- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Batik Air Tergelincir, Anggota FPKS DPR ini Usul Yogya Segera Bangun Bandara Baru


TS
namimi
Batik Air Tergelincir, Anggota FPKS DPR ini Usul Yogya Segera Bangun Bandara Baru
Quote:

Jakarta - Insiden Batik Air tergelincir disebut anggota FPKS DPR Sukamta karena terkait juga dengan luas Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Karena itu dia mengusulkan agar Yogya segera merealisasikan pembangunan bandara baru yang lebih memadai.
"Panjang runway bandara Adisucipto yang hanya sekitar 2.200 m, termasuk pendek untuk pendaratan pesawat besar seperti pesawat internasional, serta keterbatasan tempat parkir pesawat. Karenanya, kita memang butuh bandara baru," jelas Sukamta, Sabtu (7/11/2015).
Menurut dia, penyeba pasti tergelincirnya Batik Air, kemungkinan karena kombinasi beberapa faktor seperti landasan yang memang licin saat hujan, ditambah lagi landasan yang bisa dikatakan tidak panjang, sehingga pilot ketika mendaratkan pesawat langsung mengerem secara kuat.
"Kalau landasan basah oleh hujan, lalu mengerem secara kuat, ya sangat mungkin untuk tergelincir. Sedangkan untuk memperpanjang landasan sepertinya sulit, karena bangunan di sekitar Adi Sutjipto memang sudah padat. Ditambah lagi di sisi timur terkendala adanya bukit Boko yang merupakan prasasti sejarah yang tidak bisa begitu saja diratakan. Alternatifnya ya memang dengan menambah bandara baru di area baru," tuturnya.
Menurut dia, bandara Adi Sutjipto sepertinya akan terus menampung beban yang kian bertambah, karena data jumlah penumpang pada tahun 2013 saja sudah mencapai 5 juta orang. Ini menyebabkan penumpukan. Menurut data statistik jumlah penumpang di Bandara Adi Sutjipto terus meningkat dari waktu ke waktu. Banyak maskapai penerbangan yang ingin menambah jumlah penerbangan dari dan menuju Yogyakarta terpaksa ditolak karena keterbatasan lahan yang sempit.
"Dengan kondisi itu lalu lintas take off dan landing saat ini saja banyak pesawat yang terpaksa berputar sekitar 20 menit sebelum landing karena menunggu antrian. Ini jelas sangat merugikan waktu dan kenyamanan penumpang. Sedangkan bagi maskapai masih harus berpikir dengan meningkatnya cost bahan bakar. Belum lagi kondisi di dalam ruang tunggu atau ruang kedatangan yang sangat padat. Bahkan jumlah calon penumpang sepertinya terkadang lebih banyak daripada jumlah tempat duduk," jelas dia.
Namun diakuinya, untuk merealisasikan pembangunan bandara baru tersebut kita juga menghadapi hambatan yang tidak mudah, khususnya terkait pembebasan tanah. Memang di negara-negara berkembang salah satu hambatan pembangunan adalah soal pembebasan lahan.
"Ya mudah-mudahan insiden Batik Air ini membuka hati kita semua bahwa Yogyakarta memang butuh bandara yang baru dengan luas yang memadai. Semoga juga jadi cambuk untuk kita memperjuangkannya bersama-sama," harap anggota DPR RI dari Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta ini.
(dra/dra)
http://news.detik.com/berita/3064898...n-bandara-baru
oo dari fraksi PKS ya.. pantes g tau klo jogja memang mau bangun bandara baru hanya masalahnya masih d pembebasan lahan..

0
1.1K
Kutip
6
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan