KARO – Warga sekitar Gunung Sinabung saat ini kesulitan air bersih. Pasalnya, dampak luapan lahar dingin Sinabung menyebabkan kerusakan jaringan pipa air. Hal itu seperti yang terjadi di Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo. Akibatnya, warga terpaksa memanfaatkan air tadah hujan atau air sungai yang sudah bercampur lahar dingin untuk kebutuhan sehari-hari.

Dari lapangan, relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Susanto Ginting melaporkan, penggalian sumber air bersih sangat mendesak saat ini. Sejumlah harian lokal juga melaporkan nyaris semua desa-desa di lereng Gunung Sinabung mengalami krisis air.

“ Air bersih bagi warga korban erupsi menjadi langka sejak tahun 2013. Pengadaan sumber air bersih, dengan membangun sumur permanen sangat diperlukan, dan solusi penting bagi warga korban erupsi. Terlebih kita belum mengetahui kapan masa erupsi Gunung Sinabung akan berakhir. Ketersediaan air bersih sangat vital,” ujar Santo, panggilan akrabnya, kepada ACTNews, Senin (2/11).

Sementara itu Vice President ACT Insan Nurrohman mengatakan Program Wakaf Sumur ACT bisa menjadi solusi krisis air warga korban Sinabung.

“ Program Wakaf Sumur menjadi solusi jangka menengah di lokasi bencana erupsi Gunung Sinabung ini. Sementara untuk emergency, kita melanjutkan Program Alirkan Bahagia dengan mendistribusikan air bersih langsung ke rumah-rumah warga yang membutuhkan,” ujar Insan.

Insan mengatakan saat ini pihaknya sedang mengkalkulasi kebutuhan pembangunan sumur, yang penggaliansumber mataairnya bisa mencapai 80-100 di bawah permukaan tanah. Insan berharap publik bisa membantu warga korban erupsi Sinabung dengan menjadi wakif Wakaf Sumur.

Sumber:Aksi Cepat Tanggap