah Perjanjian San Fransisco ditandatangani. Namun, Okinawa baru kembali ke tangan Jepang pada 1972. Keajaiban ekonomi Jepang dimulai pada 1950-an. Didukung budaya disiplin dan kerja keras rakyat Jepang serta etos kerja yang baik, Jepang mampu memulihkan perekonomian negaranya. Sektor otomotif dan elektronik menjadi tulang punggung industri Jepang. Ekspor Jepang merambah seluruh dunia, termasuk Indonesia. Produksi baja besar-besaran pada dekade 1960-an membuat ekonomi Jepang tumbuh rata-rata 10%/tahun selama periode itu. Kenaikan harga minyak yang drastis pada 1973 dan 1979 sempat memukul Jepang yang sangat tergantung pada impor untuk kebutuhan energinya, terutama minyak mentah. Namun pada 1980-an, Jepang kembali kepada kegemilangan ekonominya. Nilai tukar yen yang relatif rendah membuat barang ekspor Jepang murah dan surplus perdagangan Jepang sangat tinggi (mirip seperti Tiongkok saat ini). Karena hal ini, Perjanjian Plaza ditandatangani pada 22 September 1985. Isinya, membiarkan dolar melemah agar defisit perdagangan AS bisa ditekan. Kemudian, terjadi gelembung harga aset terutama tanah di Jepang. Keajaiban ekonomi Jepang pun berakhir bersamaan dengan meletusnya gelembung ini pada 1990. Jepang jatuh dalam resesi pada 1990-an ("Dekade yang Hilang"). Stagnasi ekonomi Jepang bahkan masih berlanjut hingga sekarang. Namun, Jepang sudah menjadi negara maju saat resesi pecah dan menjadi negara yang paling berhasil mengekspor budayanya ke seluruh dunia selain Amerika Serikat.
Korea Selatan

Korea lepas dari pendudukan Jepang setelah 35 tahun pada 1945. Korea dibagi dua oleh PBB. Bagian utara diurus Uni Soviet dan bagian selatan diurus Amerika Serikat. Perang Dingin yang saat itu dimulai membuat Korea terpecah. Pada 9 September 1948, bagian yang diurus Soviet menjadi Republik Demokratik Rakyat Korea atau Korea Utara. Bagian yang diurus AS menjadi Republik Korea atau Korea Selatan pada 15 Agustus 1948. Pada 1950, Perang Korea pecah. Pada 1953, perang berakhir dengan gencatan senjata. Perang membuat Korea Selatan tahun 1950-an sangat miskin. Pembangunan ekonomi Korea Selatan dimulai pada 1960-an pada masa Park Chung-hee. Pemerintah Korea Selatan memberikan perlindungan dan dukungan bagi industri dalam negerinya agar mampu bersaing dengan negara lain, terutama industri otomotif dan manufaktur.
Chaebol(konglomerat Korea Selatan) seperti Samsung dan LG juga ikut berperan dalam kemajuan ekonomi yang disebut "Keajaiban di Sungai Han". Pendidikan juga menjadi faktor kunci kemajuan ekonomi Korea Selatan. Bahkan, sistem pendidikan Korea Selatan adalah salah satu yang terbaik di dunia saat ini.
Mindset untuk lebih membanggakan produk lokal juga membuat industri Korea bisa bersaing dan tumbuh berkembang. Korea Selatan juga sempat terpukul oleh krisis finansial Asia tahun 1998. Namun, mereka mampu pulih dengan cepat bahkan kini termasuk ke dalam 15 negara dengan ekonomi terbesar dunia dan Produk Domestik Bruto di atas US$1 triliun.
Tiongkok

Tiongkok memulai reformasi ekonomi pada 1978 di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping. Bermodalkan upah tenaga kerja dan biaya produksi yang rendah, Tiongkok sukses menarik banyak perusahaan global untuk berinvestasi di negerinya. Tiongkok menjelma menjadi kekuatan dunia dalam waktu 30 tahun. Sejak 2009, Tiongkok menggantikan Jepang sebagai ekonomi terbesar kedua dunia. Tiongkok menjadi eksportir terbesar di dunia dan hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia, mengalami defisit perdagangan dengan Tiongkok. Produk Tiongkok merambah segala macam mulai dari pakaian, makanan, mainan anak, dan elektronik. Tiongkok terkenal mampu menciptakan produk tiruan atau KW dengan harga super miring. Semua ini juga didukung oleh nilai tukar yuan yang rendah sehingga harga barang Tiongkok menjadi rendah. Tiongkok juga diprediksi dapat menggantikan Amerika Serikat sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Demikian beberapa kisah keajaiban ekonomi setelah Perang Dunia II. Perang memang membawa bencana dan kehancuran bagi siapapun maupun negara manapun yang terlibat. Kemampuan negara-negara tersebut untuk bangkit dari keterpurukan dapat menjadi inspirasi bagi negeri kita yang masih berjuang untuk mencapai taraf pembangunan yang maju. Demikian
ane kali ini. Terima kasih telah membaca dan semoga hari agan menyenangkan.