Liputan6.com, Jakarta Penampilan wasit Nur Holisah sedikit berbeda dengan wasit-wasit wanita yang pernah bertugas di sepak bola Indonesia. Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tetap mengenakan jilbab saat menjalankan tugasnya sebagai pengadil lapangan.

Wajahnya yang cantik plus perawatan tubuh yang rutin membuatnya tetap bersinar meski bertugas di bawah terik matahari. Tak salah, bila beberapa pemain pun tergoda untuk mendekatinya. Bahkan tak jarang saat pertandingan masih berlangsung.

Saat ditemui Liputan6.com, Nur menceritakan salah satu pengalaman uniknya saat bertugas sebagai hakim garis. "Waktu itu saya jadi hakim garis. Lucu kejadiannya," kata Nur mengawali kisah unik yang dialaminya saat bertugas.

"Jadi bolanya sebenarnya tidak mengarah ke saya, tapi dia malah lari dan menabrak saya hingga terjatuh," sambungnya.

Nur memang tidak marah. Namun mantan atlet atletik asal Bekasi tersebut menjadikan insiden itu sebagai pelajaran. "Kalau soal jodoh di lapangan, saya belum pikirkan. Yang jelas sekarang saya sedang single," ungkapnya sambil tertawa.

Di Indonesia, wanita yang berprofesi sebagai wasit memang masih tergolong langka. Menurut Nur, saat ini baru ada sekitar 11 wasit wanita dan sebagian besar masih belisensi C2. Nur juga mengaku masih mengantongi lisensi C2 (tingkat provinsi). Niatnya untuk meningkatkannya menjadi C1 terganjal kondisi PSSI yang tengah dibekukan oleh pemerintah Indonesia.

"Saya sih tetap berharap punya lisensi C1 agar bisa memimpin laga ISL. Kalau bisa saya teruskan ambil lisensi FIFA."

Niat Nur menekuni profesi sebagai wasit sebenarnya sempat dipertanyakan oleh pihak keluarga. Namun dia tetap teguh pada pendiriannya. Untuk mendapatkan lisensi perwasitan, dia pun harus merogoh kocek sendiri untuk kursus. (Simak kisah lengkapnya pada tautan ini). Saat ini Nur aktif memimpin pertandingan di sejumlah turnamen anak-anak maupun dewasa. (Rco/Tho)

http://bola.liputan6.com/read/236366...ijahili-pemain